Lebaran telah tiba. Libur panjang siap menyapa. Tiket perjalanan ke kampung halaman telah jauh-jauh hari dipesan. Namun apa daya bagi yang memiliki budget pas-pasan? Mungkin hanya dapat menggigit bibir sambil menepuk dada ketika menerima titipan kunci dari tetangga.
Tetapi jangan berkecil hati, kalian tetap bisa bernostalgia dengan kampung halaman dengan mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah. Taman yang terletak di daerah Jakarta timur ini mengusung tema wisata budaya Indonesia, yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Walau bernama “Taman Mini” namun percayalah, taman seluas 150 hektar ini sungguh tidak dapat dikatakan “mini”.
Dengan merogoh kocek sebesar Rp 15.000 per orang, kamu bisa bebas berkeliling di taman yang mewakili kekayaan di 33 provinsi di Indonesia ini. Namun alangkah baiknya bila kamu membawa kendaraan pribadi seperti motor ataupun mobil, karena akan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengelilingi taman seluas 1,5 kilometer persegi ini dengan berjalan kaki.
Lantas apa saja tempat yang wajib dikunjungi di taman yang mempunyai nama lain Beautiful Indonesia Miniature Park ini?
1. Anjungan Daerah

Rindu kampung halaman? Berarti kamu wajib mengunjungi anjungan yang berdiri bangunan dan rumah adat khas 33 provinsi ini. Kamu berasal dari Padang? Kunjungi anjungan Sumatera Barat yang menampilkan rumah Gadang asli dengan bentuk atap, ragam hias, susunan ruangan, jendela, dan tangga yang sama. Kamu asli Bali? Kunjungi anjungan yang menampakkan Gapura Candi Bentar khas Bali.
Jadi, bagi kamu yang sudah mulai lupa akan rumah adat, pakaian adat dan senjata tradisional, anjungan daerah di TMII ini bisa membantu untuk mengingatkan kembali. Tapi kalau kamu mulai lupa dengan mantan, itu adalah suatu hal yang tidak perlu diingatkan kembali. Heuu!
2. Aneka Museum
Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift, that’s why it’s called the present. Masa lalu merupakan sejarah. Sejarah adalah guru yang paling berharga. Maka dari itu, dalam pidato terakhirnya, Sokerano menyebutkan “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”