Mohon tunggu...
Rudi Chatab
Rudi Chatab Mohon Tunggu... -

Kepala keluarga dengan satu istri dan empat putra

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Adaptive Video Streaming

25 April 2011   11:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati layanan video melalui jaringan internet menjadi impian penyedia layanan internet, operator jaringan dan industri TI. Sejak tahun 1990an berbagai inisiatif layanan video on demand mengemuka, namun belum ketersediaan jaringan pita lebar masih menjadi kendala.

ASTRO TV Malaysia merupakan shifting dari proposal Video on Demand. Beberapa operator jaringan seperti PCCW Hongkong, memperkenalkan layanan IPTV pada bulan september 2003. Mungkin perlu diketahui bahwa IPTV tidak berjalan pada jaringan internet publik, tapi menggunakan jaringan IP private dengan network multicast yang bermanfaat khususnya untuk linier TV dengan akses bersamaan per channel TV.

Pada tahun 2006, inisiatif menggunakan jaringan internet publik best effort dimulai dan pada tahun 2008 layanan tersebut mulai diperkenalkan pada beberapa perusahaan broadcast dan studio. Salah satu program yang populer adalah ESPN360 yang melakukan kerjasama dengan Astro Malaysia dan Mio TV Singtel.

Bagaimana suatu jaringan internet publik dapat menjalankan layanan video premium seperti ESPN360 dengan pengalaman buffering yang melelahkan seperti layanan youtube maupun layanan video streaming lainnya. Adaptive Video Streaming adalah jawabannya.

Adaptive Video Streaming atau juga dikenal sebagai Adaptive Bit Rate (ABR), adalah penggunanan multiple bit rate encoding system disesuaikan dengan bandwidth yang dilalui. Berbeda dengan konsep encoding biasa, dimana hanya menggunakan singgle bit rate, ABR akan meng-encode video dengan multiple profil dari yang terendah sampai dengan tertinggi dengan kualitas HD. implikasi dari teknologi tersebut adalah suatu experience baru hampir tanpa buffering, atau click & watch.

Pada saat video diakses, system ABR akan mengirimkan file video terendah untuk dilalui ke jaringan internet. Penonton akan mendapatkan video dengan kualitas rendah sesaat setelah channel atau movie di akses. Seiring dengan ketersediaan bandwidth, kualitas video akan membaik sampai dengan kualitas terbaiknya sesuai dengan bandwidth yang tersedia.

Hal yang lebih menarik lagi, semua ini berjalan diatas protokol HTTP, bukan RTSP. Sehingga skalabilitas layanan lebih mudah dikelola, seperti layanan portal.

Dengan penggunaan bandwidth yang kecil sampai dengan 75kbps, layanan video dapat berjalan pada jaringan 3G atau wideband (384kbps). Sehingga layanan multiple screen yang berjalan di TV melalui STB (set top box), PC atau Mac dan Mobile Device seperti iPad, iPod touch, dan iPhone dapat dinikmati.

Tentu saja teknologi tersebut akan memberikan peluang bagi untuk terciptanya media dimana pun kita berada, anytime anywhere. Sisanya adalah kreatifitas...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun