Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisa Wayang, Profesionalitas Guru Drona

5 Juni 2018   09:44 Diperbarui: 5 Juni 2018   10:42 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh :

Rus Rusman

Saudaraku para pendidik, apakah anda pernah mendengar nama Drona dalam lakon wayang? Resi Drona ternyata adalah guru yang sangat dicintai oleh para siswanya. Meskipun berbagai stempel buruk banyak menerpa dirinya, namun di sini kakak akan berkisah tentang tokoh yang satu ini. Resi Drona adalah gurunya para Satriya Pandhawa dan Kurawa. Baik guru dalam bidang ngelmu (pengetahuan), mengasah budi (berprihatin) memperjuangkan cita-cita (berperang), sampai dengan keterampilan menggunakan senjata, dsb.

Resi Drona adalah contoh seorang guru yang secara total mengabdikan diri pada profesinya, hal itu dia tunjukkan saat melakukan pendadaran (pameran keterampilan) yang diikuti semua siswanya, baik Pandhawa maupun Kurawa.

Konon pendadaran ini disaksikan langsung oleh para Pembesar Kerajaan Astinapura, termasuk Adipati Drestarasta, ayahanda para Kurawa atau uwaknya para Pandhawa. Dari situlah nampak bahwa para Pandhawa lebih maju ketimbang kakak-kakanya Kurawa. Menurut sang guru, para Pandawa lebih tekun belajarnya, lebih bersungguh-sungguh, dan lebih rajin berdo'a.

Alkisah, pengabdian Resi Drona dalam bidang pendidikan itu mendapatkan simpati dari seorang raja dari Kerajaan Paranggelung bernama Palgunadi. Raja ini sangat ingin diterima menjadi murid Sang Drona. Akhirnya dia bersama istrinya rela meninggalkan negaranya demi mencapai cita-citanya itu. Namun sayang, Guru Drona tidak berkenan menerima karena khawatir terganggu konsentrasinya apabila terlalu banyak menerima siswa.

Betapa kecewanya Raja Palgunadi, akhirnya dia hanya minta agar diijinkan melihat dan mendengar dari jauh saat sang guru memberikan pelajaran kepada para siswanya. Dengan kesungguhannya pula raja ini membuat patung Drona untuk dipajang saat dia mengulang kembali apa yang dia lihat dan dia dengar. Alhasil, Palgunadi menguasai semua ilmu yang diberikan Resi Drona, bahkan tidak kalah dengan murid yang sesungguhnya.

Pada kisah lain, ternyata Resi Drona adalah sosok guru yang sangat bertanggung jawab atas profesinya. Dikisahkan suatu saat dia menyampaikan adanya wahyu (ilmu linuwih) di dasar samudera. Ilmu itu dikuasai oleh seorang Profesor bernama Dewa Ruci. Siapa yang berani menerima beasiswa itu dengan cara berguru di dasar samudera pasti akan menerima kemuliaan pula. Kontan, seorang muridnya bernama Raden Wrekudara menyatakan diri untuk menerima beasiswa itu. Sedang yang lain tidak satupun yang berani.

Ternyata begitu lamanya Raden Wrekudara berada di dasar samudera, bahkan melebihi perkiraan Resi Drona sendiri. Menjadi gelisahlah sang guru ini, dia tidak ingin muridnya menjadi celaka. Apa gerangan yang terjadi atas nasib muridnya itu. Dengan tekadnya pula Resi Dronapun pergi menyusul ke dasar samudra. Kini yang gelisah adalah para siswanya yang lain, sampai para kurawa membuat kemah bergantian berjaga di tepi samudera sambil meratapi nasih gurunya. Sedangkan para Pandhawa lebih banyak berdo'a mohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar keduanya diselamatkan.

Akhirnya tidak berapa lama munculah Raden Wrekudara dari dasar samudera sambil mengendong gurunya yang pingsan. Ketika sadar Guru Drona menangis, mensyukuri atas keberhasilan muridnya menerima ilmu itu. Sang resi sangat terharu dan ingin berada di samping para Pandhawa, namun dia terikat perjanjiannya dengan para Kurawa. Akhirnya Dronapun pergi menepati janjinya mengikuti para Kurawa meskipun hatinya tetap menjadi milik para ksatria Pandhawa. Itulah sekilas kisah tentang profesionalitas seorang guru.*170714*

Keterangan :

Penulis adalah praktisi pendidikan di Kab. Tuban

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun