Salah satu kelemahan dari wayang beber adalah telah menjamurnya banyak sekali hiburan di era ini dimana wayang beber nampak begitu membosankan hanya dengan cerita yang didasarkan pada hamparan lukisan kertas
Disinilah dibutuhkan kemampuan dari dalam untuk mendalang dengan semenarik mungkin oleh karena itu menurut herman seorang yang giat dan mendalami wayang beber begitulah alasan kenapa wayang beber mulai ditinggalkan oleh karena itu erwin berinisiatif membuka kursus wayang beber untuk siapapun yang tertarik dengan wayang beber yang disebut dengan paguyuban sekartaji yang merupakan paguyuban bagi anak anak muda yang memiliki rasa tertarik yang tinggi pada budaya melukis mendalang memainkan gamelan untuk dijadikan pentas
Mirisnya meskipun semua ini sudah dihadirkan secara gratis tidak banyak anak muda yang mampu bertahan paguyuban ini hanya sedikit orang yang benar benar telaten dan memiliki ketertarikan yang amat sangat besar sehingga mau untuk belajar lebih oleh karena itu wayang beber seakan hampir menemui ajalnya
Ini sulit karena untuk menjadi seorang dalang atau ahli wayang beber dia tidak hanya harus bisa mendalang tapi juga harus bisa melukis dan memiliki kemampuan bercerita yang luar biasa karena bahkan lukisan yang memiliki karakter yang berbeda beda sedikit goresan yang berbeda akan menghasilkan tafsiran karakter tokoh cerita yang melenceng hermin menuturkan bahwa lukisan gambar putri kerajaan dan rakyat biasa harus bisa ditampilkan pada lukisan wayang beber
Wayang beber adalah lukisan 2 dimensi seperti halnya wayang kulit hanya saja bila wayang kulit memiliki dua mata mirip seperti gaya kubisme yang ada di eropa pada awal abad ke 20 sementara wayang beber merupakan dasar yang diadopsi oleh para walisongo sebagai media syiar islam di jawa tengah sehingga terciptalah wayang kulit yang diciptakan oleh sunan kalijogo
Sebagian besar cerita wayang beber menceritakan mengenai kisah panji sebuah kisah rakyat tentang cinta dan petualangan raden panji inu kertapati putra kerajaan jenggala dengan dewi sekartaji galuh candra kirana putri kerajaan kediri di pulau jawa kisah panji memiliki banyak sekali turunan dan variasi yang kita kenal dengan lumut ande ande lumut keong mas timun mas cindelaras dan golek kencana terdapat sedikitnya 24 cerita mengenai panji yang biasa diberikan pada setiap pentas pewayangan semuanya disajikan setiap cerita dalam enam golongan dengan panjang kisaran golongan sekitar 3 meter yang tiap golongan terdiri dari 4 adegan
Kisah panji ini sudah banyak diteliti oleh para peneliti dari luar negeri bahkan kisah panji ini sudah menjadi cerita rakyat yang penyebaran ceritanya bahkan sampai vietnam dan thailand yang dibawa oleh masyarakat yang dulunya bermigrasi kesana ini masih wayang beber seakan di ujung tanduk para anak muda sudah tidak lagi mengenal bahkan mendengar pun tidak mungkin inilah akhir dari budaya warisan nenek moyang kita
Mungkin inilah akhir dari budaya wayang beber di dalam budaya kesastraan nusantara dibutuhkan political will yang kuat dari pemerintah agar budaya semacam ini tetap lestari sebagai bukti kekayaan warisan luhur dari nenek moyang kita nusantara tercinta ini
getuk goreng jual getuk goreng jual kering kentang