Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal 15 Kosakata Baru atau Lama Bermakna Baru dalam Perspektif Neologisme

20 April 2024   12:25 Diperbarui: 20 April 2024   12:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jurnalpost.com pada artikel M. Thaufan Arifuddin judul Mengenal Neologisme Ideologi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) neologisme dimaknakan sebagai kata bentukan baru atau makna baru untuk kata lama yang dipakai dalam bahasa yang memberi ciri pribadi atau demi pengembangan kosakata. Artinya, kosakata baru dalam perspektif neologisme seharusnya tidak bergantung pada persyaratan kerap dipakai untuk bisa masuk menjadi warga KBBI. Sebab telah memenuhi persyaratan semantis sehingga cenderung memenuhi pula syarat leksikal, fonetis dan pragmatisnya.  

Karenanya, neologisme semestinya merupakan kosakata baru yang tercipta tanpa mengutamakan pemenuhan keseluruhan syarat sehingga kosakata baru apa pun yang dapat memperkaya perbendaharaan kosakata Bahasa Indonesia dapat diterima oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Bentukkan kosakata baru berdasar jenis bentukan akronim, singkatan, pelesetan kata lama, serapan kata asing atau daerah, baik yang memberikan unsur semantis (makna baru) maupun makna yang tetap identik dengan asal katanya, merupakan bagian dari upaya dalam memberikan sumbangsih terhadap penambahan atau pengayaan perbendaharaan kosakata Bahasa Indonesia. 

Sejak pertama kali saya menulis di blog Kompasiana pada 15 November 2022, setidaknya ada 15 (lima belas) kosakata baru yang telah coba saya hasilkan sebagai upaya turut berpartisipasi dalam memperkaya perbendaharan kosakata baru Bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:    

1. Mirronis adalah akronim yang diambil dari kata miris dan ironis. Mirronis adalah kondisi menyedihkan yang menimbulkan perasaan was-was, cemas atau risau di dalam diri dan mendatangkan rasa kasihan, tidak tega atau tidak sampai hati dari luar diri, yang dialami seseorang-atas kenyataan yang bertolak belakang dari sesuatu yang diharapkan, dari yang seharusnya terjadi atau yang semestinya diterima padahal memiliki kedekatan atau keintiman dengan harapan itu.

2. Disorientizen adalah kondisi seseorang atau sekelompok orang yang kehilangan kemampuan mengenali lingkungan (ruang, waktu dan orang) oleh sebab terhambatnya kemampuan nalar melogiskan ruang dan waktu dalam interaksi media sosial. Ketidakmampuan nalar mengejar kecepatan teknologi menjadi penyebab seseorang atau sekelompok orang mengeluarkan argumentasi yang bersifat apologi, kesepemahaman yang berbeda atau sama sekali tidak memahami konten atau konteks.

3. Sosialaba berasal dari dua kata, yaitu sosial dan laba. Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma dan sebagainya). Sedangkan laba berarti selisih lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga pembelian atau biaya produksi; keuntungan; faedah; guna; manfaat. Sosialaba berarti seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan sosial untuk kemudian mengambil keuntungan, faedah, guna atau manfaat dari kegiatan sosial yang dilakukannya hingga menimbulkan kerugian bagi orang lain atau bertentangan dengan etika, moral, norma atau nilai positif lainnya.

4. Kambing abu-abu. Satu istilah yang berarti perbuatan menggunakan atau mencatut sesuatu yang memiliki nilai untuk mengambil manfaat atau keuntungan darinya dengan cara tidak etis, keliru, salah, melanggar hukum, norma, dogma, moral, agama atau melanggar nilai positif lainnya dalam upaya meraih atau menggapai keinginan, tujuan atau hasil.

5. Asingo atau arogansi ngotot adalah sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan cara tidak semestinya ketika menyikapi, merespon atau melatarbelakangi suatu kejadian. Sederhananya, asingo adalah sikap atau perilaku arogan dan ngotot yang ditunjukkan oleh seseorang yang berada di posisi salah atau keliru kepada orang lainnya, yang berada di posisi sebaliknya.

6. 
Soliderit adalah suatu hubungan antara individu atau kelompok yang terikat tanpa perasaan moral, dan kepercayaan yang dianut diterapkan hanya dalam kebersamaan atau kelompoknya saja serta diperkuat oleh kebersamaan yang emosional. Sifat satu rasa, senasib seperjuangan, sepenanggungan, setujuan, perasaan setia kawan dan lainnya yang tidak berangkat dari kebersamaan yang memiliki nilai positif. Singkatnya, soliderit adalah solidaritas versi negatif.

7. Sempilan adalah informasi tentang kebenaran atas estimasi dan/atau prediksi yang dipresentasikan oleh siapapun (profesi, ahli, pejabat, status sosial atau lainnya) atas perhitungan dan/atau kemungkinan yang dapat terjadi pada kondisi barang, benda atau sesuatu di masa depan. Sempilan dapat menjadi strategi ketika digunakan untuk menarik keuntungan atau mengambil manfaat lebih banyak tanpa jaminan kebenaran atas estimasi dan prediksi yang diinformasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun