Mohon tunggu...
Retno Winarni
Retno Winarni Mohon Tunggu... -

Saya seorang ibu dan seorang guru di sebuah sekolah pinggiran di kota Karanganyar..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semar Tokoh Wayang Paling Indonesia

7 Mei 2011   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http//www.google.co.id/imglandin. Indonesia adalah negeri yang kaya dengan seni tradisi dan  kebudayaan yang adi luhung. Salah satunya adalah wayang.Umar Kayam dalam bukunya Seni Tradisi Masyarakat mengatakan bahwa wayang  merupakan hasil kebudayaan masa lampau yang terpatri sangat dalam pada masyarakat Jawa. Dilihat dari fungsi sosialnya wayang berfungsi sebagai alat pemersatu di masa lampau. Wayang merupakan ciptaan kolektif (yang bersumber pada Mahabarata dan Ramayana) dan merupakan suatu pegangan hidup orang Jawa ( 1981, h.129-135) Wayang merupakan warisan budaya leluhur yang telah mampu bertahan selama berabad-abad dengan mengalami perkembangan dan perubahan hingga mencapai bentuknya sekarang. Dalam pertunjukan wayang dapat ditangkap adanya berbagai macam pengetahuan, filsafat hidup yang berupa nilai-nilai budaya dan berbagai unsur seni yang terpadu dalam seni pedalangan . Dunia wayang merupakan khasanah budaya dan sumber yang tak ada habis-habisnya bagi yang mau menggalinya. Dunia pewayangan juga menarik perhatian para cendikiawan untuk meneliti sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Salah satu tokoh dalam wayang adalah Semar. Semar adalah tokoh yang sangat misterius , sesuai dengan namanya Semar berarti samar-samar  Semar adalah sesepuh para panakawan . Panakawan terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong .  Penampilan tokoh wayang panakawan merupakan hasil pengolahan dari seniman Jawa. Mpu Panuluh pujangga kerajaan Kediri abad XII (tahun 1188)  adalah yang pertama menampilkan tokoh panakawan dalam sastra gubahannya yaitu Ghatotkacasraya.Tokoh Semar juga terdapat dalam Sudamala di Candi Sukuh dan Candi Tegalwangi tahun 1370. Tokoh Semar dan panakawan lainnya adalah produk Indonesia asli . Tokoh panakawan tidak akan dapat dijumpai dalam  Ramayana maupun Mahabarata. Kata Panakawan berasal dari kata "pana" yang berarti paham benar atau arif dan kata "kawan" yang berarti sahabat . Dengan demikian "panakawan" berarti sahabat -sahabat yang arif.  Fungsi panakawan tidak hanya terbatas pada melucu, menghibur ksatria junjungannya dan meredakan ketegangan. Dalam lakon carangan tertentu mereka menjadi tokoh utama . Semar misalnya menjadi tokoh utama dalam lakon Semar Gugat atau Semar Minta Bagus, Semar Papa, Semar Mbarang Jantur . Sedang Petruk menjadi tokoh utama dalam lakon Petruk Dadi Ratu 1. Asal-usul Semar  dalam lakon wayang Semar dalam pewayangan oleh para dalang digambarkan dengan lagu Pocung sebagai berikut . Semar iku dudu wadon dudu jalu kalamun jalua , jaja mungal lir pawestri yes estria akekuncung gegombakan ( Semar itu bukan wanita bukan pria Seandainya pria dada menonjol seperti wanita Seandainya wanita berkuncung dan bergombak ) Di kala dunia masih kosong belum ada penghuninya. Sang Hyang Wenang memiliki anak tunggal Sang Hyang Tunggal . Sang Hyang Tunggal mempunyai tiga anak  : Tejamantri, Ismaya dan Manikmaya. Pada mulanya mereka dapat hidup rukun, namun akhirnya timbul perselisihan mengenai warisan. Siapakah kelak yang akan menguasai jagad dan kahyangan . Karena pertikaian tak kunjung selesai, Manikmaya mengusulkan agar diadakan adu kesaktian. Barangsiapa yang dapat menelan gunung dan kemudian mengeluarkannya kembali itulah yang akan berkuasa di Kahyangan Jonggring Salaka. Usul tersebut disepakati bersama. Pertama Tejamantri mencoba menelan gunung tersebut tetapi tidak berhasil malahan mulutnya sobek, kemudian ganti Ismaya yang mencoba menelan gunung dan ia berhasil menelannya sehingga bentuk perutnya besar dan ujung gunung pun menyodok ke bagian perut sehingga pantatnya membesar. Kejadian tersebut membuat 'gara-gara' dan terpaksa Sang Hyang Wenang datang memberi keputusan : Tejamantri dan Ismaya tidak berhak menjadi raja di kahyangan dan harus turun ke bumi dengan tugas menjaga ketertiban dan menjadi pamong anak keturunan  Manikmaya. Manikmaya menjadi raja di kahyangan .  Dalam tugasnya di bumi tersebut Ismaya dikenal dengan nama Semar dan Tejamantri dikenal dengan nama Togog. Perbedaan antara Togog dengan Semar adalah Semar membimbing satria yang berbudi luhur dan menegakkan kebenaran sedangkan Togog mengabdi kepada pihak yang serakah , jahat tetapi kaya yang selalu kalah melawan pihak yang baik. Setelah perselisihan tersebut Ismaya (Semar) dan Tejamantri (Togog)  kehilangan kebagusan rupanya sebagai dewa. 2. Semar , manusia dan dewa Semar adalah manusia sekaligus dewa. Bisa dikatakan Semar keturunan dewa, putra Sang Hyang Tunggal, paman dari para dewa-dewa di kahyangan. Semar mempunyai kesaktian dewa dan kekuatan gaib. Tetapi ia manusia yang hidup di mayapada dan mengabdi kepada para ksatria.Konsepsi seperti ini disebut dengan Semar adalah dewa yang mengejawantah.Kedudukan Semar yang dewa sekaligus manusia disadari betul oleh junjungannya. Karena menyadari kelebihan Semar tersebut maka bendoronya menaruh hormat kepadanya. Para Pandawa menyebut Semar dengan sebutan Kakang (kakak) sedangkan keturunan Pandawa memanggil dengan sebutan Uwa(paman besar). Mereka tidak malu meminta petunjuk dan nasihat kepada Semar. Nasihat dari Semar biasanya selalu dipatuhi sebab kalau tidak celakalah mereka. Hal tersebut nampak dalam lakon-lakon Kilat Buwana, Semar Kuning,Semar Papa 3. Semar adalah rakyat Bagi,penggemar wayang , Semar adalah lambang pembawa suara suara rakyat.Meskipun kedudukan formalnya adalah abdi/rakyat para satria adalah rendah, namun apabila Semar marah apalagi mengamuk tak seorang pun satria, raja bahkan dewa yang sanggup menghadapinya. Menurut Franz Magnis Suseno di dalam wayang, Semar dan panakawan lainnya melambangkan rakyat Jawa. Kiranya dalam Semar itu muncul suatu paham yang kuat dan mendalamdiantara manyarakat Jawa , yaitu bahwa berbeda dengan kesan lahiriah , rakyatlah dan bukan lingkungan keraton yang merupakan sumber yang sebenarnya dari kekuatan, kesuburan dan kebijaksanaan masyarakat Jawa.(Wayang dan Panggilan Manusia, 1991, h.37) Pada Semar sikap sepi ing pamrih , rame ing gawe  (tidak mengharapkan pamrih, giat dalam bekerja) terlaksana dengan sempurna . Sebagai abdi ia sama sekali bebas dari pamrih. Semar diakui sebagai tokoh wayang lambang kedaulatan rakyat. Semar ada sepanjang zaman.Semar mengabdi kepada Pabu Arjuna Sasrabahu, Patih Sumantri, Rama, Pandu, para Pandawa bahkan putera pandawa seperti Abimanyu dan Gatotkaca. Demikian pula rakyat ada sepanjang masa , siapa pun pemimpinnya . Dalam sejarah kehidupan manusia, tidak ada suatu negara pun yang tidak mempunyai rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi  suatu negara.  Kedudukan Semar sebagai simbol rakyat telah mengilhami sastrawan N. Riantiarno untuk menulis naskah drama yang berjudul Semar Gugat. Naskah ini  dicetak pertama pada Nopember 1995 oleh Penerbit Yayasan Bentang Budaya  Yogyakarta. Isi dari naskah lakon ini sendiri sangat sesuai dengan iklim politik Indonesia yang carut marut . Seperti halnya dalam lakon asli Semar Gugat dimana Semar marah dan menggugat junjungannya, maka naskah lakon ini pun menjadi simbolisasi perlawanan rakyat Indonesia melawan kekuasan Soeharto yang sewenang-wenang. Kiranya tidak ada tokoh wayang lain yang lebih Indonesia selain  SEMAR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun