[caption id="attachment_181970" align="aligncenter" width="300" caption="buku perpus yang dah setengah tahun belum dibalikin OMG!"][/caption]
Mungkinkah Tuhan mau singgah di pelacuran? Ia yang maha Tinggi, maha Suci, maha Sempurna berkenan menengok kaum pinggiran? Ya, ternyata Ia berkenan. Buku ini menceritakan perjalanan spiritual para penjaja cinta.  Perjalanan spiritual menujuNya tidak menjadi hak preogratif manusia yang ‘baik baik’ saja. Siapa pun berhak ada dalam pelukanNya.
Asmar  Mahardika merupakan  penulis yang menuangkan wawancaranya dengan 10 perempuan penjaja seks yang melakukan pertobatan. 10 narasumber ini sudah berhenti menjajakan seks. Mereka berhenti bukan karena sudah tua dan tidak laku, tapi karena adanya kesadaran untuk menghentikan kegiatan ini. Kesadaran itu begitu kuat menghentak hingga jiwa mereka terpanggil untuk segera menghentikan perbuatan yang telah mereka kerjakan selama ini.
Kisah pertama tentang Melati yang menyiratkan faktor penyebab terjerumusnya ia ke lembah prostitusi lebih pada faktor ekonomi. Melati yang hanya jebolan Madrasah Tsanawiyah (SMP) diperkosa ayah tirinya dan membuatnya kabur dari rumah. Untuk bertahan hidup ditengah tidak punya keterampilan dan pengalaman membuatnya terdampar di lembah nista ini.
Berawal dari ditolongnya ia dari kelaparan dan terlunta lunta oleh seorang perempuan baik hati (Kamboja) yang ternyata seorang penjaja seks, menjadikan Melati memilih dengan sadar pekerjaan ini. Melati dengan bimbingan (Kamboja) menjadi pekerja seks kelas atas. Tiga tahun menikmati profesi ini ia terus dibayangi perkosaan yang dilakukan ayah tirinya. Kemarahan akibat perkosaan ini membuatnya memaki dan mengutuk bapak tirinya dan memohon kepada-Nya agar membalas di dunia ini juga.
Ternyata Tuhan mengabulkan permohonan Melati. Bapak tirinya mati karena tabrak lari tepat di depan rumah Melati. Kondisinya sangat mengenaskan. Ia mati dengan alat kelaminnya yang terlepas dari badannya. Hal ini disaksikan langsung oleh mata kepala Melati sendiri.
Peristiwa ini begitu menyentakakan kesadaran Melati bahwa Tuhan selalu mendengar. Permintaan melati yang sangat keterlaluan pun dikabulkannya. Ia merasa bahwa Tuhan sangat menyayanginya. Tubuhnya bergetar keras. Air mata mengalir deras. Semua pelajaran agama yang didapatkannya selama Madrasah Tsanawiah kembali terngiang. Ia bertanya jika ayah tirinya mengalami kejadian mengerikan akibat perbuatan bejatnya, bagaimana dengan perbuatan buruk yang selama ini ia lakukan? Ia percaya bahwa siksa Tuhan ada di dunia dan tentu saja di ahirat. Melati ahirnya meninggalkan dunia hitam ini selama lamanya dan kembali menjalani hidup dengan baik.
9 cerita yang lain tidak kalah menggetarkan jiwa. Penulis menguraikan wawancara mendalam yang dilakukan dengan narasumber dengan gaya tutur asli. Dari semua cerita yang dituliskan tentang perjalanan spiritual para penjaja seks ini terungkap penyebab sebab seorang perempuan masuk ke lembah hitam ini. Diantaranya : kemiskinan, pendapatan rendah, pendidikan rendah, tidak memiliki keterampilan dan pengangguran.
Bandung, Solo, Yogyakarta, Madiun dan beberapa kota lain menjadi tempat penulis buku untuk berburu kisah-kisah inspiratif ini.  164 halaman diperlukan untuk menuliskan hasil perburuannya. Buku yang diterbitkan oleh Kreasi Wacana Yogyakarta rahun 2004 ini memperlihatkan bahwa Tuhan selalu menunjukan maha Kasih dan maha SayangNya kepada manusia. Selama nyawa masih dikandung badan keinginan untuk bertobat akan selalu disambutNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H