Kabupaten Buton yang terletak di Propinsi Sulawesi Tenggara sebagian orang mengenalnya sebagai Kota penghasil Aspal terkenal di Indonesia. Pada awalnya Kabupaten Buton beribukotakan Bau-Bau. Namun sejak diberlakukannya otonomi daerah, Kota Bau-Bau yang dulunya menjadi Ibukota dari Kabupaten Buton kini Pasarwajo yang mengambil alih sebagai Ibukota Kabupaten Buton mulai tahun 2003 silam dan Bau-Bau menjadi wilayah Kotamadya Propinsi Sulawesi Tenggara.
Banyak yang belum diketahui oleh orang lain mengenai Kabupaten Buton terutama dalam masalah kuliner. Selama ini kita sering mengenal makanan khas daerah Jawa seperti Lumpia, Gudeg, Pecel, mpek-mpek (Sumatra), Papeda (Papua dan Maluku) dan beberapa jenis kuliner lainnya. Kabupaten Buton sendiri sebenarnya memiliki kuliner khas yang rasanya tidak kalah jauh sama kuliner Kota-kota lain. Berikut beberapa kuliner khas Kabupaten Buton yang perlu untuk dicicipi dan rasanya pasti membuat anda merasa pingin mencobanya:
Kasoami
Kasoami oleh masyarakat Buton memiliki makna yang sangat penting yaitu sebagai media keakraban dan persaudaraan. Kasoami dalam bahasa setempat berasal dari kata "soa" yang artinya uap panas. Kasoami berbahan dasar tepung singkong (kaopi) yang telah difermentasi selama kurang lebih 3 atau 5Â hari dan mutu kasoami yang dihasilkan sangat bervariasi. Proses pembuatannya sangat sederhana yakni dengan cara dimatangkan dengan proses uap panas atau pengukusan. Bentuknya menyerupai kerucut. Kasoami biasanya dihidangkan dengan ikan bakar dan paling enak dimakan di waktu pagi. Biasanya oleh masyarakat setempat menambahkan kelapa parut dan sedikit bawang merah sebagai tambahan penyedap rasa. Kasoami ini mampu bertahan hingga seminggu.
Kasambi
Bahan dan cara pembuatan kasambi ini sama dengan kasoami. Namun bentuknya berbeda. Kasambi berbetuk tabung. Sebelum di kukus, tepung singkong dicampur dengan kelapa parut yang digoreng. . berbeda dengan kasoami, penyajiannya paling enak dihidangkan dengan Ikan goreng.
Ikan Parende
Sesuai dengan namanya, bahan dasar adalah ikan. Cara pembuatannya adalah ikan dimasak hingga kuah yang ada di dalam wadah mengering. Bumbunya hanya air gula asam, garam, kunyit, dan ditambahi sedikit minyak kelapa. Ikan parende dapat bertahan hingga sebulan. Ikan parende paling enak disajikan di waktu siang hari. Ikan parende juga dapat diolah kembali menjadi ikan goreng. Biasanya warga setempat membuat ikan parende ketika harga ikan di pasar melonjak naik, musim ikan, atau untuk bekal perjalanan.
Colo-colo(Dabu-dabu)