Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangga Buatan Indonesia Di Tengah Perang Produsen AMDK

25 Juni 2023   18:13 Diperbarui: 25 Juni 2023   18:22 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantry menjadi satu tempat tujuan pertama saya ketika masuk kantor. Kali ini ada yang berbeda di pantry. Warna galon air yang biasa nangkring di atas dispenser tidak seperti biasanya.

"Bos udah perintahkan ganti merk," saut office boy kantor yang melihatku kaget.

Seorang rekan kerja menimpali, "Kata Bos, galon yang sebelumnya mengandung BPA. Bahaya untuk kesehatan. Lagian yang baru lebih murah. Itu katanya loh ya."

Saya sejenak berpikir, ternyata perang iklan yang dilancarkan produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) beberapa waktu belakangan mulai berimbas ke hidup saya. Karena untuk air minum di rumah, saya pakai air rebusan atau hasil filtrasi tanpa dimasak.

Isu galon dalam AMDK ini mengangkat kembali pertanyaan besar dalam diri saya, terkait konten iklan atau anjuran di produk AMDK. Dalam petunjuk penyimpanan, selalu dikatakan sebaiknya botol/ galon/ kemasan air minum tidak terpapar matahari langsung. Padahal, hampir setiap hari saya melihat truk yang berisi galon air melenggang di jalan tol di siang hari tanpa penutup apapun.

Bermula dari sinilah saya mencoba menggali informasi terkait seberapa aman mengkonsumsi AMDK, khususnya yang galon. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo saat ini ada dua jenis galon yang beredar di pasar. Pertama galon air minum dengan bahan plastik polikarbonat dan kedua adalah galon dengan plastik PET.

Polikarbonat adalah plastik keras yang mengandung bahan kimia Bispenol-A (BPA). Sudah lama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuka ke publik potensi bahaya kesehatan terkait BPA ini. Menurut Deputi Bidang Pengawasan Pangan BPOM, Rita Endang, setidaknya ada tujuh jenis penyakit terkait bahaya bahan kimia BPA. "BPA bekerja dengan mekanisme endocrine disruptor, khususnya hormon estrogen," kata Rita.

Sumber lain berdasarkan laporan penelitian Human Consumption of Microplastics yang dirilis American Chemical Society (ACS), menyebutkan barang konsumsi harian yang paling banyak mengandung mikroplastik adalah air minum kemasan, dengan estimasi rata-rata kandungan sebanyak 94,37 partikel mikroplastik per gram/liter/meter kubik. Ada banyak potensi bahaya mikroplastik, seperti gangguan pernapasan, memicu pertumbuhan tumor, penghambat sistem imun, dan mengganggu sistem reproduksi.

Jika galon polikarbonat memiliki tekstur yang keras, galon dengan PET berciri lembut. Kita bisa dengan mudah mengenalinya saat menekan galon. PET adalah kepanjangan Polyethylene terephthalate yang merupakan salah satu plastik yang tidak mengandung BPA dan aman untuk kesehatan.

Melansir Thehindu.com dari hasil riset yang dipublikasikan Council of Scientific and Industrial Research-Central Food Technological Research Institute (CSIR-CFTRI), Mysore, India menyebutkan botol plastik PET aman digunakan untuk makanan dan minuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun