Mohon tunggu...
Christian ladislaus patty
Christian ladislaus patty Mohon Tunggu... Atlet - Pelajar

Futsal player

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sepasang Layang-layang

25 November 2024   12:15 Diperbarui: 25 November 2024   12:18 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


                             

Di sebuah desa yang damai, ada seorang bocah bernama Raka. Setiap sore, ia selalu berlari ke sawah bersama sahabatnya, Rani, untuk bermain layang-layang. Layang-layang mereka terbuat dari kertas bekas yang mereka lukis sendiri. Warna-warni cerah menghiasi layang-layang itu, seperti keceriaan yang selalu mereka bawa ke mana-mana.

"Raka, lihat layang-layangku! Terbang tinggi, ya?" teriak Rani dengan mata berbinar. Raka tersenyum lebar, "Iya, Rani! Layang-layangmu cantik sekali." Mereka tertawa bersama saat angin membawa layang-layang mereka menari di langit.

Namun, musim kemarau membawa kabar buruk. Sawah mulai kering, dan orang tua mereka sibuk mencari air untuk sawah yang kekeringan. Raka melihat ayahnya bekerja keras setiap hari, wajahnya penuh keringat. "Raka, kita harus kuat," kata ayahnya suatu sore, sambil menatap sawah yang mulai retak. Raka mengangguk, tetapi hatinya terasa berat.

Sore itu, Rani tidak datang ke sawah. Raka merasa kesepian, bermain layang-layang sendirian. Saat layang-layangnya terbang tinggi, ia berdoa dalam hati, memohon hujan agar desa mereka kembali hijau. Tiba-tiba, ia mendengar suara Rani dari kejauhan. Rani berlari mendekatinya, wajahnya berseri. "Raka, lihat ini!" Ia menunjukkan sebuah ember kecil berisi air yang ia dapatkan dari sungai yang jauh.

Mereka berdua menuangkan air itu ke tanah sawah, meskipun hanya sedikit. "Mungkin tidak banyak," kata Rani sambil tersenyum, "tapi ini tanda bahwa kita tidak menyerah." Raka terharu dan mengangguk. Mereka berjanji akan terus berusaha, seperti layang-layang mereka yang tak pernah lelah menari di langit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun