Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Sie Jin Kwie di Negri Sihir:" Menonton Wayang Cina-Jawa Sampai Pagi

11 Maret 2012   11:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sepanjang bulan Maret 2012 ini, Teater Koma , dalam rangkamemperingati Ulang tahunnya yang ke 35 menggelar produksinya yang ke 126, kisah terakhir dari Trilogi Sie Jin Kwie, yaitu Sie Jin Kwie di Negri Sihir di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta.


[caption id="attachment_175839" align="aligncenter" width="491" caption="Sebuah Mobil di depan Graha Bhakti Budaya"]

1331464414584242554
1331464414584242554
[/caption]

Malam minggu kemaren, karena tanpa persiapan, saya tiba di loket Graha Bhakti Budaya tepat pukul 19.35 malam sementara pertunjukan baru saja dimulai pukul 19.30. Ternyata penonton lumayan mbludak sehingga seluruh tiket yang berharga 200 ribu dan100 ribu rupiah telah habis terjual. Yang masih tersisa hanyalah tiket di balkon seharga 75 ribu dan itu pun hanya tinggal kursi yang letaknya sedikit agak di tepi.

13314644721411866919
13314644721411866919

Setelah membeli tiket,kaki pun melangkah masuk ke beranda dan, sebuah buku yang menjelaskan tentang teater koma dan pertunjukan yang digelar malam itu pun dibagikan dengan gratis ke semua penonton. Di beranda ini juga tersedia sebuah meja yang menjual beberapa buku tentang Sie Jin Kwie dan juga T Shirt bergambar tentang lakon kali ini.


[caption id="attachment_175841" align="aligncenter" width="512" caption="HUT ke 35 Teater Koma"]

1331464531851214828
1331464531851214828
[/caption]

Mula-mula, saya berfikir bahwa pertunjukanyang mengisahkan mitologi sastra Cina yang berdasarkan kisah hidup seorang Jendral yang pernah hidup di abad ke 7 pada jaman Dinasti Tang ini merupakan sebuah “Opera Cina” yang dibawakan dalam Bahasa Indonesia. Namun ketika saya masuk dan pertunjukan baru saja dimulai, yang pertama-tama menyambut adalah alunan musik dan tembang yang lebih mirip dengan pertunjukan wayang dalam Bahasa Indonesia.

Setting panggung memang menggunakan model Cina yang kental, Warna merah mendominasi frame panggung.Namun setting cerita dan juga babak-demi babak kisah Sie Jin Kwie ini diatur sedemikian rupa sehingga penonton disuguhkan sebuah campuran yang harmonis dan mengalir lugas antara opera Cina, wayang beber, wayang orang dan juga wayang potehi. Selain itu ditampilkan juga wayang Tavip dan bahkan juga wayang kulit CIna Jawa yang konon sudah hampir punah sejak jaman orde Baru.

Menononton serial terakhir Trilogi Sie Jin Kwie ini, menjadi demikian asyik, karena kita akan dipandu olehseorang dalang yang seakan-akan bercerita kepada seluruh penonton. Sang dalang diperankan dengan apik sekali oleh Budi Ros.

Pertunjukan dalam setiap babak diskenariokan dengan ciamik menggunakan kombinasi cerita sang dalangdan wayang tavip. Wayang Tavip sendiri merupakan kreasi M Tavip dimana tokoh wayang dibuat dari limbah plastik bekas minuman air mineral.Penggunaan narasi dalang dan wayang Tavip ini sangat bermanfaat untuk menyingkat cerita yang kalau semuanya dimainkan oleh pemain bisa memakan waktu lebih panjang lagi dibandingkan dengan pertunjukan yang sudah memakan waktu lebih dari empat jam ini.


[caption id="attachment_175844" align="aligncenter" width="384" caption="Liong Bun Kampung Sie Jin Kwie"]

13314646361591131128
13314646361591131128
[/caption]

Tokoh utama kali ini adalah Sie Teng San yangdiperankan oleh Ade Firman Hakim, anak JendralSie Jin Kwie yang juga menjadi Jendral di negri Tang. Namun kisah cintanya dengan Hoan Li Hoa yang merupakan ahli sihir dan purti raja Tartar lah sesungguhnya menjadi tema utama episode ini. Kisahnya demikian dramatis sehingga tepat sekali kalau temanya adalah “Takdir macam bagaimana bakal dilakoni oleh tokoh-tokoh kisah ini?”.

Selain itui, dalam bebeapa adegan, kita juga menyaksikan narasi cerita sang dalang yang diilustrasikan oleh penampilan wayang beber yang berupa bentangan kain putih yang panjang dan seakan-akan dibeberkan begitu saja. Penampilan sosok barongsai dan liong juga ikut meramaikan adegan di panggung.


[caption id="attachment_175845" align="aligncenter" width="512" caption="Panggung"]

1331464698875296212
1331464698875296212
[/caption]

Pendek kata, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul sepuluh ketika penonton diberi waktu sekitar lima belas menit untuk beristirahat. Di beranda kita dapat membeli beberapa makanan dan minuman untuk sekedar mengganjal perut karena pertunjukan masih dilanjutkan sekitar dua jam lagi.

Waktu sudah menunjukan lewat tengah malam, namun semua penonton, walaupun sedikit menahan kantuk tetap terdiam di kursi sampai semua pemain keluar sebagai tanda bahwa pertunjukan telah usai. Akhir cerita ditutup dengan tragedi dimana Sie Jin Kwie yang diperankan oleh Rangga Riantiarnio harus tewas terkena anak panah putranya sendiri.Namun harus diakui bahwa Teater Koma telah berhasil dengan sangat baik membawakan sebuah kisah dari Cinadengan memakai akulturasi budayalewat wayang , batik dan juga tembang-tembang Nusantara yang menawan.

Ingin tahu kisah lengkapnya. Silahkan datang ke Graha Bhakti Budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun