Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buni Yani 'Man of The Year 2016'

4 November 2016   21:22 Diperbarui: 4 November 2016   21:54 3751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Social and Behavioural Sciences

Aksi Damai puluhan ribu umat Islam di Jakarta pada hari ini, 4 November 2016 tak bisa lepas dari peran besar satu orang hebat tahun ini. Dia bukan Habib Rizieq dengan FPI nya yang sudah kita ketahui selama ini melainkan Buni Yani, seorang dosen yang mungkin hanya dikenal di tempat dia mengajar saja.

Kita layak angkat peci atau sorban atas tindakan dosen ini. Setelah dia mengunggah ulang video pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok , dimana dia menghilangkan kata  ‘pakai’ dalam transkripnya sehingga  transkripnya mengatakan “... dibohongi surat Al Maidah “ padahal ucapan Ahok “..... dibohongi pakai surat Al Maidah” dan itu mempunyai makna yang sangat berbeda menurut ilmu bahasa.  Maka seperti bola salju unggahan ulang video dengan transkrip versi Buni Yani itu ditanggapi secara massive dan menimbulkan kemarahan sebagian umat Islam serta menganggap bahwa telah terjadi penistaan agama yang dilakukan dengan sengaja oleh Ahok.

Walaupun Buni Yani sudah meminta maaf atas penghilangan kata ‘pakai’ dalam transkripnya tetapi bagi kita yang jeli pasti yakin bahwa ketiadaan kata ‘pakai’ tersebut bukan kelalaian  melainkan kesengajaan. Kalau Ahok bisa dianggap sengaja melakukan penistaan agama, maka kita juga bisa yakin bahwa Buni Yani juga sengaja menghilangkan kata ‘pakai’ dan lalu mengunggahnya untuk menggerakkan kemarahan umat Islam.

Sebagai seorang dosen senior dan bahkan konon katanya juga mantan wartawan, sangat tidak mungkin bahwa penghilangan kata ‘pakai’ itu bukan kesengajaan. Dia pasti sangat yakin dan paham bahwa jejaring  media sosial dan kemajuan tehnologi informasi saat ini bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi opini dan menggerakkan masa. Terbukti, sebagian umat islam terpengaruh dengan unggahan penggalan pidato Ahok oleh dosen cerdas ini.

Pernyataan permintaan maaf dia di salah satu acara televisi swasta dan di media sosial hanyalah bentuk kerendahhatian dia agar tidak terlihat sombong karena sudah berhasil mempengaruhi masa. Sekali lagi kita layak mengakui kehebatan dia dalam hal ini.

Kita patut menganugerahi Buni Yani sebagai ‘Man of The Year 2016’. Dari hanya seorang dosen yang tidak terkenal bisa menjadi orang yang begitu populer menggerakkan sebagian umat islam untuk marah dan bahkan beringas.

Seandainya dikemudian hari Buni Yani tidak tercapai menjadi seorang Profesor sebagai puncak karirnya, paling tidak dia sudah tercatat dalam sejarah perkembangan demokrasi negeri ini sebagai seorang Provokator. Salut untuk Buni Yani. Mari kita angkat seluruh jempol kita untuk dia.

***

Solo, Jumat, 4 November  2016

‘salam hangat penuh cinta’

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun