Melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang fungsi otak siswa untuk berkualitas merupakan kewajiban pendidik. Untuk itu pendidik harus mengetahui macam- macam otak yang berperan ketika siswa merasakan sikon ketakutan ataupun bahagia ketika belajar karena hal itu mengefisienkan pembelajaran.
Teori otak triune, berarti “ three in one” (Dave Meier, 2002: 83). Menurut teori otak ini, otak manusia di bagi menjadi 3 yaitu otak reptil, sistem limbik, dan neokorteks.
Bagian otak paling primitif dan di miliki semua spesies adalah batang otak. Otak ini mengelilingi ujung atas sumusum tulang belakang dan berfungsi mengendalikan reaksi dan gerakan yang tidak membahayakan kelangsungan hidupnya. Otak ini berkuasa pada zaman reptil sehingga di sebut otak reptil.
Contoh tindakan manusia yang menggunakan otak repti yaitu ketika ketakutan. Otak reptilnya spontan memerintahkan darah menjauh dari permukaan kulit supaya ketika terluka tidak mengeluarkan banyak darah, akibatnya muka menjadi pucat. Otak ini tidak dapat di katakan berpikir atau belajar tetapi bereaksi atas aksi yang di timbulkan dalam kehidupan nyata.
Dengan berkembangnya mamalia pertama, muncul lapisan baru yang mengelilingi dan membatasi otak reptil, bagian ini di sebut sistem limbik. Sewaktu limbik ini tumbuh, sistem tersebut mempertajam pembelajaran dan ingatan. Misalnya suatu makananmembuat kita sakit maka suatu ketika makanan tersebut kita hindari.
Kurang lebih 100 juta tahun yang lalu, sistem limbik atau otak mamalia mengalami pertumbuhan sel otak baru ke atas 2 lapisan tipis kortek yang di sebut neo korteks. Otak ini berfungsi merencanakan, memahami apa yang di indra dan mengatur gerakan pada saat keadaan tidak tertekan. Otak ini di sebut juga otak yang berpikir dan jasanya yaitu menciptakan peradaban dan kebudayaan di dalam masyarakat.
Dalam pembelajaran, hal yang sering terjadi yaitu guru atau orang tua memaksa anak untuk duduk diam pada saat belajar tanpa tahu apa yang dirasakan oleh mereka dalam pikiran dan psikologinya. Keadaan yang seperti bila berlanjut terus maka mengakibatkan banyak siswa yang beranggapan bahwa belajar itu menyakitkan, sulit dan tidak mengenakan. Pada tahap lebih tinggi maka sekolah dianggap sulit, membosankan ,dan tidak ada gunanya. Kenapa itu terjadi? karena sikap guru yang kurang memahami dan tanggap terhadap ketakutan anak ketika di suruh untuk menjawab sehinngga yang aktif adalah otak reptilya, sedangkan otak berpikirnya tidak dapat bekerja.
Dalam pembelajaran, otak biasanya di kaitkan dengan keberbakatan dan kecerdas. Bakat merupakan kemampuan sesuatu yang melekat pada diri di bawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Bakat peserta didik 60% dari orang tuanya selebihnya dari lingkungan. Sedangkan kecerdasan merupakan hasil perkembangan semua fungsi otak manusia sebagai hasil interksi dengan lingkungannya. Tingkat intelektual anak berbakat biasanya cenderung diatas rat-rata, namun peserta didik yang berintelektual tinggi tidak selalu menunjuka anak yang berbakat. Peserta didik yang berbakat akan cepat berkembang ketimbang peserta didik yang seusianya. Misalkan lebih cepat berhitung atau menghafal sesuatu di banding anak lainnya.
Dengan pengetahuan kita mengenai bakat dan kecerdasan maka akan muncul yang namanya keberbakatan. Keberbakatan memiliki pengertian ciri universal yang khusus dan luar biasa yang di bawa sejak lahir dan merupakan hasik interaksi dari pengaruh lingkungan.