Mohon tunggu...
Nursuhadi  Bodong Widyasuhadi
Nursuhadi Bodong Widyasuhadi Mohon Tunggu... lainnya -

...Kalah Pilurdes Desa Sriharjo yang ke-3 tahun 2013....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Kulit yang Mulai Ditinggalkan!

13 Juli 2010   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagelaran wayang mulai ditinggalkan, khususnya generasi muda. Ada apa dengan wayang? Mengapa anak-anak muda tidak menyenangi wayang? adakah yang salah dengan wayang?

Wayang bermacam-macam ragamnya, ada wayang orang, wayang kulit di daerah Jawa Tengah. Ada wayang golek di Daerah Jawa Barat.

Wayang kulit yang diakui Dunia itu, tidak menarik bagi anak-anak muda jaman sekarang. Entah apa yang menyebabkan mereka tidak tertarik, padahal disaat dalang sedang mengadakan pagelaran banyak falsafah yang bermanfaat yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat petuah-petuah kehidupan yang bermanfaat, disamping memberikan hiburan untuk melepas lelah (ketika tokoh-tokoh punokawan sedang bercanda saat adegan gara-gara) menjalani kehidupan sehari-hari.

Kemudian petuah-petuah bagi para pemimpin yang digambarkan oleh tokoh-tokoh raja yang menginginkan kemakmuran bagi rakyatnya, memerangi kebathilan di negara kekuasaanya sangat jelas digambarkan oleh para Dalang.

Semua bentuk kebaikan dan kebhatilan yang ditokohkan oleh paraga wayang sangatlah memberikan gambaran kejelasan hidup yang kita jalani saat ini. Tetapi mengapa generasi muda masih menjatuhkan pilihanya kepada kesenian-kesenian yang sifatnya hingar-bingar seperti dangdut ysng kadang dan bahkan sering penampilan penyanyinya seronok, menggugah sahwat.

Adakah yang salah dengan wayang? Ataukah generasi muda yang salah?

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, dan menyadari kayanya negara kita akan kekayaan kesenian mengapa kita tidak memulai dari diri sendiri untuk mengagumi sekaligus melestarikan budaya kesenian itu, tidak hanya wayang saja, tetapi semua kesenian yang ada di indonesia ini.

Seandainya saja kita tidak mulai melestarikan dan mengenalkan wayang kulit khususnya, maka ada kemungkinan beberapa tahun kebelakang anak-anak kita sebagai generasi penerus mungkin saja tidak mengerti apa itu wayang kulit? Sekarang saja mungkin mereka ketika ditanya tokoh-tokoh wayang pasti akan menggelengkan kepala tidak tahu!

Kalau begitu apakah kita turut mensukseskan pudarnya wayang kulit? Iya senadainya kita tidak pernah mengenalkan wayang kulit itu sendiri kepada anak-anak kita, karena tanpa pengenalan sejak dini memungkinkan mereka tidak mengetahuinya.

Kalau begitu, perkenalkan wayang kulit kepada anak-anak kita, misalnya sesekali kalau ada pentas wayang kulit kita luangkan waktu mengajak anak kita untuk menonton pagelaran wayang kulit tersebut. Secara perlahan rasa suka akan merasuk dihati anak-anak kita menyayangi wayang kulit tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun