Bashar al Assad berkali-kali memperingatkan Barat jangan mendukung Teroris dalam hal apapun
Mohon maaf jika tulisan saya kali ini memakai bahasa yang cenderung keras bahkan "vulgar" dengan apa yang terjadi di Perancis kemarin. Biar dunia tahu bahwa aksi terorisme yang terjadi kemarin bukanlah spontanitas, melainkan karena terorisme ini sudah dibesarkan oleh Rezim Francois Hollande sendiri, dan sialnya kali ini ia mesti kena batunya.
Kali ini saya tidak akan main-main dan saya akan menyebut para teroris berjubah agama ini sebagai 'anjing gila', terserah anda suka atau tidak. Tulisan ini sudah saya posting di akun facebook saya Ahmed Zain Oul Mottaqin kemarin dan mendapat antusiasme besar. Dalam waktu 14 jam terakhir tulisan tersebut sudah dishare 588 kali dan di-like 1.343 orang. Berikut paparan saya:
"PERANCIS, ASSAD SUDAH PERINGATKAN JANGAN TERNAK ANJING GILA, KAU TAK MENGGUBRISNYA!"
Karma. Anda tahu apa itu karma? Karma itu apa yang terjadi di Perancis kemarin.
Insiden terorisme di sebuah Hall konser di Timur Paris, ratusan tewas. Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan setidaknya 127 warga sipil tewas dan puluhan disandera. Apa belum pernah ada yang memperingatkan kalian soal ini?
Dialah Bashar al Assad, Presiden Suriah yang hendak kalian gulingkan itu. Ia sudah berkali-kali memperingatkan agar dunia tidak mensponsori para teroris asing yang "berjihad" di negaranya. Eropa tidak menggubrisnya ketika pada 28 November 2014 ia berkata:
"Prosentase terbesar dari para teroris Eropa yang datang ke negeri kami berasal dari Perancis. Dan kalian punya beberapa insiden terorisme di Perancis. Terorisme di Eropa tidak lagi tertidur, mereka telah dibangkitkan (oleh pemerintahnya sendiri)."
Assad sudah berkali-kali memperingatkan bahwa ribuan teroris asal Eropa yang "berjihad" di Suriah dan mendapat sokongan dari Rezim-rezim NATO itu suatu saat akan pulang dan membuat ulah di negaranya masing-masing.
Masih ingat kan pada 20 Januari 2014 Assad berkata:
"Negara-negara Barat telah kehilangan kredibilitasnya. Mereka telah menjual prinsip-prinsip mereka demi kepentingan semata. Saya tidak mempercayai Eropa, khususnya Perancis, kecuali ia mengubah kebijakan luar negerinya."