Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rusman: Wayang "Gatotkaca dalam Perspektif Pendidikan"

7 Juni 2018   11:19 Diperbarui: 26 Mei 2019   06:11 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatutkaca, seperti tersenyum di alam sepinya

 

Di sebuah rumah yang sepi seorang ibu bertanya pada anaknya.

"Apakah yang kau inginkan dalam hidupmu anakku ?" Tanya Dewi Arimbi kepada putranya yang gantheng dan perkasa. 

Sebuah jawaban yang membuat hati Arimbi ingin menangis, ialah: "Aku tidak menginginkan apa-apa ibu. Aku hanya ingin menemani ibu selamanya, yang hidup dalam kesenyapan karena terlalu sedikitnya cinta kasih dari ayahku".

Arimbi terhenyak mendengar jawaban itu. Untuk sesaat wanita separuh baya itu tidak mampu berkata-kata.

Seperti tersayat-sayat hatinya, perih dan sangat pedih mendengar jawaban yang tidak diduga sama sekali. 

Akhirnya Arimbi hanya diam sembari memandang anaknya yang tumbuh sebagai pria yang luar biasa itu.

Tapi bukanlah soal kesunyian hidup yang disebut putranya yang membuat Arimbi meneteskan air mata.

Bukan pula tentang kesepian yang setiap siang dan malam mewarnai jalan hidupnya. Sebab aku sudah menyadari bahwa kesunyian adalah takdirku, pikirnya.

Aku tahu benar bahwa saat aku memilih mencitai Bima, aku harus menerima dengan ikhlas jika kelak suamiku adalah antara ada dan tidak ada bagiku. 

Aku tidak berharap banyak terhadap pria tinggi besar yang sakti luar biasa itu. Bagiku cukup satu hal ialah putraku dan masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun