Aliran dalam Filsafat Manusia yang paling tertua dan terbesar yaitu Materialisme dan Idealisme. Selain aliran-aliran itu ada pula aliran-aliran yang berkembang lainnya yang merupakan perkembangan dari aliran materialisme dan idealisme. Secara siangkat saya akan menjelaskan beberapa dari aliran filsafat manusia tersebut.
1.Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan di dalamnya termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extensa), dan bersifat objektif. Materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apapun yang bersifat spiritual di balik gejala atau peristiwa yang bersifat material itu. Aliran materialis ini termasuk dalam aliran atheis atau tidak mengenal Tuhan. Dalam aliran ini pada dasarnya sama dengan aliran empirisme dalam filsafat, yaitu semua bentuk pengetahuan didasarkan dari pengalaman dan panca indera.
Dalam aliran materialisme, penjelasan tentang gejala yang belum diketahui tidak perlu dicari dalam dunia spiritual, karena menurutnya tidak ada dunia spiritual. Penjekasan tersebut harus didasarkan pada data-data yang bersifat inderawi. Materialisme atau juga bisa disebut dengan naturalisme percaya bahwa setiap gejala bisa dijelaskan dalam hukum kausalitas, hukum sebab akibat atau hukum stimulus respons. Perilaku manusiatidak lain adalah akibat dari suatu sebab eksternal. Manusia berperilaku karena adanya sesuatu sebab yang mendahuluinya (stimulus), yang menuntut untuk diberikan respons atau reaksi.
Ilmu-ilmu alam seperti fisika, kimia, biologi, dan kedokteran adalah suatu bentuk dari materialisme karena objek kajian ilmu-ilmu alam sepenuhnya bersifat material sehingga bisa dijelaskan secara kausal dan mekanis. Akan tetapi ilmu tentang manusia seperti sosiologi, psikologi juga dikatakan materialisme, jika memiliki asumsi bahwa objek kajiannya yakni perilaku mannusia adalah materi yang menempati ruang dan waktu. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Ludwig Feuerbach.
2.Idealisme
Aliran idealisme merupakan kebalikan dari aliran materialisme. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual. Para idealis percaya bahwa ada kenyataan spiritual di belakang setiap kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berpikir (res cogitans). Kekuatan spiritual tidak dapat diukur atau dijelaskan berdasarkan pada pengamatan empiris.Namun demikian, walaupun begitu para idealis tidak berarti menolak kekuatan yang bersifat materialis dan menolak adanya hukum alam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hegel (1770-1831) “Kekuatan fisik dan hukum alam memang ada, tetapi keberadaannya merupakan manifestasi dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi, yakni Roh absolut”.
Dalam aliran idealis telah mengenal Tuhan dan aliran ini juga selaras dengan aliran rasionalisme dalam aliran filsafat. Menurut aliran idealisme, sumber atau penggerak utama perilaku bukan kekuatan eksternal (stimulus dan sistem syaraf pusat), melainkan kekuatan internal yakni jiwa, yang hendak mewujudkan dirinya dalam menggapai nilai-nilai pribadinya dan norma-norma atau hukum-hukum masyarakat dan agamanya. Tujuan hidup manusia dengan demikian adalah untuk mengaktualisasikan diri dan nilai-nilai yang diyakininya. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini yaitu Plato, Hegel, Kant, Fichte.
Aliran-aliran lain dalam filsafat manusia
1.Dualisme
Aliran dualisme ini merupakan perpaduan antara aliran materialisme dan aliran idealisme. Dalam aliran filsafat bisa disebut dengan aliran kritisisme. Menurut aliran dualism, kenyataan sejati pada dasarnya adalah bersifat fisik dan juga bersifat spiritual. Menurut dualisme tidak betul kalau dikatakan bahwa esensi kenyataan adalah sesuatu yang bersifat fisik atau material, karena banyak kejadian di bumi ini yang tidak bisa dijelaskan berdasrkan pada gejala yang dapat diukur atau diamati oleh panca indera. Namun, tidak betul juga jika dikatakan bahwa esensi kenyataan adalah roh atau jiwa, karena siapa pun tidak bisa menyangkal keberadaan dan kekuatan yang nyata dari materi. Yang betul adalah bahwa kenyataan sejati merupakan perpaduan antara materi dan jiwa. Tokoh dalam aliran ini adalah Descartes.
2.Vitalisme
Vitalisme adalah paham atau aliran dalam filsafat manusia yang beranggapan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu yang bersifat iirasional atau tidak rasional. Dengan memberi tekanan pada kenyataan yang tidak rasional, maka vitalisme berbeda dari idealisme dan materialisme. Vitalisme percaya bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah berupa adalah energi, daya, kekuatan, non fisik yang tidak rasional dan instingtif (liar). Setiap keputusan atau perilaku mausia yang dianggap rasional pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak rasional tersebut. Menurut aliran ini rasio hanyalah alat yang berfungsi untuk merasionalisasikan hal-hal atau keputusan-keputusan yang sebetulnya tidak rasional. Tokoh dalam aliran ini adalah Nietzsche, Arthur Schopenheur.
3.Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran yang tidak membahas esensi manusia secara abstrak, melainkan secara spesifik yang meneliti kenyataankongkret manusia sebagaimana manusia itu sendiri berada dalam dunianya. Aliran ini hendak mengungkapkan eksistensi manusia sebagaimana yang dialami manusia itu sendiri. Esensi mengacu pada sesuatu yang umum sedangkan eksistensi mengacu pada sesuatu yang kongkret, individual, dan dinamis. Oleh sebab itu, para eksistensialis menyebut manusia sebagai suatu proses, menjadi gerak yang aktif dan dinamis. Dalam masalah kebebasan dan kehidupan yang otentik oleh eksistensialisme dianggap sebagai dua masalah yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Manusia diyakini sebagai makhluk yang bebas dan kebebasan itu adalah modal dasar untuk hidup sebagai individu yang otentik dan bertanggung jawab. Tokoh dalam aliran ini adalah Paul Sarte, Martin Heidegger, Soren A Kierkegaard.
4.Strukturalisme
Strukturalisme dapat diartikan sebagai aliran dalam filsafat manusia yang menempatkan struktur (atau sistem) bahasa dan budaya sebagai kekuatan yang menentukan perilaku dan bahkan menentukan kesadaran manusia. Para strukturalis meyakini bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak bebas, yang terstruktur oleh sistembahasa dan budayanya. Dalam pengertian ini, maka aliran ini menolak humanisme, menolak pandangan tentang kebebasan, dan keluhuran manusia. Strukturalisme pun tidak mengakui adanya ego, aku atau kesadaran. Aliran ini berpandangan bahwa aku atau manusia bukanlah pusat realitas. Makna dan keberadaan manusia pada dasarnya tidak tergantung pada diri manusia itu sendiri, melainkan pada kedudukan dan fungsinya dalam sistem. Tokoh dalam teori ini adalah Ferdinand De Saussure, Levi-Strauss.
5.Posmodernisme
Aliran posmodernisme hampir sama dengan aliran strukturalisme. Kedua aliran ini bisa disebut anti humanisme. Akan tetapi aliran ini masuk ke dalam aspek kehidupan manusia yang lebih beragam dan aktual. Para posmodenis menentang bukan hanya aku yang seolah-olah bebas dan mampu melepaskan diri dari sistem sosial budayanya, tetapi juga menafikan domonasi sistem sosial, budaya, politik, kesenian, ekonomi, arsitektur dan bahkan gender yang bersifat timpang dan menyeragamkan umat manusia. Menurut pandangan aliran ini, telah terjadi dominasi atau kolonialisasi yang halus dan diam-diam dalam semua aspek kehidupan manusia. Pelakunya adalah sistem-sistem besar yang bersifat tunggal (the one) terhadap sistem-sistem kecil yang bersifat jamak (the plurals). Menurut para posmodernis, the plurals harus diperhatikan, diungkap ke permukaan, karena memilki nilai yang penting yang tidak bisa diukur oleh nilai-niali yang terkandung dalam the one. Tokoh dalam aliran ini adalah Jean-Francois Lyotard.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H