Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

MEA, Mulai Berlaku Aktif Pada 1 Januari 2016

12 Desember 2015   14:00 Diperbarui: 12 Desember 2015   14:14 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mampukah kita berkiprah dalam pasar tunggal Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean MEA ? Bicara tentang ASEAN, ASEAN kita ketahui sebagai forum kerjasama yang dideklarasikan pada tahun 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Latar belakang dibentuknya forum ini karena didorong oleh rasa kebutuhan bersama yang menyikapi kondisi politik keamanan pada saat itu dekade 60 an yang sarat dengan konflik. Waktu itu kita dengar adanya perang dingin blok barat dan blok timur, perang di Vietnam, di tanah air pun dimasa itu terjadi G 30 S PKI, kemudian konflik antara kita dengan tetangga Malaysia (Konfrontasi Indonesia-Malaysia) yang terkenal dengan Ganyang Malaysia, ya..seperti itulah situasinya pada masa itu.

Dalam kehidupan bertetangga ada kebutuhan yang mendasar, kenapa sih hidup bertetangga harus gontok-gontokan? nah atas dasar itulah asal muasal lahir forum Asean ini tebentuk. Didorong atas dasar rasa kebersamaan, kebutuhan bersama akan adanya keamanan, dan sejahtera. Selain menjadi aman dan damai, kesejahteraan juga memiliki peranan yang sangat penting, bicara soal kesejahteraan tentu bicara soal ekonomi.

Maka terbentuklah MEA, Masyarakat Ekonomi Asean , dengan cita-citanya kawasan ini menjadi kawasan yang efisien bagi kegiatan pelaku ekonomi .Kemudian menjadi kawasan yang kondusif untuk investasi, dan kawasan Asean pun memiliki daya saing tinggi dapat menjadi motor perekonomian, tidak hanya dikawasan Asean tetapi juga didunia. Kemudian ingin Asean ini secara ekonomi dapat mendorong terciptanya penurunan kesenjangan perekonomian. Dan ingin kawasan ini menjadi penting sebagai mata rantai kegiatan perekonomian intenasional.

Peran Indonesia sendiri sangat penting, pada tahun 2014 Indonesia dinobatkan sebagai negara perekonomian 10 terbesar di dunia. Sehingga peran Indonesia dan Asean itu amat sangat penting bagi perekonomian di dunia. Dan ingin Indonesia bersama 9 negara Asean lainnya menciptakan kawasan ini menjadi kawasan yang tangguh. Bagaimana kita menyikapi situasi seperti itu? Memang di alam yang situasinya begitu terbuka , sudah otomatis perasaingan semakin menjadi ketat. Pepatah orang tua bilang kalau kita ingin maju haruslah bersaing, tinggal bagaimana menyikapi situasi ini dengan positif.

Kalau berbicara soal dampak Masyarakat Ekonomi Asean tehadap iklim persaingan, otomatis semakin memacu kita harus dari waktu kewaktu meningkatkan kapasitas kemampuan. Saya rasa agenda persaingan itu menjadi agenda keseharian. Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, merasa yakin bahwa melalui usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri mampu bersaing menghadapi pelaksanaan MEA, yang akan mulai berlaku aktif pada 1 Januari 2016. Melalui pantauannya setelah keliling ke daerah dan banyak melihat pameran UKM, merasa percaya diri, banyak UKM yang punya lebih banyak cerita sukses dan melihat MEA sebagai peluang, bukan takut, merasa tertekan atau bertentangan dengan integrasi ASEAN. Dan Wakil Presiden JK pun sudah mewanti-wanti meminta agar Indonesia dapat meningkatkan produk dalam negerinya agar dapat bersaing dalam pasar bebas nanti.

Tidak ada ASEAN tanpa Indonesia,karena Indonesia lah yang melahirkan Asean, Indonesia sebagai salah satu oang tua Asean selain Negara-negara Asean lainnya. Dan punya kewajiban untuk membesarkan, mengarahkan , dan membentuk ASEAN ini seperti apa. Oleh karena itu Indonesia harus pro aktif, ambil salah satu contoh sepeti yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat, Walikota Bandung Ridwal Kamil mengatakan, Kota Bandung proaktif untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu pihaknya jemput bola melakukan kerjasama dengan negara-negara di ASEAN.

Di Bangkok, Thailand, Emil menjadi pembicara dalam diskusi tentang perekonomian yang bertajuk 'Creative Economy and Invesment Opportunity' . Menurutnya "Di Bangkok jadi pembicara utama di seminar ke seluruh pengusaha di Bangkok. Ada kesiapan Little Bandung juga “ Sementara di Petaling Jaya, Emil meresmikan Monumen Bandung sebagai bentuk kerjasama sister city antara Petaling Jaya dan Kota Bandung. Di Petaling, ada peresmian Monumen Bandung. Kemudian juga meminta mereka membukakan market di Malaysia, daya beli masyarakatnya kan tinggi makanya mereka senang ke Bandung. Dengan kerjasama tersebut, kata Emil, di tahun depan saat Masyarakat Ekonomi Asean hadir, Kota Bandung sudah siap."Jadi nanti kita sudah punya mitra. Mereka juga sama-sama butuh bantuan kita”.

Langkah proaktif ini tentu mendukung satu upaya pemerintah, pelaku usaha, mendorong keberlangsungan usaha Indonesia di pasar tunggal MEA ini. Kesempatan sangat terbuka jangan pasif , atau pesimis, atau anti persaingan, sehingga kita berada digerbong belakang. Indonesia harus digerbong paling depan. Apakah kita akan menjadi trendsetter atau follower ? tergantung kita.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun