Dalam ensikliknya yang baru tentang lingkungan, Paus Fransiskus mengecam serangan terhadap kehidupan manusia seperti aborsi, eksperimentasi embrio dan pengendalian penduduk, seraya menekankan penghormatan terhadap penciptaan dan martabat manusia.
Paus menjelaskan bahwa “rasa persekutuan mendalam dengan alam tidak bisa menjadi nyata apabila hati kita tidak memiliki kelembutan, kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama manusia”.
“Pada saat kita melihat obsesi dengan menyangkal setiap keunggulan pada manusia; semangat lebih ditampilkan dalam melindungi spesies lain daripada membela martabat manusia,” katanya.
Ensiklik Paus “Laudato Si,” diterbitkan pada Kamis kemarin, 18 Juni 2015.
Pada awal tahun 2014, Vatikan mengumumkan rencana Paus untuk menulis ensiklik dengan tema “ekologi manusia” – sebuah frase yang sebelumnya digunakan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI.
Sementara itu Ensiklik 184 halaman itu termasuk topik-topik kontroversial termasuk perubahan iklim, ia menekankan juga bahwa perawatan lingkungan yang efektif, terlebih dahulu harus bekerja membela kehidupan manusia.
Ini adalah “jelas tidak konsisten” memerangi perdagangan satwa langka, namun tetap acuh tak acuh terhadap perdagangan manusia, orang miskin dan keputusan ”menghancurkan manusia lain yang dianggap tidak diinginkan,” kata Paus.
Paus Fransiskus juga membahas topik yang sangat diperdebatkan tentang pengendalian penduduk, solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan menjaga konsumsi sumber daya alam.
“Alasan menyelesaikan masalah orang miskin dan memikirkan bagaimana dunia bisa berbeda, beberapa hanya dapat mengusulkan pengurangan tingkat kelahiran,” tambah Bapa Suci.
Dia mengecam fakta bahwa negara-negara berkembang sering menerima tekanan dari organisasi internasional yang memberi bantuan ekonomi “bergantung pada kebijakan mereka termasuk ‘kesehatan reproduksi’”.
Menyalahkan pertumbuhan penduduk dengan masalah kemiskinan, tapi “konsumerisme ekstrim merupakan salah satu cara menolak untuk menghadapi masalah”.