[caption id="attachment_276346" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi/Admin (Tribunnews.com)"][/caption] Membaca postingan Mbak Marul berjudul " Lupa tak Bawa Kaos, Anindya Meninggal Dunia " saya menjadi ikutan kaget dan sedih. Lagi-lagi MOS (Masa Orientasi Sekolah) harus membawa korban. Tahun-tahun sebelumnya, beberapa berita duka tentang MOS juga pernah ada : 1. Pada tahun 2009 yang lalu, seorang siswa baru SMU Negeri 16 Surabaya bernama Roy Aditya Perkasa diduga meninggal karena kelelahan pada hari terakhir Masa Orientasi Sekolah 2. Pada tahun 2011, Amanda Putri Lubis, calon siswi SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan tutup usia diduga karena keletihan mengikuti Masa Orientasi Sekolah. 3. Dan tahun 2012 yang lalu, Muhamad Rajib, Seorang siswa Sekolah Pelayaran Menengah Pembangunan di Jakarta meninggal dunia setelah jalan kaki sejauh lima kilometer pada Masa Orientasi Sekolah. ***** Seingat saya, saya merasakan program semacam MOS ini sewaktu masuk Sekolah Menengah Atas. Kalau tidak salah saat itu lebih mengarah ke program penataran, dengan tiga kelas Nusa, Bangsa dan Bahasa ( kalau tidak salah, lupa-lupa ingat sih maklum angkatan sudah jadul.. He he he). Pada saat itu seingat saya tidak ada kegiatan fisik yang berarti yang diterapkan selain senam dan sedikit Pendidikan Baris Berbaris ( PBB). Selebihnya lebih ditekankan pada wawasan bernegara dengan berdiskusi bersama teman-teman. Sewaktu saya menjadi guru-pun, sepertinya belum ada program MOS diterapkan di sekolah tempat saya mengajar. **** Sebenarnya apa Manfaat dari Masa Orientasi Sekolah (biasanya untuk Anak SMP dan SMA) ? Yang paling sering saya dengar, tujuan diadakannya MOS adalah : 1. Pengenalan para siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Waktu anak saya masuk SMP empat tahun yang lalu, dalam MOS dia diajak berkeliling sekolah untuk mengetahui kelas-kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin dan lain-lain. Selain bentuk fisik bangunan sekolah, para murid baru juga berkenalan dengan guru-guru dan teman-teman mereka. 2. Mendisiplinkan siswa baru. Para siswa baru diajarkan tentang peraturan sekolah (jam masuk dan pulang sekolah, seragam yang harus dikenakan, hal-hal yang dilarang dibawa ke Sekolah, hal-hal yang dilarang dilakukan di Sekolah dan lain-lain. 3. Menanamkan cinta pada Sekolah. Diajarkan lagu Mars dan Hymne Sekolah (kalau ada) Itu sekelumit tujuan MOS yang saya pahami dan saya setuju dengan semua itu. ***** Masa Orientasi Sekolah menjadi terkesan "berlebihan" (menurut saya) ketika sudah melenceng jauh dari tujuan diadakannya MOS itu sendiri. Biasanya peran kakak kelas di sini sangat dominan. Banyak sekali program-program yang dibuat untuk "adik kelas" selaku siswa baru di Sekolah mereka, seperti : memakai pita warna-warni, membawa benda-benda yang aneh-aneh, memakai nama dari karton yang di gantung di dada mereka dan lain sebagainya. Pentingkah program-program tersebut? Mungkin sebagai selingan, sebagai ajang pengakraban diri, sebagai ajang bertoleransi dengan teman bolehlah diadakan. Yang menjadi masalah, ketika menerapkan kegiatan fisik atau hukuman fisik kepada adik-adik kelas mereka, seperti lari keliling lapangan, scott jump, dan lain-lain dalam keadaan mereka sudah lelah, capek itu yang harus benar-benar diperhatikan. Kalau salah menyikapi kegiatan fisik ini, akhinya bisa menjadi ajang bullying dari kakak kelas kepada adik kelas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI