Mohon tunggu...
AY_Satriya Tinarbuka
AY_Satriya Tinarbuka Mohon Tunggu... profesional -

Mahasiswa abadi jurusan Filsafat Sastra Mesin di kampus kehidupan ... :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentas Wayang Kresna Duta untuk Pencanangan Kurikulum 2013

1 Desember 2012   10:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13543592712116382597

Malam ini, di Alun-alun Kidul Yogyakarta akan dipentaskan Wayang Orang dengan lakon Kresna Duta, dalam rangka pencanangan Kurikulum 2013.  Penggunaan wayang sangat cocok untuk pendidikan karakter karena dalam kisah wayang banyak sekali pelajaran tentang karakter dan budi pekerti. Awalnya, Pandawa sebagai pewaris sah tahta kerajaan Astina telah mengikhlaskan tahta kerajaan dikuasai oleh Kurawa. Namun keikhlasan Pandawa tidak diterima oleh para Dewa, Pandawa diperintahkan untuk mengambil tahta kerajaan Astina demi menegakkan kebenaran. Sebuah pelajaran tentang keikhlasan, bukan? Pandawa tidak menghendaki pertumpahan darah, oleh karena itu Pandawa meminta tolong kepada Kresna untuk menjadi duta Pandawa dan memintah tahta kerajaan Astina secara baik-baik. Namun misi kresna ini gagal, Perang Bharatayuda telah digariskan para Dewa. Begitulah inti cerita Kresna Duta, tapi ada banyak hal lain yang bisa kita dijadikan bahan renungan. [caption id="attachment_219229" align="aligncenter" width="448" caption="Prabu Setyaki yang tak sungkan menjalani profesi sebagai sais kereta (sumber: http://djembatanlima.blogspot.com)"][/caption] Prabu Kresna didampingi oleh Setyaki yang bertindak sebagai sais kereta. Setyaki bukanlah orang kasta sudra yang berprofresi sebagai sais kereta kuda, melainkan putra dari Prabu Ugrasena yang berarti berasal dari kasta ksatriya. Pelajaran yang dipetik adalah bahwa orang yang memiliki 'kelas' lebih tinggi tak perlu sungkan menjalani pekerjaan kelas rendahan karena tujuannya demi kebaikan. Prabu Kresna juga mampir ke kerajaan Ngawangga untuk bertemu Prabu Basukarna. Prabu Basukarna sesungguhnya saudara tertua dari keluarga Pandawa. Namun sejak kecil diasuh oleh keluarga Kurawa sehingga merasa berhutang budi pada Kurawa. Prabu Kresna mencoba membujuk Prabu Basukarna untuk memihak kepada Pandawa. Namun Prabu Basukarna menolak dan memilih untuk tidak mengkhianati hutang budinya pada Kurawa. Namun sesungguhnya Prabu Basukarna tahu bahwa pilihannya salah. Maka, Prabu Basukarna menitipkan pusakanya Anting Pucunggul Maniking Surya kepada Kresna, untuk diserahkan kepada salah satu kerabat Pandawa, yaitu Arjuna. Karena tak mungkin Prabu Basukarna bisa dibunuh selama ia mengenakan anting tersebut. Jika anting dipakai oleh Arjuna maka dipastikan Arjuna akan mampu membunuh Prabu Basukarna. Prabu Basukarna ini menjadi cermin bagi pegawai yang bekerja pada sebuah sistem yang korup, bukan? Prabu Setyaki dan Prabu Basukarna hanyalah sebagian kecil dari bahan renungan yang bisa diperoleh dari kisah pewayangan Kresna Duta. Sialnya, nanti malam aku ada acara lain, jadinya engga bisa nonton pentas wayangnya ... hicks!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun