Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merasa Memiliki: Kunci dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan

26 April 2024   10:04 Diperbarui: 27 April 2024   02:12 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Siti Nazarotin

Dalam upaya menuju kemajuan pendidikan, salah satu kunci utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang terlibat, terutama kepala sekolah dan para guru, adalah adanya sikap merasa memiliki terhadap lembaga tempat mereka berkecimpung.

Merasa memiliki bukan sekadar kata-kata, namun merupakan fondasi yang kuat untuk mencintai, merawat, dan menjaga lembaga pendidikan dengan penuh dedikasi. Ketika seseorang merasa memiliki, mereka tidak hanya melihat lembaga sebagai tempat kerja, tetapi juga sebagai bagian dari identitas mereka. Ini menciptakan semangat yang kuat untuk berjuang demi kemajuan lembaga, bekerja tanpa kenal lelah, dan berkolaborasi dengan rekan kerja lainnya.

Ketika seluruh stakeholder, termasuk guru, staf administrasi, siswa, orang tua, dan masyarakat umum, merasa memiliki lembaga, harapannya adalah bahwa lembaga tersebut dapat maju dan berkembang menjadi lembaga yang diminati oleh masyarakat. Semua pihak yang terlibat akan bekerja bersama-sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menginspirasi, serta menjaga reputasi baik lembaga, di mata publik.

Sikap merasa memiliki juga harus ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Melalui pendidikan karakter dan pembiasaan yang tepat, anak-anak akan belajar untuk menghargai dan menghormati lingkungan sekolah mereka. Mereka akan merasa bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga fasilitas sekolah, serta memiliki kesadaran dan semangat tinggi dalam proses belajar-mengajar. Ini akan menciptakan budaya sekolah yang inklusif, ramah, dan berorientasi pada prestasi akademik.

Kepala sekolah dan para guru merupakan bagian dari tim yang solid, di mana setiap anggota memiliki porsi kewajiban masing-masing yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah contoh nyata dari sikap merasa memiliki terhadap lembaga. Ketika mereka merasa memiliki, mereka siap berkorban demi kebaikan lembaga, menyatu dengan seluruh stakeholder, dan menjadi bagian integral dari proses pendidikan.

Namun, ketika sikap merasa memiliki tersebut kurang atau tidak ada, kinerja pun akan terganggu. Tanpa semangat merasa memiliki, seseorang cenderung bekerja tidak maksimal, tidak total, dan setengah-setengah. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk memupuk dan memelihara sikap merasa memiliki terhadap lembaga tempat mereka berkontribusi, sambil memahami bahwa memiliki tidak berarti menguasai sepenuhnya.

Dalam menciptakan sikap ikut memiliki pada semua stakeholder dalam sebuah lembaga pendidikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Kendala dalam Kolaborasi dengan Pihak Terkait

Kepala sekolah sering menghadapi kesulitan dalam menjalin kerjasama dengan pihak terkait seperti dinas pendidikan, dewan pendidikan, dan kepala desa. Hal ini dapat menjadi hambatan yang signifikan dalam upaya sosialisasi sikap merasa memiliki pada lembaga pendidikan.

2. Upaya Sosialisasi yang Terencana dan Menyeluruh

Meskipun menghadapi kendala, kepala sekolah dan timnya perlu menjalankan upaya sosialisasi secara terencana dan menyeluruh. Mereka dapat mengadakan berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, atau pertemuan rutin, untuk membahas pentingnya keterlibatan aktif dari semua pihak dalam memajukan lembaga pendidikan.

3. Proaktif dan Diplomatis dalam Pendekatan dengan Pihak Eksternal

Keterlibatan pihak eksternal seperti dinas pendidikan, dewan pendidikan, dan kepala desa juga penting. Kepala sekolah perlu melakukan pendekatan yang proaktif dan diplomatis untuk membangun hubungan yang baik dengan pihak terkait, misalnya dengan mengajukan proposal, mengadakan pertemuan formal, atau melibatkan mereka dalam kegiatan sekolah.

4. Partisipasi Aktif dari Stakeholder Lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun