Yang juga patut dihindari, jangan sampai atas nama demi kebaikan anak, orang tua justru memegang kendali atas anaknya. Segala sesuatu yang dilakukan pada anaknya, ternyata demi reputasi diri orang tua. Orang tua sekuat tenaga membuat anaknya menjadi sukses, tetapi itu untuk memenuhi hasrat dan harapan pribadinya tanpa mempedulikan keinginan dan kebutuhan anak. Akhirnya, anak digunakan sebagai alat pemuas impiannya.
Menurut Vera Itabiliana, psikolog anak dan remaja, orang tua seperti ini tergolong sebagai orang tua narsistik. Mereka "merasa dirinyalah yang berjasa untuk anak, cenderung ingin anak berada di bawah bayang mereka, dan tak ingin anaknya lebih mandiri," tulisnya.
Ilustrasi hubungan ayah dan anaknya (Sumber: Freepik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H