Mohon tunggu...
zainal basyar
zainal basyar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa psikologi

my life my miracle

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Bolak-Balik

20 Maret 2014   04:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kita menyadaryangi bahwa dalam hidup ini kita sering mengebiri hakikat kebenaran dari kebenaran hakikat sejati hidup?.Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri seberapa besar nina bobok globalisasi mendestruktifkan paradigma kita akan kacamata sesuatu dalam keberadaanya?.

ya..pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin terkesan konyol di bandingkan dengan kiprah rekronstruksi paradigm keilmuan yang melaju pesat dalam dan di luar jalur dan kiprahnya.

Sebut saja wayang,sadarkah kita bahwa wayang adalah salah satu kebudayaan yang bernilai filosofis bahkan melebihi dari tingkat filosofis dunia dengan berbagai argument dan paradikmanya yang berpotensi meledakkan tatanan dunia dengan kekejaman dan kiprahnya.wayang bisa di sebut juga pemain bayangan sejati yang selalu sabar mengingatkan dan penetrasi gambaran kebenaran sifat manusia yang hitam sampai putih dan di sinilah tuhan slalu setia bersamanya.

Wayang lahir di Indonesia khususnya di jawa kira-kira di mulai sebelum hindu masuk ke Indonesia pada tahun 976-1012 pada pemerintahan raja airlangga dari kerajaan kahuripan,walaupun masih ada perspekyif lain yang mengatakan wayang lahir di india dengan di perkuat argument penelitinya.

Dalam perspektif filosofi wayang dapat diartikan sebagai bayangan murni jiwa manusia dari angkara murka hingga ksatria kebijaksanaan dan kebaikan dalam diri manusia.tak hanya dalam ranah hiburan seperti yang selama ini kita kenal,ternyata wayang juga mempunyai andil dalampenetrasi segala aspek kehidupan dalam kehidupan manusia khususnya di Indonesia.lazimnya karna ia di gunakan sebagai media dakwah,media penyalur aspirasi dan argument rakyat juga sebagai ajang pemersatu rakyat dari kalangan jelata hingga bangsawan di masa ke masa .Di dalamnya tertanam beragam nilai konspirasi konstruksi sosial, politik, agama, dogma pemerintahan,pendidikan serta saksi bisu kekejaman kolonialisme di era VOC yang berdalih moral dengan legalisasi dogma etika agama yang mengebiri hak manusia sebagai manusia seutuhnya.Dari bayangan wayang mengingatkan kita akan hakikat kebenaran ,dari balik siluet wayang memberitahu kita dengan lakon dan tokohnya tentang etika ,norma,moral hingga tuhan.Filosofis pemaknaan yang tertanam di dalamnya lebih beradab dan layak di berlkukan pada semua aspek kehidupan bagi umat manusia dan tak kalah dari beberapa pemikiran filosofis barat tentang empirisme ,rasionalisme ,kritisisme,semua ada di balik siluet putih berterang blencong dalam pertunjukan wayang.Maka dari itu alangkah bijaksananya jika semua manusia memaknai suatu hal dengan melihat hakiat keberadaan sesuatu tersebut seperti halnya wayang yang memaknai blencong lampu minyak using tua sebagai nyawa dalam pesan moral kebisuanya.

Zainal Choirul Basar ,mahasiswa psikologi UIN MALIKI MALANG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun