Mohon tunggu...
Uda Wati
Uda Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia, Kesenian, Kebudayaan, dalam Konteks Wayang Bocah

23 Oktober 2017   15:56 Diperbarui: 23 Oktober 2017   16:05 2142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  • Pendahuluan

            Dalam Seni Pertunjukan unsur budaya hadir pada penciptaan karya seni gubahan, musik, penataan tari, dan lainya, yang secara tidak langsung meneruskan tradisi tempo dulu, bukan mencontoh budaya barat. Seni Pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup kompleks karena merupakan gabungan antara berbagai bidang seni seperti teater atau sendra tari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan, dan seni rias. Dalam seni Pertunjukan sangat menonjolkan manusia sebagai actor atau artisnya.

 Menurut Suhartono Rijoatmojo dalam buku Ethnologie, seni pertunjukan dibagi menjadi dua yaitu pertunjukan Tradisional dan pertunjukan modern.

Seni Petunjukan tradisional meliputi wayang kulit, wayang orang dan ketoprak, sebenarnya sudah mengandung media pendidikan pada hakikatnya seni pertunjukan itu sendiri, dalam perwatakan tokoh-tokohnya maupun dalam ceritanya. Menurut pengamat budaya kesenian wayang memiliki nilai lebih dibandingkan seni lainnya, karena kesenian wayang merupakan kesenian yang komprehensif yang dalam pertunjukannya memadukan unsur- unsur kesenian, diantaranya seni karawitan, seni rupa (tatah sungging) seni pentas (pedalangan) dan seni tari (wayang orang) disamping fungsinya sebagai hiburan, kesenian wayang juga memiliki fungsi estetika dsan serat dengan kandungan nilai yang bersifat sakral.

Sebagai media tontonan harus dapat menghibur penonton, menghilangkan stress dan menyenangkan hati dan biasanya tidak ada kaitanya dengan upacara ritual. Pertunjukan ini tampil hanya untuk peringantan kelahiran, resepsi pernikahan dan lain-lain.

 Seni Pertunjukan setiap pementasannya, selalu membawa misi atau pesan yang ingin disampaikan kepada penonton baik bersifa sosial, politik, moral dan sebagainya. Secara umum memiliki 4 fungsi yaitu ritual, pendidikan sebagai media tuntunan, media penerangan atau kritik sosial dan fungsi terakhir hiburan dan tontonan, Untuk memenuhi fungsi ritual masih berpijak pada aturan- aturan tradisi. Sebagai media pendidikan, pertunjukan tradisional mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam seni, Seorang seniman dituntut untuk dapat berperan semaksimal mungkin untuk peran yang dibawakannya. Keberadaan atau maju mundurnya seni pertunjukan tradisional sebenarnya dipengaruhi dua hal yaitu seniman (pekerja/pelaku seni) dan masyarakat pendukungnya

Seni pertunjukan Moderen misalnya drama, opera, fragmen, teater dan film dan banyak ditampilkan di media elektronik seperti televisi.

Pada era globalisasi saat ini banyak generasi muda yang tidak mengenal apa itu seni pertunjukan tradisional (wayang, wayang orang dan ketoprak), karena semakin canggihnya teknologi yang lebih simple dengan memperlihatkan film-film barat seperti supermen, batman, boy-boy dan lainya, anak- anak tak pernah berkhayal menjadi tokoh gatutkaca, Arjuna, Bima dan jaoan-jagoan kerajaan Amarta lainya seperti yang di khayalkan anak-anak generasi tua. Sebab pada masa kecil generasi tua kita, tidak mempunyai kesempatan menikmati bermacam-macam hiburan dari teknologi komunikasi seperti sekarang ini

Seni pertunjukan tradisional wayang orang mengalami perkembangan, salah satu perkembangan yang saat ini dapat kita saksikan adalah pertunjukan wayang bocah.
Wayang Bocah dapat diartikan sebagai wayang wong yang ditarikan, dimainkan, dan diperankan oleh anak-anak dari usia 5-15 tahun. Pembelajaran Wayang bocah mengandung nilai-nilai positif yang dapat digunakan untuk pendidikan karakter anak. Seperti misalnya disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, komunikatif dan juga bertangung jawab.

Dalam seni petunjukan wayang, penulis akan memperdalam mengenai masalah manusia, kesenian, kebudayaan dalam konteks wayang bocah khususnya dalam segi pendidikan.

  • Manusia, Kesenian, Kebudayaan dalam konteks Wayang Bocah

Sebelum megetahui lebih lanjut  tentang wayang bocah lebih jauh penulis akan membahas wayang wong. Pada tahun 1731, Sultan Amangkurat I menciptakan wayang wong (wayang orang) Wayang wong adalah wayang yang terdiri dari manusia dengan mempergunakan perangkat atau pakaian yang dibuat mirip dengan pakaian yang ada pada wayang kulit. Jadi sederhananya wayang wong adalah pertunjukan drama tari dari wayang purwo. Wayang wong dimainkan oleh orang-orang yang telah dirias sedemikian rupa seperti tokoh wayang kulit purwa lengkap dengan pakaian dan perhiasannya, para pemain aktif berdialog selama memerankan wayang wong. Namun dalang tetap menjalankan masalah cerita dan suluk tetap ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun