Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jancuker's, Penutur Basa Ngapak Tegalan, Cinta Wayang, Lebih Cinta Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Balada Wayang Eps. 8 : Petruk Dadi Ratu #KATAR 16

20 Maret 2011   00:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:38 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrted from mbah google

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Ilustrted from mbah google"][/caption]

Bissmillahirrohmaanirrohiim...

Blangkon kesayangan sudah kulilit rapi memahkotai kepalaku (lebih suka blangkon yg manual), aku lebih suka membuat sendiri bentuk blangkon dengan melilitkan kain batik berukuran 60 x 60 cm, jadinya menurutku lebih keren, dan bisa disesuaikan dengan cuaca, kalo lagi panas bisa aku buka aku sangkutkan diantara pundak bahu dan pundaku bisa untuk mengelap keringat hehehee... Kali ini batik mega mendung khas cirebon aku pakai untuk blangkon meniru lilitan udeng-udeng Sunan Kali jaga, dengan ujung piramida runcing terbalik di keningku. Setelah berdo'a dan kubenamkan jauh kedua tanganku mengusap mukaku. Kulihat sinden-sinden sudah bersanggul cantik, batang tusuk konde warna gold-nya kelap-kelip terkena sinar lampu, bibir merahnya pun sama, sebuah senyum terkibar, menyambut aku naik pentas, dengan iringan sholawat Ayun-ayun Badan aku naik menuju podium tempatku bersembunyi, menyulih suarakan wayang-wayangku. Aku usap kedebong pisang yang melintang menutupi pandanganku, masih basah dan airnya masih menetes, ini pasti dari kebon pisang Kang Inin di Majalengka. Malam ini untuk menyambut Pemilihan Ketua KATAR (Karang Taruna) Desa Rangkat, aku akan membawakan lakon "PETRUK DADI RATU".

***

Setelah koor pesinden berhenti kini tinggal aku memainkan dua gunungan (buat yg belum tau gunungan biasanya ukiran kulit berbentuk kerucut lancip bergambar sapi, macan, rumah joglo dijaga buto dan hutan lebat), setelah salah satunya tertancap, aku mulai mendandhanggulakan synopsis cerita yang akan aku bawakan.

“OOooo…Al-Ardi Wal Gonjang,langit kelap-kelop…Bawono petheng dedhet, lir kadyo pethenging atineng manungso, Sewu Raton jumedol...sinareng tumukuleng tinanduran manungso witeng dunyo…waoh-wohane yaiku pahala lan doso… ”

Kocap Kacarita….Kitab Jamus Kalimasada, kitab rahasia turun temurun Klan Resi Satrukem yang kini disimpan oleh generasi ke tujuh yaitu Raja Negeri NKRA (Negeri Kesatuan Republik Amerta) Prabu Yudhistira, Raiiiiiibbb….tanpo krono….

Punokawan Gareng malah nyangkani ada orang deket Prabu Yudhistira yang jadi informan untuk Wikileaks, dan bakal dimuat di surat kabar seperti berita tentang Pak SBY, yang dimuat oleh Koran sahabat Aussi-nya. Nde Age’ & Sydney Morning Herald’.

Bagong memilih untuk tidak menanggapi hasil penafsiran saudaranya, dia malah menyuruh Acik Mukhtar salah satu dari empat calon Ketua Karang Taruna Desa Rangkat yang sengaja dihadirkan olek Pak Kades.

“emmm…anu sms’in Pak Dalang, tanya Jamus Kalimasada itu apa?”suruh Bagong sambil nyamber setumpuk lemper buatan Bu Kades Mommy.

Acik mantuk-mantuk aja sambil nyomot hidungnya dengan tissue, dan jari-jarinya langsung kletak-kletuk menekan-nekan huruf per huruf, nada ting…tong… berbunyi menandakan SMS terkirim ke Si Dalang yang semakin melantur sampai ke Aussie.

O, Gancanging carito kadyo wong kang munggel kawi... (Ringkas cerita)

Bagong dan Acik saling toosss…mengadu telapak tangan seraya cekikikan, lalu mengepalkan tangan mereka dan mengayunkanya kebawah “Yess…berhasiilll…” Koor kemenangan dari Bagong dan Acik. Karena berhasil membuat Si Dalang meringkas ceritanya bak memangkas Gunung Kawi menjadi dua bagian.

***

Ke Panggung lagi.

“Ya inilah Negeri Demokrasi…dan saya pun harus berdemokrasi, tentang tafsir Jamus Kalimasada…”

Bagi para Negawaran Jamus kalimasada adalah lima sila pancasila.

Bagi kaum muslim Kalimasada berarti Kalimat Syahadat.

Bagi Dr.Kuntar Wiryamartana SJ, menyebut kali khalimashodda, kemudian dipilahnya menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna "obat mujarab Dewi Kali".

Tapi menurut Gareng sejatinya kalimasada hanyalah kertas kosong yang diperebutkan seperti dalam film kung fu panda. Tapi, hanya oleh dan dengan Manungso bagus waluyo jati, lan lantiping pramono jati itulah kertas itu nampak tak kosong.

Sunan Kalijogo yang sedang babat alas Glagahwangi tanpa sengaja menemukan pertapaan Prabu Yudhistira.

Pinareng Sembadaheng Gusti, terbacalah lima butir kalimasada dengan bantuan Sunan Kalijaga, karena tak akan masuk surga Para Pandawa bila Jamus Kalimasada belum terbaca, isinya kurang lebih seperti ini :

1.Siapa ingin kaya, banyak-banyaklah beramal.

2.Siapa ingin pandai, banyak-banyaklah mengajar.

3.Siapa ingin dikasihi, tumpah ruahkanlah kasihmu ke sesama.

4.Siapa ingin bahagia, bahagiakanlah sebanyak-banyaknya orang.

5.Siapa ingin sempurna, sempurnakanlah kematian sahabatmu.

Setelah pembacaan itu, dituntunlah Prabu Yudhistira menuju Kahyangan.

***

Mas Erwin a.k.a Bocah Ingusan bin ESp24 yang tadi terkantuk-kantuk sekarang memaksakan untuk melek mengucekngucek matanya mengikuti Mas Rey, Hm Zwan dan Acik yang sudah mantukmantuk duluan, sambil nyruput kopinya yang sudah tak hangat lagi Mas Erwin pun berseloroh “Ooohh…iya…begitu to…”

Seyogyanya setiap Calon Ketua RemajaRemaji Desa Rangkat ini akan didampingi masing-masing satu punokawan sebagai motivator mereka karena telah sukses memotivatori orang-orang hebat yaitu seluruh titisan wisnu dari Ajuna Sasrabahu, Prabu Rama Wijaya, hingga Sri Kresna.

Gareng nampak seperti orang linglung, mulutnya tak berhenti mengunyah lemper tolahtoleh tapi tak nampak sosok adiknya Petruk mendampingi Zwan salah satu kandidat ketua KATAR.

Belum selesai rasa penasaranya di pakeliran sana sedang heboh Kahyangan yang dilabrak Prabu Tongtongsot Welgeduwelbeh melabrak para dewa yang sedang asyik tertidur untuk lomba engklek.

“Kakang Narada… Kalian sebagai petinggi jangan cuma bisa tudangtuding…sementara kalian membiarkan rakyat kalian di bumi menderita….” Petruk dalam wujud Ratu Welgeduwelbeh menitah Batara Narada penasihat Hyang Pramesthi Batara Guru yang sudah kocarkacir meninggalkan Kahyangan Jonggring Saloko.

Gareng, tak pernah salah menerka siapa sosok nan Gagah, tinggi rambutnya hitam bak ruh gulita malam keluar dari mahkotanya, gerak mimik petruk belum hilang dari wajah gagah itu.

Lurah Janggan Asmarasanta alias semar pun sefaham dengan Nala Gareng, kitab kecil jamus kalimasada disimpan di atas mahkotanya Petruk yang sudah manglih rupo dalam bentuk raga Raja penuh wibawa.

Sejurus kemudian Di kerajaanya Loji Tenggara Raja Welgeduwelbeh sedang ongkangongkang kaki di taman kaputren menyaksikan gerak gemulai tarian istri-istri Prabu Jayasentiko, Raja Loji Tenggara yang dilengserkan.

“Silahkan pilih untuk jadi selirmu Sinuwuuun… prameswariprameswariku (Permaisuri2ku)….” pinta jayasentiko pada Ratu Petruk Welgeduwelbeh.

Alihalih memilih salah satu selirnya yang cantikcantik dan masih ranum, retnowulan, retnosari, retnoningsih, retnoningrum malah dibuat kecewa karena Sang Ratu lebih memilih jumenak sari abdi kaputren yang sosok gempalnya samarsamar dibalik asap pembakaran sampah kaputren menjadi permaisurinya.

“Aku bisa beristrikan dua puluh orang cantik seperti kalian… tapi inilah yang tak biasa pemimpin selalu memandang rendah kaum alit, padahal kemuliaan itu justru ada pada sosok Jumenak…bukan pada kecantikan…”papar sang ratu.

***

Ditengah kemeriahan pesta di kaputren Loji Tenggara, datanglah Baladewa Ya Balarama… berteriakteriak.

Elah.dalah….Gembor monyormonyor emprit gantil buntute i-pad…Heeiiii…Heeeiiii…Baladewa ngapain kamu berteriakteriak dari dulu kamu memang bermulut besar…” Hardik Prabu Tongtongsot Ya Ratu Belgeduwelbeh.

Baladewa hendak membalas dendam karena beraniberaninya Raja Tongtongsot mebuka aib keluarga dinasty kuru yaitu Pandawa dan Kurawa. Serta membuat Ngasoring Kesatrian (Kalahnya para kesatria) Pandawa dan Kurawa Arjuna, Bima, Yudisthira, Duryudana, dibuat terkapar tak berdaya, apalagi Rayi (Adik) kesayanganya kresna pun dibuat babak belur.

“Heh…ikan bawal punya bang jali, Lo Jual Gue Beli” Baladewa menirukan gaya jawara betawi saat akan memulai pertarungan.

“Eh tong…Bawal bukan sembarang bawal, bawal si jali dituker marmut , Eh tong…jangan Cuma ngomong jual…jual…, Lo Jual beli ane ga takut…” Petruk Belgeduwelbeh tak mau kalah membalas pantun.

“Jual beli Ndassmu itu…!!!!Kamu mau berantem apa mau jual beli Heiii Balaram…”Hardik Sang Ratu.

Gareng yang selalu suka mendapat hiburan gratis dari adiknya Cuma cengengesan dan tostosa dengan Mas Erwin dan Rey yang sudah terkantukkantuk.

Dengan hempasan aura kalimasada yang diceketem ditangan Ratu Tongtongsot Belgeduwelbeh, Baladewa ambruk dan lunglai tak berdaya.

***

Setelah menyalami Pak Kades Yayok, Ki Lurah Janggan Asmarasanta Ya Semar Ya Betara Ismaya, Naik ke Pakeliran.

“Aeh…aeh…aeh…Blegedug ugeg-ugeg mbel-mbel sak dulito.. Ngger putraku kantong bolong…wis toh sadar balik…balik…Romo tan samar neng sliramu kuwi anake…nde husband of Dewi Ambarwati rite…?ora usah nuruti nafsumu, sembrono dur angkoro… ucap Romo Semar.

Seketika tanganya menggapai kening Ratu Tongtongsot sejurus kemudian lunglai, bersujud dan menangis memeluk kaki romonya.

“La’opo mbang…Bambang pecruk panyukilan putraku, ko koe tumindak lelagon olo kaya gini…?” Tanya Ki Semar.

Penguasa selalu melupakan kita Ayah, kesusahan mereka menjadi kesusahan kami, tapi kita dipaksa tersenyum padahal kesedihan sedang bersinar temara dirasa kita, Jari telunjuk mereka bak jari penyihir ajaib, yang dengan sekali tunjuk memperlakukan kita seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, tanpa berfkir, kita sakit atau tidak, atau kita suka atau tidak melaksanakan titah mereka, sedangkan mereka berlehaleha menikmati segala kemudahan tanpa tahu bahwa ada orang kecil, Abdi seperti kita yang tersakiti. Amanat suci kalimasada tidak mereka jaga dengan baik sehingga menimbulkan pertumpahan darah.

Jamus Kalimasada sejatinya dicuri Dewi Mustakaweni Putri kerajaan Imantaka yang menyamar menjadi werkudoro, terjadilah kemelut perebutan Jamus Kalimasada antara Amerta dan Imantaka. Sementara kemelut sedang berlangsung Petruk mengambil Jamus Kalimasada dan menyimpanya, namun karena keisenganya Kalimasada dimanfaatkan untuk menaklukan Loji Tenggara, dan menjadi narendra (Raja) baru yang nyleneh tak mengikuti aturan dan pakem seorang sinuwun.

Jikalau Petruk seorang ulama, tentu ialah pengamal dan penerap sifatullah (Sifat Allah) dan Nur Muhammad SAW, dalam kalimasada/Kalimat Syahadat. Yang tak tentu semua orang muslim biasa bisa.

Jikalau Petruk seorang Negarawan tentu dialah orang yang benar-benar melangkah dengan pedoaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila yang benar, yang selama ini ditinggalkan oleh jiwa penyelenggara Negara penguasa, pemimpin bahkan Warga Negara.

Jikalau Petruk seorang penganut tasawuf sejati dia telah menemukan Tuhan karena dia telahn mengamalkan dengan penuh apa yang tersirat dalam serat Lima butir ayat-ayat kalimasada, yang sudah dibuang jauh oleh penganut faham ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Petruk hanya memungut kebaikan dengan kepolosan dan rasa bosanya karena muak dengan para pemimpin yang hanya rebut, kisruh, dan hanya mengurusi kepentingan golonganya sendiri, kepedulian kepada rakyat kecil hanya sebagai modal untuk melukis kemuliaan dan kewibaan yang sebenarnya tidak ada, Amanat rakyat yang utama dilalaikan dan dibiarkan menjadi mainan untuk hitung-hitungan angka keberhasilan.

Setelah semuanya selesai kembalilah Sang Ratu Ntong Ntong Shot..!!!(dipilah ngawur dalam bhasa sunda&inggris ; Jangan..jangan…ditembak/jgn dlawan), Welgeduwelbeh dalam wujud Asli Pria jangkung bermuka ancur, hidung pinokio,berperut buncit, hitam legam, inilah kesejatian.

Semoga calon Karang Taruna Desa Rangkat yang terpilih nanti bisa mengemban amanat MudaMudi RemajaRemaji Rangkat.

SEKIAN….SELAMAT BERLIBUR…..!!!!

Pak Dalang Mau Tidur duluuuuu….Ngantuk berat semalam suntuk mendalang…

Yang Mau Kirim Cendol dan Pisang Goreng silahkan kirim kesini ya : "SAKAREPE LARAS GROUP" Pimp. Ki Dalang Aku Sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun