Mohon tunggu...
WS Thok
WS Thok Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Jawa-Timur, besar di Jawa-Tengah, kuliah di DI Yogyakarta, berkeluarga dan tinggal di Jawa-Barat, pernah bekerja di DKI Jakarta. Tak cuma 'nguplek' di Jawa saja, bersama Kompasiana ingin lebih melihat Dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tokoh-tokoh Wayang dengan Kelainan Fisiknya [2]

3 April 2011   16:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:09 6253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan sebelumnya:

Tokoh-tokoh Wayang dengan Kelainan Fisiknya [1]

6.Drestarastra, bermata buta

Drestarastra buta matanyasejak lahir. Hal itu akibat dari ibunya yang bernama Dewi Ambika yang merasa jijik dan memejamkan mata saat saresmi, ‘melayani’ suaminya Abiyasa, raja Astina. Bisa dimaklumi Dewi Ambika berbuat begitu mengingat kedua suaminya terdahulu (Citraganda dan Wicitrawiryo) yang telah meninggal muda adalah selebriti tampan. Beda dengan Abiyasa yang berwajah buruk, kulitnya kasar, hitam dan bau sekali.

[caption id="attachment_99845" align="aligncenter" width="300" caption="Drestarastra [2"]"][/caption]

Abiyasa adalah seorang resi yang rajin bertapa. Berhubung saudara-saudaranya meninggal muda, ia terpaksa menggantikan tahta kerajaan Astina untuk menyambung darah bangsawan Astina agar tidak putus, yaitu dengan mengawini ketiga istri saudara-saudaranya itu, yaitu: Dewi Ambika, Ambalika dan Dewi Datri.

Beristrikan Dewi Gendari, Drestarastra mempunyai seratus anak yang di kemudian hari disebut para kurawa. Para Kurawa inilah yang berusaha merebut tahta Astina dari tangan Pendawa.

7.Pandu, berkulit pucat

Barangkali merasa kurang sreg dengan Abiyasa, Dewi Ambalika melayaninya seperti ketakutan dengan muka pucat pasi. Setelahnya melahirkan bayi yang pucat pula. Karena wajah dan kulit yang pucat, bayi itu dinamakan Pandu.

Pandu sangat sakti, ketika bayi malah sudah bisa mengalahkan Prabu Nagapaya dari Kiskenda yang menyerang Suralaya, padahal bapaknya (Abiyasa) saja kalah. Atas jasanya itulah Pandu dihadiahi oleh dewata: Mahkota dari emas yang bertahtakan ratna mutu manikam, panah pusaka bernama Hrudadali, Minyak Tala dan gelar ‘Dewanata’.

[caption id="attachment_99844" align="aligncenter" width="300" caption="Pandu [2"]"][/caption]

Setelah menggantikan tahta kerajaan Astina, bergelar Prabu Pandudewanata. Kerajaan Astina sangat disegani kerajaan lainnya dan rakyatnya hidup sejahtera. Namun takdir berkata lain, karena suatu kesalahan yang dilakukannya, ia mati muda. Dewi Madrim istrinya bela pati menyusulnya, namun sempat melahirkan Nakula dan Sadewa.

Pandu meninggalkan istrinya yaitu Dewi Kunti dan lima anak (pendawa) yang masih kecil-kecil. Karena masih kecil-kecil, pejabat sementara (PJS) kerajaan Astina dipegang oleh pamannya, Drestarastra, yang akan diserahkan kembali setelah pandawa sudah dewasa. Kondisi inilah yang dikemudian hari para kurawa merasa berhak mewarisi kerajaan dan terjadi perang Baratayuda yang tidak kalah tenarnya dengan ‘perang dunia’ di alam nyata.

8.Widura, berkaki kurang sempurna

Widura adalah anak Abiyasa dengan Dewi Datri. Kasusnya sama dengan para madunya, ketika melayani Abiyasa, badannya gejol-gejol (lenggak lenggok seperti berusaha menghindar) dan tidak sengaja kakinya menendang sang Resi. Setelahnya mengandung dan melahirkan bayi yang kakinya kurang sempurna, yaitu kencet (pincang). Tidak banyak diceritakan tentang kelainan fisiknya, selain sifat-sifatnya. Widura bersifat jujur, teliti, sakti, selalu tenang menghadapi persoalan hidup, berbakti dan patuh kepada orangtua. Ia menguasai berbagai bahasa dan pengetahuannya luas (kalau sekarang, ilmuwan-lah)

[caption id="attachment_99843" align="aligncenter" width="300" caption="Widura [2"]"]

13018467581661720326
13018467581661720326
[/caption]

Widura juga berusaha mendamaikan perseteruan keponakan-keponakannya, yaitu pendawa dan para kurawa. Saat terjadi perang Baratayuda ia tidak memihak siapa pun.

9.Begawan Drona, berhidung bengkok

Begawan Drona (Durna) ini waktu mudanya cakep sekali bernama Bambang Kumbayana (BK). BK masih saudara sepupu dengan Bambang Sucitra (BS) dan satu daerah, yaitu dari negeri Atasangin. BS lebih dulu merantau dan sukses menjadi raja di Cempalaradya menggantikan kedudukan mertuanya.

Suatu ketika BK teringat teman kecilnya yang pernah berguru kepada Begawan Baratwaja, ayahnya itu. BK menyusul hingga sampai ke Istana Cempalaradya. BK sok akrab dan memanggil temannya dengan nama kecilnya. Kalau dialog sekarang kira-kira “Hei cak kon jik urip ta?” (Hai sobat kau masih hidup ya?). Tentu saja BK dianggap tidak punya sopan santun dan dihajar habis-habisan oleh Patih Gandamana. BK kalah sakti, akibatnya ia menjadi cacat, hidungnya bengkok, matanya ngriyip (seperti rembes karena sakit mata), punggungnya bungkuk dan tangannya patah. Kalau itu terjadi sekarang, Gandamana bisa dicokok dengan tuduhan melakukan pelanggaran HAM berat.

[caption id="attachment_99840" align="aligncenter" width="300" caption="Begawan Drona (2)"]

1301846299143569371
1301846299143569371
[/caption]

Namun karir Begawan Durna selanjutnya adalah sukses menjadi motivator dan mahaguru yang disegani di kerajaan Astina, mendidik para Kurawa dan Pendawa yang waktu itu masih kecil hingga besarnya. Drona mempunyai sifat yang buruk, licik dan jahat. Ia memihak kurawa dalam perang baratayuda.

10.Bima, berkuku panjang dan besar

Bima adalah urutan kedua dari pendawa, anak Pandu dan Dewi Kunti. Kuku jempolnya tumbuh besar dan kuat. Kuku itu dinamakan kuku pancanaka, yang dimilikiny sejak lahir. Saat lahir Bima sudah bikin repot orangtuanya. Ia terbungkus dengan kulit yang tebal dan susah disobek. Baru setelah diinjak-injak Gajah Seno, bisa pecah. Setelah keluar, Bima langsung menyerang dan membunuh sang gajah. Gajah Sena musnah dan menyatu dalam badan Bima. Itulah mengapa dia dinamakan juga Bimasena.

Sebetulnya ada tokoh lain yang berkuku besar dan kuat, namun tidak ngetop, yaitu: Batara Bayu, Anoman dan Dewa Ruci.

[caption id="attachment_99839" align="aligncenter" width="300" caption="Bima"][/caption]

Dalam lakon ‘Bimo Kacep’, kemaluan Bimo putus dan potongannya berubah menjadi pusaka Angking Gobel, yang berkhasiat untuk menolak hama padi. Kisahnya saat Bima bertapa minta kemenangan dalam perang Baratayuda, Dewi Uma (istri Batara Guru) turun dari kahyangan menggoda Bima. Saat sedang bermesraan, Batara Guru memergokinya dan memisahkannya dengan senjata saktinya, yaitu Cis Jaludara. Lakon ini jarang ditampilkan, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya nusantara.

BERSAMBUNG KE:

Tokoh-tokoh Wayang dengan Kelainan Fisiknya [3]

----------------

[1] Sagio dan Ir. Samsugi, Wayang Kulit Gagrak Yogyakarta, CV HAJI MASAGUNG, Jakarta, cet.1, 1991.

[2] SENA WANGI, Ensiklopedi Wayang Indonesia, PT Sakanindo Printama, Jakarta, 1999.

[3] Ensiklopedi Wayang Purwa, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun