Selepas Shalat Jum'at, 7 Desember 2012, kami jamaah Masjid Jami' Annur seperti biasa duduk duduk di serambi baitullah. Awak sangat suka silaturahmi bada shalat Jum'at ini, karena diwaktu inilah bisa bertatap muka dengan para pensiunan polisi serta jamaah lainnya. Kami saling bertukar sapa dan berita sembari menikmati sajian buah segar yang dikirim secara rutin dari seorang dermawan pasar induk. Sementara khadimullah masjid sedang berkumpul diruang dalam untuk mengevaluasi kegiatan masjid mingguan serta mengatur keuangan masjid.
Ketika kami sedang asyik bersilaturahim, tiba tiba mendekat seorang pria. Pria ini berkulit gelap, berkumis tebal serta mengenakan baju kotak lengan pendek. Pak Haji Ajat juragan kelapa mempersilahkan si bapak mencicipi buah serta menyorongkan air mineral kemasan gelas. Si Bapak memperkenalkan diri sembari menyodorkan KTP. Belumlah sempat awak membaca KTP, si bapak langsung mengatakan :
" Pak , tolong adopsi anak saya "
Tidak biasanya permohonan minta bantuan si bapak, luar biasa. Hal yang biasa kami temukan adalah musafir yang kecopetan, musafir yang kehabisan ongkos atau musafir yang memang dhuafa. Masjid selalu menyediakan dana khusus untuk membantu saudara saudara yang memerlukan pertolonagn darurat tersebut. Wajar saja karena Masjid Jami An Nur terletak di pinggir jalan raya bogor dalam posisi yang strategis sehingga banyak musafir yang singgah untuk menegakkan shalat. Permohonan si bapak ini agak aneh, baru sekali ini kami meneukan "kasus" seperti ini, dia ingin mengadopsikan anaknya. Ada apa gerangan.
Jamaah minta dia bercerita apa latar belakang sehingga ingin meng adopsikan anaknya.
Saya dalam posisi terusir dari kampong di Palangkaraya. Setelah isteri meninggal 19 hari yang lalu, keluarga isteri menguasai harta benda kami. Rumah dan segala isinya direbut, mungkin karena saya bukan asli orang sana. Tadinya saya bekerja sebagai sopir, bahkan sempat menjabat kepala kampong disana. Saya membangun rumah dengan jerih payah dan menghidupi keluarga dengan bekerja keras. Saya memiliki 3 orang anak, anak pertama perempuan telah menikah dan memiliki 2 orang anak. Sekarang saya bersama 2 orang anak, satu berusia 16 tahun dan yang kecil berusia 4,5 tahun. Anak inilah yang akan saya serahkan ke orang se iman karena saya tidak sanggup lagi membiayai hidupnya.
Kami semua terdiam. Anak yang akan di adopsi itu sedang berlari lari diserambi masjid, bermain dengan anak anak TPA seusianya. Sebentar bentar dia datang memeluk bapaknya kemudian bermain lagi. Bapak H. Pujo jamaah yang baru sajua menunaikan ibadah haji tahun ini menganjurkan ke si bapak agar membatalkan niatnya.
"anak ini sudah besar, dia sudah mengerti dan lengket sekali dengan bapak"
Bapak H. Darusalam ustazd masjid coba menasehati :
" anak adalah amanah, jangan lepaskan tanggung jawab bapak sampai kapanpun, rezeki bisa dicari, "
Awak menambahkan: