Mohon tunggu...
Kirana
Kirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Polusi Jakarta terhadap ISPA

3 Oktober 2023   13:20 Diperbarui: 3 Oktober 2023   13:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, menghadapi masalah serius terkait polusi udara yang telah menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar bagi penduduknya. Dampak polusi udara tersebut secara khusus berdampak signifikan pada kesehatan manusia, terutama terkait dengan meningkatnya kasus penyakit saluran pernapasan akut (ISPA). Artikel ini akan membahas secara mendalam pengaruh polusi Jakarta terhadap ISPA, serta menganalisis faktor-faktor yang bertanggung jawab atas peningkatan risiko kesehatan masyarakat terkait penyakit ini

Polusi udara merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Kota Jakarta, yang juga merupakan ibu kota Indonesia. Masalah ini telah menjadi perhatian serius, karena dampaknya yang signifikan pada kesehatan penduduk Jakarta, terutama terkait dengan meningkatnya kasus Penyakit Saluran Pernapasan Akut (ISPA). 

Dalam tulisan ini, kami akan mengulas secara mendalam pengaruh polusi udara di Jakarta terhadap peningkatan kasus ISPA. Selain itu, kita akan menjelajahi berbagai faktor yang memperparah risiko ISPA akibat polusi udara ini. Pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara polusi udara dan ISPA sangat penting untuk menyadarkan pentingnya upaya mitigasi dan perlindungan lingkungan yang lebih baik di ibu kota ini.(Yunus, Raharjo, and Fitriangga 2020)

Dengan peningkatan polusi yang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius. Partikel-partikel polutan seperti debu, asap kendaraan bermotor, dan bahan kimia industri dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia, memicu iritasi, dan menghasilkan gejala-gejala yang umum terkait ISPA, seperti batuk, pilek, sesak napas, dan demam. Dalam skala yang lebih serius, paparan jangka panjang terhadap polusi udara juga meningkatkan risiko terkena penyakit pernapasan kronis seperti asma dan bronkitis, yang dapat mengganggu kualitas hidup dan meningkatkan beban kesehatan masyarakat secara keseluruhan.(Maria Liska and maria Lousiana 2021)

Polusi udara tinggi di Jakarta memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia yang perlu diperhatikan. Pertama, polusi udara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan karena partikel polutan yang dapat merusak jaringan paru-paru dan bronkus, membuka pintu masuk bagi virus dan bakteri penyebab ISPA seperti pneumonia. 

Kedua, anak-anak adalah kelompok yang sangat rentan, dengan paparan jangka panjang terhadap polusi udara yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan paru-paru mereka, meningkatkan risiko ISPA yang serius di masa dewasa. Oleh karena itu, penanganan serius terhadap polusi udara di Jakarta penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama generasi masa depan.(Suryani, Edison, and Nazar 2015)

Penyebab polusi udara di Jakarta yang kompleks melibatkan jumlah kendaraan bermotor tinggi, terutama akibat kemacetan lalu lintas yang menghasilkan emisi gas seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan partikel debu. Kendaraan bermotor yang berhenti dan berjalan lambat dalam kemacetan menghasilkan emisi yang lebih tinggi per kilometer dibandingkan dalam kondisi berjalan lancar. Penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel juga menjadi penyumbang utama emisi polutan udara di kota ini. Pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat juga telah meningkatkan jumlah kendaraan di jalan-jalan Jakarta, memperburuk polusi udara. 

Oleh karena itu, mengatasi masalah ini memerlukan langkah-langkah serius untuk mengurangi emisi kendaraan, mendorong transportasi berkelanjutan, dan meningkatkan sistem transportasi umum.

Selain kendaraan bermotor, pabrik dan industri di Jakarta juga menyumbang signifikan terhadap polusi udara dengan emisi gas beracun dan partikel berbahaya, sedangkan pembakaran sampah di tempat terbuka juga menjadi sumber serius polusi udara. Asap dari pembakaran sampah mengandung zat berbahaya yang dapat merusak saluran pernapasan manusia dan memperburuk kualitas udara, meningkatkan risiko ISPA. Untuk mengurangi dampak polusi udara, perlu pengendalian emisi industri dan perbaikan manajemen sampah, termasuk mengurangi pembakaran sampah yang tidak terkontrol.

Untuk mengatasi polusi udara di Jakarta, diperlukan kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah harus mengimplementasikan peraturan yang lebih ketat terkait emisi industri dan kendaraan, serta mendukung transportasi berkelanjutan. Industri perlu mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan mengelola limbah dengan efisien. Sementara itu, masyarakat dapat membantu dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memilah sampah, dan menerapkan perilaku berkelanjutan. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi udara juga penting. Hanya dengan upaya bersama, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk semua penduduknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun