Mohon tunggu...
Ryan Apriansyah
Ryan Apriansyah Mohon Tunggu... -

Hanya manusia yang mencoba tulus mencintai Tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Puncak Gunung Prau - Indahnya Tanah Dieng

28 Oktober 2014   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaki sebuah puncak gunung bukan hanya membuat pengalaman yang menakjubkan, tetapi menyadarkan kita bahwa sungguh agung Sang Pencipta alam semesta, kita hanyalah secerca mahluk yang kecil di hadapan semesta milik Sang Pencipta.. Kembali teringat sebuah ayat “Fabiayyi alaa’i Rabbi Kuma Tukadzzi ban,Maka Nikmat Tuhanmu  yang Manakah yang kamu dustakan”.Saat melihat sunnguh indah semesta yang Dia ciptakan.

Petualangan kali ini membawa kami 6 orang anak (Gw,Hendi,Budi,Andi,Nina,Bu kos) yang datang jauh dari kota metropolitan Jakarta ke Tanah Dieng. Dieng merupakan dataran tinggi di daerah Wonosobo, yang pemandangannya sudah sangat terkenal akan keindahaannya, banyak orang sudah tahu akan hal ini. Tapi gw yakin kalo gak banyak orang tahu (termasuk gw), bahwa di Dataran Tinggi Dieng ada sebuah Gunung yang cukup asyik buat didaki. Hal inilah yang membuat rasa penasaran gw bangkit (yaelah bangkit bahasanya mayat kali ahh) sehingga gw ikut dalam trip kali ini. Berikut kisah perjalanan kami.

[caption id="attachment_369959" align="aligncenter" width="300" caption="DATARAN TINGGI DIENG"][/caption]

Hampir Batal ( 5 Menit yang Menetukan )

Kami sudah merencanakan pendakian ini sejak beberapa minggu yang lalu. Tiket kereta sudah dipesan sekitar seminggu yang lalu. Yap,kita menggunakan jasa tranportasi kereta untuk menuju tempat tujuan kita, karena setelah ditimbang cukup matang dan berdasarkan kabar angin yang kami dapat bahwa dengan kereta lebih nyaman dan pastinya menghemat waktu tempuh dibandingkan dengan menggunakan jasa bus antar kota. Singkat cerita kami mendapat jadwal keberangkatan hari jum'at malam pukul 9 tanggal 12 September 2014.

Rencana awal kita semua berkumpul di Stasiun Kota sekitar Pukul 20.30,namun seperti biasa rencana hanyalah rencana,kalo sesuai rencana bukan kita namanya. Kami yang terdiri dari 6 orang rencananya Bayu dan Bu Kost langsung ke Stasiun,sedangkan Gw,Hendi,Nina dan Andi berangkat bareng dari Ciledug. Rencana awal kita berangkat dari Ciledug sekitar Jam 7,jadi ada spare waktu sekitar 1,5 jam untuk perjalanan. Namun sekali lagi rencana hanyalah sebuah rencana. Karena satu dan lain hal kita ngaret,baru sekitar jam 8 malam kita berangkat. Bisa dibayangkan, jam 8 kita berangkat, kereta jalan jam 9, berangkat dari daerah Ciledug yang seantero jagat terkenal macetnya,kedaerah Kota yang  juga melewati berapa titik kemacetan.

Suasana panik terlihat dari ekspresi kami,yang terus menerus melihat jam sepanjang perjalanan di Taksi. Bisa dibilang nasib kita,kita serahkan pada Tuhan dan Supir Taksi. Saat supir Taksi bertanya mau lewat mana,"kita serahkan sama bapak saja deh,yang penting sampe pak". Bapak supir memutar otaknya mencari jalan yang tidak macet,kita berdoa agar sampai  tepat waktu . Beruntung Bapak Supir Taksi tersebut memilih jalan yang tepat,kita hampir tidak terkena macet. Namun waktu sudah menunjukan 15 menit lagi kereta akan berangkat, kita semakin gelisah, ditambah sempat sedikit terjebak macet. Suasana resah makin terasa, saat ada SMS masuk dari 2 teman kami yang sudah sampai distasiun, tampakmya mereka gelisah menunggu kita. Namun, Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan, mungkin ini yang dinamakan kita berjodoh untuk menikmati keindahan puncak prau. Kurang 5 menit kereta jalan,kami sampai,segera kita hampiri temen kita yang sudah gelisah menunggu. Kami bergegas masuk kereta,karena pengumuman sudah berkali-kali dikumandangkan bahwa kereta akan segera berangkat. Benar saja baru beberapa saat kita naik diatas kereta,masinis menjalankan keretanya.

Syukur kita ucapkan berkali-kali,seandainya dalam 5 menit ada lampu merah dijalan, atau ada macet mungkin perjalanan ini akan batal. Puji syukur atas nikmatmu Ya Allah "Maka Nikat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan". Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Pak Supir atas pemilihan jalan yang tepat.


Perjalanan Panjang ( Jakarta-Purwokerto-Wonosobo)

Jam 8 pagi akhirnya kereta Serayu yang kita tumpangi tiba di Stasiun Purwokerto, perjalan dari Jakarta ke Puwokerto dengan kereta serayu menghabiskan waktu sekitar 10 jam. Tak lama kita di stasiun,setelah acara yang berhubungan dengan toilet selesai,kita bergegas melanjutkan perjalanan.

Tujuan selanjutnya yaitu Terminal Bus Purwokerto,seperti biasa ketika keluar dari stasiun banyak yang menawarkan jasanya untuk mengantar kami,tapi pilihan jatuh untuk naik angkot saja,selain lebih murah yaitu Rp5000 per orang, jarak tempuh juga tidak terlalu jauh.Sekitar Pukul 08.30 kita sampai di terminal.

Tidak perlu butuh waktu lama kita menunggu bus diterminal,karena begitu sampai kita disambut kondektur bus yang menjajakan jasanya mengangkut kami ke Wonosobo. Tanpa perlu berdebat panjang karena memang harga yang ditawarkan menurut kita wajar yaitu sekitar RP35.000/orang.

Perjalanan panjang dan cukup lama kita tempuh,beberapa kota kita lewati mulai dari Purwokerto,Banyumas,Purbalinggo,Banjar Negara. Mata ngantuk,perut lapar mulai kita rasakan karena perjalanan yang begitu panjang. Namun menurut gw sayang bila perjalanan ini tidak kita nikmati,hamparan sawah berjejer rapi dipinggir jalan,suasana pedesaan dan yang pasti menikmati kondisi jalan yang tidak macet.

Sekitar jam 12 siang kita tiba diwonosobo setelah kurang lebih menempuh jarak selam 4 jam. Kita segera mencari tempat makan siang,untuk mengisi perut yang mulai terus mengeluarkan suaranya, memang sejak pagi kita tidak makan. Kita memutuskan untuk makan disebuah rumah makan sederhana. Ketika membaca buku menu saya kaget karna harga yang ditawarkan bisa dibilang murah,untuk ayam penyet hanya Rp.6500 wooww....Selain harga murah,rasa makanannya juga cukup enak (emang laper juga sich) kita lahap menikmatinya (kalo kata orang betwai mertua lewat juga gk ditegor).


[caption id="attachment_369960" align="aligncenter" width="300" caption="Tampang Kelaperan"]

1414475724808839367
1414475724808839367
[/caption]

Setelah makan perjalanan dilanjutkan dengan mini bus dengan tujuan dieng dan pos patak banteng. Perjalanan kali ini gw tidur sehingga gak bisa cerita banyak. Gw baru bangun ketika bus sudah memasuki daerah dieng,rasa takjub melihat keindahan alam Dieng. Sawah yang tersusun rapi dari atas bukit,suasana sejuk khas pedesaan, membuat rasa syukur dalam hati atas karunia-Nya. " Maka Nikmat Tuhan Yang mana lagai yang kamu dustai".


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun