Perkembangan Teknologi Komunikasi
“Makalah Citizen Jurnalism“
OLEH:
RENO RIZKIAWAN (D1E010089)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
”Citizen Journalism ”
PENDAHULUAN
Jurnalisme warga (juga dikenal sebagai "publik", "partisipatif", "demokratis","gerilya" atau "jalan jurnalisme" ) adalah konsep anggota masyarakat "memainkan peran aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, menganalisis dan menyebarluaskan berita dan informasi, "menurut laporan 2003 seminalis Kami Media:. Bagaimana Audiens Membentuk Masa Depan Berita dan Informasi Penulis Bowman dan Willis mengatakan: "Maksud dari partisipasi ini adalah untuk menyediakan independen, dapat diandalkan, informasi yang akurat, luas dan relevan bahwa demokrasi membutuhkan. "
Jurnalisme warga tidak harus bingung dengan masyarakat jurnalistik atau jurnalisme sipil , yang dilakukan oleh jurnalis profesional, atau jurnalisme kolaboratif , yang dilakukan oleh jurnalis profesional dan non-profesional yang bekerja bersama-sama. Citizen journalism is a specific form of citizen media as well as user generated content . Jurnalisme warga adalah bentuk khusus dari media warga serta user generated content . Mark Glaser, a freelance journalist who frequently writes on new media issues, said in 2006. Mark Glaser, jurnalis lepas yang sering menulis tentang media baru isu, mengatakan pada tahun 2006.
Ide di balik jurnalisme warga adalah bahwa orang tanpa pelatihan jurnalisme profesional dapat menggunakan alat-alat teknologi modern dan distribusi global Internet untuk membuat, menambah atau memeriksa fakta media pada mereka sendiri atau bekerjasama dengan orang lain. Sebagai contoh, Anda mungkin menulis tentang sebuah pertemuan dewan kota di blog Anda atau di sebuah forum online Atau Anda bisa memeriksa fakta sebuah artikel koran dari media mainstream dan menunjukkan kesalahan faktual atau bias di blog Anda.
Atau Anda mungkin snap foto digital dari acara berita yang terjadi di kota Anda dan posting secara online. Atau Anda mungkin rekaman video acara serupa dan posting di situs seperti YouTube .
Citizen journalism yang juga dikenal dengan sebutan jurnalisme warga, pewarta warga, participatory journalism ataupun open source journalism merupakan salah satu bentuk jurnalisme yang beberapa tahun terakhir ini menjadi semakin populer. Definisi dari jurnalisme warga adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu, dalam arti setiap orang dianggap sebagai wartawan dan pekerjaan wartawan dalam hal ini dianggap dapat dilakukan oleh setiap orang. Seperti namanya, jurnalisme warga ini memberi pengertian bahwa setiap individu bebas melakukan kegiatan-kegiatan jurnalistik, seperti melakukan reportase, menuliskannya, melakukan pengeditan, dan menyebarkan tulisan tersebut kepada masyarakat. Jurnalisme warga adalah bentuk khusus dari media warga yang informasinya berasal dari warga itu sendiri juga.
Citizen journalism di KORAN KOMPAS Nama Rubrik : KompasianaDi dalam koran KOMPAS terdapat rubrik yang memang di khususkan untuk menampung berita dari masyarakat. Setiap orang dapat melaporkan peristiwa, menyalurkan aspirasi, menyampaikan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan kepada Kompas.Di rubrik Kompasiana setiap orang di dorong untuk menjadi wartawan. Laporan dari warga ini nantinya adalah atas nama dari pelapor tadi, dan bukan atas nama dari wartawan Kompas.
Selain itu, di rubrik Kompasiana ini juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat, dan pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan. KelebihanCitizenJournalismKoranKompas:
Setiap orang didorong menjadi seorang wartawan.
Menjadikan ruang interaksi dan komunikasi antar-anggota.
Sebagai media untuk menyalurkan aspirasi kewartawanan.
serta sebagai ajang kolaborasi antara jurnalis dan warga non-jurnalis.
Kekurangan Citizen Journalism Koran Kompas:
1. Hasil jurnalisme warga tidak langsung ditayangkan.
2. Tidak mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik.
JURNALISME KONTEMPORER
Thomas Jefferson lebih memilih pers (yang bebas) daripada pemerintah, sebab pers selalu memiliki komitmen besar pada demokrasi dan kebebasan rakyat (democratic freedom), sedangkan pemerintah bisa berubah-ubah (inconsistent) dalam melaksanakan demokrasi.pada akhir dekade ini memang pers sangat menjadi primadona masyarakat, karena masyarakat lebih haus akan informasi sehingga pers lebih memaksimalkan kinerjanya dalam memburu berita atau informasi bahkan antar media bersaing untuk memberikan kabar tercepat dan aktual kepada masyarakat. Peran pers menjadi kontrol sosial masyarakat dalam pemerintahan untuk memantau kinerja para pejabat pemerintah agar tidak hanya memikirkan partainya, tapi juga memikirkan nasib masyarakatnya. Namun dewasa ini, media-media di Indonesia dalam hal pemberitaannya sangat dominan kepada para kaum kapitalis yakni para pemodal terbanyak. Sehingga terlihat tidak berimbang unsur pemberitaannya, karena tidaak bersikap netral tanpa memihak orang-orang yang ada dibelakangnya.
Arus teknologi informasi saat ini memang sangat luar biasa. Dan tidak dipungkiri lagi masyarakat sudah tak sedikit bisa mengakses berbagai jenis teknologi.Karena media internet sudah masuk ke desa, sehingga mempermudah masyarakat menikmati arus global teknologi informasi.Apalagi dengan telepon seluler yang di suguhkan dengan fitur-fitur layanan internet bahkan dengan harga yanng relatif murah untuk kalangan menengah ke bawah sangat memanjakan mereka memperoleh informasi dengan cepat. Layanan jejaring sosial seperti facebook, twiter, yahoo messenger, dan lainnya tidak akan banyak mengeser posisi media-media konvensional seperti surat kabar, radio dan televisi. Karena dari media konvensional maupun media kontemporer seperti internet mempunyai kelemahan dan kelebihan. Jadi, media konvensional tidak akan mati jika media tersebut bisa bertahan dan meningkatkan skill mereka untuk menjadi media kontemporer. Seperti halnya radio yang dulunya denagn sistem analog sekarang berubah menjadi sistem produksi digital. Surat kabarpun sekarang sudah banyak yang menjadi media online, seperti radar kediri, tempo, kompas, republika, dan seterusnya.
Memang perkembangan jurnalisme kontemporer tidak bisa lepas dari faktor teknologi terutama teknologi informasi. Karena dalam bidang jurnalisme sangat erat kaitannya dengan teknologi dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak. Semakin maju arus teknologi semakin maju pula tehnik penyampaian informasi.
Televisi Lokal vs Televisi Nasional Televisi lokal Acara Kelemahan Kelebihan KSTV Warta 6 Pengambilan gambar kurang bagus Informasi tentang perkembangan Kediri dan sekitarnya. Dhoho TV Dhoho Hari ini Penampilan presenter kurang menarik Pemberitaan terfokus di Kediri raya JTV Jatim Isuk Masih kental dengan dialek ke-jawa timuran. Kekhasan lebih menarik masyarakat untuk melihatnya Televisi Nasional Acara Kelemahan Kelebihan Metro TV Metro hari ini Content atau isi beritanya ‘’kayak’’ menjatuhkan pemerintah Kritis dalam pemberitaan terutama masalah yang terkait dengan pemerintah ANTV Topik Petang Angle pemberitaan lebih menonjol pemilik modal (mis;kegiatan Bakri Group) Selalu terdepan mengabarkan pemberitaan (topik update) RCTI Seputar Indonesia Kurang meluas isi pemberitaannya. Isi pemberitaannya berimbang, tanpa memihak, netral.
Diposkan oleh Lulut Firmahani M. di 01:180 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Sumber Bedug Terbeng kalai, Akibat Janji Palsu Bupati
Kediri, Nasib Sumber Bedug yang terbeng kalai selama beberapa tahun ini sungguh sangat miris. Rencana membangun sumber Bedug sebagai tempat wisata air sampai saat ini belum teralisasi.‘’ Dulu memang Bapak Bupati Sutrisno saat menjabat pernah berkunjung ke sumber Bedug untuk meninjau keadaan dari sumber, menurut Beliau sangat potensial sekali untuk dijadikan tempat wisata dan kualitas air dari sumber sangat bagus’’ujar Kepala Desa Rembang Kepuh, Dwi Woni Merdekowati, 4 April 2011. Memang letak lokasi dari sumber Bedug sangat strategis, di sudut jalan desa sehingga bisa diakses dari beberapa desa. Baik desa Rembang Kepuh ataupun Rembang dan Bedug.Kuasa pemilikan sumber Bedug sampai sekarang masih dimiliki oleh dua desa yaitu desa Rembangkepuh dan desa Bedug. Harapan para masyarakat sekitar pun pupus, karena sampai saat ini belum di realisasikan rencana pembangunan sumber Bedug.’’ya, saya kecewa. Kok belum diteruskan pembangunannya, padahal sudah sebagian dinding dan dua kolam dirobohkan’’.Ujarnya. Ketika kami akan meminta konfirmasi Kepala Desa Bedug, Beliau sedang umroh. Rencana pengadaan proyek tersebut hanya berjalan beberapa langkah tanpa ada kejelasan dari pihak yang terkait. Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri belum menangani proyek pembangunan sumber Bedug, Bapak Rudi.‘’saat ini kami masih fokus untuk pengembangan Gunung Kelud dan Air terjun Dholo’’ ujarnya. Hasilnya, rencana proyek pembangunan sumber Bedug mungkin tidak akan teralisasi. Selama para pejabat terkait tidak ambil langkah untuk mengembangkan potensi yang ada.
Diposkan oleh Lulut Firmahani M. di 01:020 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Perbedaan Jurnalisme Konvensional dan Jurnalisme Online Jurnalistik Konvensiona.