Sebelum membahas lebih jauh ngalor ngidul ngulon ngetan, perlu anda semua tahu bahwa saya ini bukan hater Mario Teguh (MT), tapi juga bukan lover-nya. Saya cuman merefleksikan gelisahan saya pada dampak kata-kata motivasi MT yang ditimbulkannya di kalangan masyarakat umum.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Atau bahasa sederhanya kata-kata motivasi adalah kata-kata yang menyemangati, tak kurang dan tak lebih.Â
Motivasi Itu baik dan perlu untuk kita agar lebih mantap  beraktifitas, semangat dalam mengejar mimpi, nggak loyo, ndlahom. Tapi sori pakde, saya sendiri nggak suka dimotivasi. Mau berbuat baik, berbuat saja, nggak nunggu motivasi. Gak ngurus!
Kata-kata motivasi MT jadi masalah ketika mereka mulai meyakini dan mengamini serta melupakan sumber segala motivasi yang ada dunia ini--> Kitab Suci, default dari segala motivasi.Â
Maka berduyun-duyunlah pemuja MT, manusia labil yang kurang sekali pendidikan agamanya. Yang biasa hidup secara instan--> kendaraan dibelikan, rumah warisan, sekolah disekolahkan, dapat kerja karena dititipkan, pokoknya segala kebutukan dicukupi orang tua, tanpa melewati masa-masa pahit untuk mendapatkan itu semua.
Sejak tampil di TV di acara De Gondes Wis, karir MT mulai merangkak naik dikenal masyarakat yang memang saat itu sedang cupet belum bisa beranjak dari keterpurukan krisis moneter. Harga kebutuhan mahal, lapangan kerja terbatas..PHK dimana-mana, biaya sekolah selangit, bla bla bla.Â
Jrenggg!! MT datang bak satrio paningit yang membebaskan kegelisahan dengan kata-kata motivasi yang aduhai, menghujam tepat ke hati yang sekarat, jiwa-jiwa yang koma, menjelma doktrin.
Gaung MT dengan segala quotes-nya itu, sudah benar-benar melekat dan menjadi semacam kitab suci bagi para pengemarnya. Bahkan ada sebagian orang yang mengganggap MT adalah seorang Sufi??? What the hell!Â
Ya'opo se rek, Sufi adalah seseorang yang meninggalkan segala hal yang berbau keduniawian. Bagaimana MT bisa disebut Sufi kalo dia pasang tarif sekali nyocot 125 juta!! O_O, Â Itu belum termasuk akomodasi dan lainnya.
Urusan akhlak dan dagang harus dipisahkan. Seorang motivator, ustadzz atau guru, transfer ilmu atau memberikan pencerahan itu adalah pelayanan kepada manusia. Jadi mereka dibayar bukan karena transfer ilmu tapi karena waktu yang dikorbankan, akomodasi, tenaganya dan seterusnya.Â
Derajat ilmu akan rusak karena dikapitalisasi atau diperdagangkan. Maka sekarang banyak orang yang pinter ngaji atau pinter teori tapi akhlaknya ancur minah.