Film dokumenter "ice cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" yang dirilis oleh netflix pada September 2023 menarik perhatian publik. Film dokumenter ini mengangkat kembali kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di tangan Jessica Kumala Wongso yang terjadi pada tahun 2016. Film ini mengombinasikan kegemaran akan dokumenter dan thriller, dan di beri bumbu drama, sensasi, dan misteri yang membuatnya menjadi tontonan banyak orang. Namun, terdapat kontroversi di balik film ini karena di anggap berhasil menggiring opini publik dan banyak terdapat kejanggalan sehingga memunculkan konspirasi penonton.
Dalam film dokumenter ini terdapat banyak narasumber yang di wawancarai termasuk keluarga Mirna, kuasa hukum, dan jaksa penuntut umum, serta dari pihak cafe oliver. Serta terdapat diary Jessica sebagai narasi dari film tersebut. Ramainya konspirasi dalam film dokumenter ini hingga menjadi trending di X (Twitter) dengan hastag #justiceforJessica, dengan tujuan membela keadilan dan kebebasan Jessica Wongso. Namun hal ini tidak dapat di lakukan karena Jessica tidak mau melalukan grasi dengan alasan Jessica tidak merasa membunuh Mirna.
Dalam konteks Hak Asasi Manusia (HAM) yang mana HAM juga berkaitan dengan sila ke-5 Pancasila, "keadilan sosial bagi seluruh rakyat". kasus Jessica Kumala Wongso memunculkan pertanyaan serius terkait sistem peradilan di Indonesia. Karena didalam film tersebut terdapat banyak kejanggalan pada saat prosesi sidang berlangsung. Yang mana menimbulkan  pertanyaan apakah benar Jessica adalah pelakunya? Karena di dalam film tersebut para ahli yang di libatkan tidak memberikan kesaksian yang negatif ke Jessica Wongso. Dan bukti yang diungkap justru semakin menunjukkan ketidak jelasan proses peradilan kasus ini. Yang mana para ahli menyatakan bukti-bukti yang akurat terkait kematian Mirna Salihin namun para penuntut menyanggah bukti tersebut seakan-akan Jessica memanglah pelaku.
Dan anehnya di dalam film ini di ungkapkan bahwa jasad Mirna Salihin tidak di lakukan autopsi, sehingga menyebabkan konspirasi lain mengenai penyebab sesungguhnya. Keanehan lain terjadi saat dilarangnya Jessica untuk di wawancarai oleh pihak lapas, dan mereka menutup semua akses untuk wawancara Jessica. Namun dari pihak kemenkumHAM telah mengonfirmasi mengenai larangan wawancara tersebut di karenakan tidak ada izin wawancara terkait pembuatan film dokumenter dan pada saat itu juga sedang terjadi pandemi covid-19 sehingga di batasi. Namun publik beranggapan bahwa ini sengaja ditutup-tutupi untuk  kasus Jessica. terlepas dari kebenaran apakah Jessica merupakan pelaku atau tidak, namun aparat penegak hukum dan sistem peradilan di Indonesia telah gagal menciptakan peradilan yang adil dan tidak memihak. Dan kalimat Edi Darmawan, ayah Mirna Shalihin pada menit-menit terakhir film seperti menjadi kunci dari teka-teki kejanggalan kasus ini.
"Membunuh Tanpa bukti, 20 tahun penjara. Saya yakinkan Jaksa dan hakim. Akhirnya begitulah, berakhir bahagia. Saya menang"
Dampak lainnya dapat dilihat dari pengaruh media yang menyoroti kasus ini, yang mana nama Jessica Kumala Wongso seakan langsung menjadi musuh publik pada saat kasus ini di sorot. Pada saat itu semua stasiun tv seakan menyorot ke kasus ini, 20 kali pengadilan dan selama itu pula nama Jessica menjadi sorotan semua media. Hingga terdapat dugaan Jessica memiliki kepribadian ganda, dikarenakan pada saat proses peradilan Jessica terlihat tenang dan biasa saja. Hingga Jessica di sebut sebagai 'psikopat' Pada saat film dokumenter ini menjadi trending, dan kasusnya kembali menarik perhatian publik pada September 2023 dan banyak para influencer melalukan podcast dengan para ahli di kasus ini, namun kemudian semua vidio yang di up di berbagai laman media sosial tiba-tiba di take down seolah-olah untuk menutupi sesuatu.
Kecurigaan ini pun masi berlanjut, siapakah dalang pembunuhan yang sebenarnya? Apakah Jessica Kumala Wongso benar pelakunya? Apakah pengadilan yang telah dilakukan ini benar adil
? Masih banyak pertanyaan dari orang-orang yang merasa janggal dengan kasus ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H