Mohon tunggu...
Rasinah Abdul Igit
Rasinah Abdul Igit Mohon Tunggu... Lainnya - Mengalir...

Tinggal di Lombok NTB, pulau paling indah di dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Lombok Menunggu Punah

16 Agustus 2011   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisah suram tentang nasib Wayang Sasak-Lombok sepertinya akan menjadi kenyataan. Tidak ada perhatian pemerintah, tidak ada sekolah seni pewayangan, tidak ada persiapan regenerasi, menyebabkan wayang sasak yang pernah berjaya akan punah dengan pelan dan pasti. Akankan kita membiarkannya?

Beranda rumah itu tidak terlalu besar. Terdapat pahatan kecil berupa sosok kyai dilingkari lafaz Shahadat. Persis dibawah pahatan itu terdapat pahatan berlainan yakni rupa raksasa lengkap dengan gigi seramnya. Menurut pemiliknya, pahatan itu menggambarkan logika nafsu dunia dan kejahatan yang harus selalu dibawah sinar agama.

Itulah kediaman HL Nasib AR atau yang akrab disapa Mamiq Nasip, dalang paling populer di Pulau Lombok. Usianya kini sudah menginjak 63 tahun, tapi semangat berkeseniannya selalu membuncah. Persis disamping tempat kami ngobrol terdapat papan kecil tempat mencatat jadwal-jadwalnya mendalang dan bermain drama.

“ Manggung sudah saya batasi, satu minggu paling banyak di tiga tempat, selebihnya saya tolak,” ungkapnya saat siang, di kampong Perigi, Gerung, Lombok Barat belum lama ini.

Mendalang sejak masih duduk di kelas 5 Sekolah Rakjat (SR) tahun 1957, membuat Mamik Nasip begitu mencintai Wayang Sasak. Ia bersemangat bercerita tentang apa dan bagaimana wayang sasak dibandingkan dengan wayang di daerah lain. Ia bersemangat bercerita tentang masa-masa keemasannya pada tahun 80-an dulu, bedalang hingga hampir di seluruh nusantara. Ia juga sedih saat Wayang Sasak yang secara historis sebagai media penyebar Islam waktu dulu, kini seakan tidak banyak diperhatikan.

“ Di Jawa anak-anak mudanya mengenal wayang lewat banyak media, pada nama jalan, nama kereta api, nama kaos, dan lain sebagainya. Kita disini lain, anak-anak muda mengenal wayang hanya kalau mereka menonton pertunjukan wayang,” lanjutnya.

Wayang sasak menjadi entitas penting perkembangan kebudayaan Sasak-Lombok kala dulu. Cerita Wayang Sasak diambil dari hikayat Amir Hamzah yang kemudian disadur ulang oleh Yosodipuro 2 ke dalam bahasa kawi pada zaman kerajaam Mataram Islam. Seiring berjalannya waktu, karya agung tersebut mendapat penambahan dari beberapa pujangga sasak yang yang disebut Srat Menak.

Pengambilan pakem cerita dari hikayat tersebut menjadi penegas keberadaan wayang sasak sebagai media dakwah Islamiyah, berbeda dengan Wayang Jawa yang berisi kisah perang Mahabarata atau Wayang Bali tentang upacara keagamaan. Tokoh-tokoh didalamnya seperti Jayang Rana, Umar Maya, Maktal, Selandir, Taptanus dan lain sebagainya, sebagai bukti adanya akulturasi karya Amir Hamzah dengan penulis Sasak yang bernilai khas.

Wayang Sasak menunggu punah

Kita mungkin masih bisa menikmati pagelaran wayang kulit sasak pada acara-acara tertentu, saat perayaan mauid nabi, gawe adat, dan lain-lain. Kita masih bisa menyaksikan tingkah lucu Amaq baok, Inaq Litet, Ocong, Jero Dangkem, dan Keseq oleh dalang sekaliber Mamik Nasip. Namun lambat laun, aroma kepunahan kian dekat oleh beberapa sebab. Lihat saja soal kuantitas dalang yang mulai langka.

“ Dulu hampir setiap kampung ada dalang dan wayangnya. Sekarang sudah langka, hilang sang dalang, hilang pula wayang di kampung itu,” ungkap Mamiq Nasip, yang mengakui keahlian mendalangnya merupakan bakat alam sama seperti dalang dalang seangkatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun