Mohon tunggu...
Yogi Pradana
Yogi Pradana Mohon Tunggu... -

besar di Mojokerto, penggemar sastra, wayang dan tinggalan masalalu, rajin melaksanakan nilai2 luhur termasuk cuci kaki sebelum berangkat ke warung kopi. lulusan arkeologi UGM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Sudamala, Ajaran Hakekat Kebenaran dan Penyucian Diri

11 Juni 2017   22:00 Diperbarui: 12 Juni 2017   00:43 6364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadewa (Sumber: wayang.wordpress.com

Cerita Sudamala adalah sebuah teks Jawa tengahan yang kurang lebih berasal dari abad XVII M. Menurut Prof. Zoetmulder, penuturan lisan berperan penting dalam sejarah teks ini dalam artian sebelum terbentuk menjadi teks atau naskah, cerita ini lebih dulu dikenal melalui tutur lisan.  Teks Sudamala dalam bentuk relief juga dijumpai dalam beberapa candi misalnya candi Tegowangi di Kediri, candi Sukuh, dan candi Ceto.

Berikutsedikit ikhtisar/ringkasan dari cerita Sudamala. Cerita berawal dari asal-usul dewi Durga yang merupakan perwujudan dewi Uma setelah dikutuk dewa Siwa karena berbuat selingkuh sehingga ia menjadi berwujud raksasi dan tinggal di istana Gandamayu/Gondomayit.Dewa Siwa/Bathara Guru berjanji bahwa Durga baru bisa lepas dari kutukannya setelah 12 tahun oleh Sadewa, Pandawa termuda dengan bantuan Bathara Guru. Babak berikutnya menceritakan asal-usul dari 2 bidadara yang dikutuk oleh Siwa karena mengintip Siwa dengan istrinya yang sedang bercengkrama, mereka menjadi raksasa yang disebut Kalantaka dan Kalanjaya yang nantinya akan berperang melawan Bima dan pandawa yang pada akhirnya akan dikalahkan oleh Sadewa/Sudamala.

Babak selanjutnya menceritakan tentang usaha Durga yang ingin bertemu dengan Sadewa karena ingin terbebas dari kutukannya, dia menemui Kunti, ibu para pandawa agar menyerahkan anaknya Sadewa tetapi Kunti tidak mau melakukannya lantaran Sadewa adalah anak Pandhu/suaminya dengan istri kedua. Kunti pun menawarkan ketiga putranya yang lain yaitu Yudistira, Bima dan Arjuna. Durga tidak mau, karena yang hanya bisa meruwatnya dari kutukan hanyalah Sadewa.

 Dengan segala cara akhirnya Durga atau Ra Nini menyuruh anak buahnya sesama raksasi dari Gandamayu yaitu Kalika untuk merasuki Kunti agar mengutus Sadewa mau diserahkan kepada Durga, tetapi saat Kunti yang telah dirasuki Kalika akan membawa Sadewa ke Gandamayu, tiba-tiba Kunti sadar dan Kalika keluar dari tubuh Kunti.

Babak selanjutnya menceritakan tentang kemarahan Durga atau Ra Nini yang meminta kembali Kalika untuk memasuki tubuh Kunti.Kunti yang telah kerasukan memaksa Sadewa dan mengikat Sadewa pada pohon randu agar dia mau meruwat Durga.Semar yang turut serta mendampingi Sadewa pada saat itu meminta Kalika keluar dari tubuh Kunti dan melepaskan Sadewa dari ikatan.Kalika memenuhi permintaan Semar, namun pada saat yang bersamaan Kalika meminta Sadewa untuk menjadi suaminya. Sadewa menolak, Kalika pun marah, ia mendatangkan hantu-hantu dan binatang buas yang ada di Gandamayu.

Sementara itu Durga yang mengetahui hal itu marah, tidak sabar memaksa Sadewa untuk meruwatnya karena pada saat itu tepat 12 tahun masa kutukan yang dialaminya.Durga mengancam Sadewa dengan pedangnya agar segera meruwatnya. Sadewa yang merasa tidak bisa memenuhi permintaan durga menolak permintaan itu, Durga pun marah dan mengancam akan membunuh Sadewa. Ditengah perkelaian itu, Hyang Narada yang mengetahui melapor kepada Siwa/Hyang Guru karena kawatir akan terjadi kekacauan jika peristiwa ini terus berlanjut.

Hyang guru segera turun menemui Sadewa untuk membereskan masalah dengan cara masuk kedalam raga Sadewa.Sadewa sanggup untuk meruwat Durga, setelah Durga berhasil diruwat oleh Sadewa dia kembali ke wujud aslinya dan kembali ke surge. Istana Gandamayu-pun berubah menjadi taman bunga yang indah, kemudian Sadewa mendapatkan nama Sudamala dari dewi Uma dan akan dinikahkan dengan anak dari Begawan Tambapetra dari Prangalas.

Sudamala berangkat ke Prangalas, sementara itu Kalika yang dianggap masih memiliki dosa besar karena merasuki tubuh Kunti belum bisa terbebas dari kutukannya, Kalika yang kebingungan dengan hal ini masih tetap berada di Gondomayu untuk menjaga istana. Kemudian muncullah Semar yang merupakan pengiring Sudamala datang untuk mempermainkan Kalika, Semar mengatakan kepada Kalika bahwa ia bisa meruwat Kalika asalkan Kalika mampu menyediakan sesaji nasi sebakul dengan lauk pauk dan tuak satu kendi. Setelah semua sesaji peremintaan Semar itu teresedia, disuruhlah Kalika menyingkir meninggalkannya. 

Semar yang memang sedang mempermainkan Kalika dengan tipumuslihatnya segera menghabiskan sesaji yang disediakan Kalika, setelah semua habis Kalika sadar bahwa ia telah ditipu oleh Semar.

Babak selanjutnya adalah pencarian Nakula yang ingin bertemu dengan Sadewa.Nakula bertemu dengan Kalika.Setelah mengetahui segala sesuatunya dari Kalika, Nakula berangkat ke Prangalas untuk bertemu dengan Sadewa.Setelah itu singkatnya Sadewa atau Sudamala menyerahkan istrinya yang merupakan anak Tambapetra kepada Nakula. Punakawan Semar pun tidak mau ketinggalan, ia minta juga dinikahkan kepada sang Tambapetra, akhirnya Semar pun mendapatkan Ni Satohok dan pada malam harinya melakukan percintaan di dalam lesung.

Cerita selanjutnya beralih pada penyerangan raksasa Kalantaka dan Kalanjaya ke negara Astina, mereka pun bertempur dengan ketiga pandawa yaitu Yudistira, Bima dan Arjuna. Arjuna diceritakan maju terlebih dahulu untuk menghadapi Kalanjaya, panah Arjuna berhasil membunuh prajurit Kalanjaya tetapi belum berhasil membunuh Kalanjaya karena ia memiliki ilmu kebal.Arjuna terdesak, akhirnya Bima maju bertempur melawan pasukan raksasa itu. Karena kedua raksasa itu sangat kuat, Bima dan Pandawa lain mundur dan masuk dalam benteng istana. Sadewa dan Nakula yang mengetahui hal ini segera berangkat ke Astina untuk membantu saudaranya, Sudamala yang telah memperoleh kekuatan akhirnya bisa membunuh kedua raksasa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun