Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rusman: Wayang, Rahwana Berburu Cinta (1)

21 Desember 2018   23:13 Diperbarui: 28 Februari 2019   11:09 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari sudah sedikit condong ke barat ketika Prabu Rahwana menerima laporan bahwa hancurnya perkemahan prajurit Alengka disebabkan tingkah raja Maespati Prabu Arjunasasrabahu.

Pada awalnya Rahwana geram, rasa dendamnya membumbung tinggi seperti menyumbat relung jiwanya. 

Sebagai seorang raja muda yang memiliki daya kesaktian tinggi, ia merasa terinjak-injak harga dirinya. Tak perduli siapapun Sasrabahu itu, yang penting baginya adalah membalas penghinaannya terhadap Alengkadiraja.

Kini di atas bukit Janakya di bawah sebuah pohon Ataka Rahwana nampak mondar-mandir sambil mengerutkan keningnya.

Agaknya raja Alengka ini punya pikiran lain. Waktu yang tidak seberapa lama telah merubah pendiriannya.

Tiba-tiba saja raksasa sakti ini tersenyum lebar. Wajahnya yang semula merah padam berubah menjadi cerah semringah.

"Huaha..ha..ha..! Bodoh sekali aku," gumamnya bergemetaran, "Aku bodoh, aku bodooh, hua..ha..ha..!"

Sambil berjingkrak-jingkrak jejogetan kakak Kumbokarna itu melontarkan suaranya yang dilambari aji gelap ngampar.

Tentu saja semua raksasa yang ada di tempat itu menjadi kaget dan segera menutupi telinga rapat-rapat. 

Sebagian dari mereka bahkan sampai berdarah telinganya.

Buru-buru Patih Prahasta mendatangi keponakannya dan mencoba mengingatkan sembari bertanya apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun