Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rusman: Wayang, Sumpah Dewi Durgandini (1)

10 Februari 2019   11:11 Diperbarui: 2 Maret 2019   03:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kudekap anak kecilku yang belum lama lahir

Kuusap rambutnya, kupandangi wajahnya dan kupeluk tubuhnya

Sementara suamiku Palasara mondar-mandir tak menentu

Aku tahu, sebijaksana apapun dia tetap tergoncang dengan keadaan ini

Belum lama kami menikmati jalinan kasih dan
belum puas kami merajut mahligai kebahagiaan

Telah datang cobaan yang mungkin tak kalah dasyatnya nanti

Semua itu gara-gara satu orang yang paling biadab
Ialah Kau yang bernama Prabu Santanu

Kau yang datang dengan segala kesombongan
Apa kau kira aku takjub dengan kedudukanmu sebagai raja Astina

Ingat, akupun juga seorang putri raja bahkan tak kalah kebesarannya

Kalau aku sekarang ada di hutan Gajahoya ini karena cintaku kepada suami dan anak kecilku

Kau memang jahat Santanu, kau datang merengek-rengek minta tolong pada kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun