Mohon tunggu...
Yusuf L. Henuk
Yusuf L. Henuk Mohon Tunggu... Ilmuwan - GURU BESAR di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) - TARUTUNG 22452 - Sumatera Utara, INDONESIA

GURU BESAR di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) - TARUTUNG 22452 -- Sumatera Utara, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asal-Usul Nama Rote dan Orang Rote serta Silsilah Suku-suku dan Marga (Family Name) dengka di Rote Ndao - NTT

25 September 2014   00:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:39 3200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Yusuf Leonard Henuk*)

TULISAN ini diturunkan di media ini setelah terbentuk “Komunitas Dengka“ yang merupakan salah satu nusak (kerajaan) di Pulau Rote yang memiliki  alat musik "SASANDO" (http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/872/sasando-alat-musik-tradisional-dari-rote)  
dan Topi Kebanggaan : "TI'I LANGGA":

1410750874411090653
1410750874411090653

1411655145687061067
1411655145687061067

14115536631463744402
14115536631463744402

14116543151126428765
14116543151126428765

CATATAN: "DENGLA" = "DENGKA"

Memiliki rencana untuk melakukan “Natal Komunitas Dengka se-NTT“ di Hotel Aston, 13 Desember 2014 (http://ylhnews.com/category/komunitas-dengka/)

I. Asal-usul Nama Pulau Rotedi Rote Ndao

Dalam buku Land Taal & Volkenkunde Van Netherlands Indie (1854) dinyatakan bahwa pada sekitar abad 3 sesudah penduduk mendiami Pulau Rote, disebelah utara Pulau Rote muncul kapal-kapal Portugis sedang berlabuh dan mereka membutuhkan air minum. Di pantai mereka bertemu seorang nelayan dan bertanya, “Pulau ini bentuknya bagaimana?“ Nelayan ini menyangka bahwa mereka menanyakan namanya, sehingga nelayan itu menjawab, “Rote“ (Rote is Mijn Naam). Kapten (nakhoda) kapal Portugis ini menyangka bahwa bentuk pulau itu Rote, segera ia menamakan pulau itu Rote. Demikian seterusnya pulau ini disebut Rote.

Dalam arsip pemerintah Hindia Belanda pulau ini ditulis dengan nama ..“Rotti atau Rottij“ kemudian menjadi “Roti“. Akan tetapi, masyarakat Rote yang mempunyai sembilan dialek seringkali mereka menyebut pulau ini “Lote‘, khusus bagi mereka yang tidak bisa menyebut huruf “R“, padahal nama asli dari pulau ini adalah “Lolo Neo Do Tenu hatu“ (gelap) ada juga yang menyebut ..“Nes Do Male“ (layu), dan lainnya menyebut “Lino Do Nes“ (pulau yang sunyi dan tidak berpenghuni). Perbedaan dialek itu sebagian besar bersifat fonetis. Dialek-dialek Dengka dan Oenale menyimpang lebih banyak daripada dialek-dialek lainnya.

II. Asal-Usul Orang Rote dan Rumpun Marga Dengka di Rote Ndao

Kemungkinan orang Rote berasal dari Pulau Seram di Maluku, sesuai pernyataan Ormeling (1955: 72): ..“According to local myth the Rotenese, like certain group in Belu, originally came from Seram,..“. (http://id.scribd.com/doc/231963913/kebudayaan-rote-ndao).

Sebelum Rote Ndao terbentuk sebagai kabupaten definitif berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002, Tanggal 11 Maret 2002:



http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/ce/Rote_Island_en.png

Dengka merupakan salah satu dari 20 nusak (kerajaan) di Rote Ndao (http://tanahair.kompas.com/read/2013/03/21/14423449/Pulau.Rote.Merana.di.Beranda.Selatan)dengan julukan: “Oe Luat do Laba Oe“ dan nama ejekan : “Dengka Tafa Na’ak“ (Orang Dengka yang dimakan pedang) serta pernah memiliki Raja Dengka:

(1). Tongah Kotek (1854 – 1858);

(2). Adoe Tongah (1859 – 1890);

(3). Paulus Adoe Toenggah (1891 – 1903);

(4). Alexander Toenggah (1904 – 1906);

(5). Alexander Paulus Toenggah (1907 – 1911).

Suku-suku di Dengka termasuk dalam rumpun Elomuli, Takatein, Ndau, Ambik dan Balaoli. Adapun penyebaran marga-marga dari masing-masing rumpun sebagai berikut:

A. ELOMULI

1. Elo (Raja): Elo, Lete, Laasar, Henuhanu, Abidano, Mba’u, Lani, Laasai, Mengge, Ndo’i, Ndao.

(2). Fando: Fek, Polo, Adu, Mole, Baik, Fanggitani, Henuk, Tasi, Ufi, Nafi.

(3). Tasioe : Saduk, Henuk, Poik, Mba’u, Detanelu, Nafi, Foes, Baluk, Nggonggoek, Nggoek, Pa’a.

(4). Luna: Lulupoy, Luna, Ambi, Bessie.

(5). Todak : Adu, Manuain, Eohndolu, Ndolueoh, Ndolu, Ledo, Sa’u, Fanggi, Donggi, Pandi, Henuk, Bute, Tobo, Nuiek, Mba’u, Pou, Langga, Moihana, Nafi, Ndun.

(6). Boluk : Eoh, Hanas, Foeh, Ndun, Adu, Bolu, Sula, Lona, Bandi, Nale, Henudelas, Fili, Sela, Haninuna, Koten, Medi.

(7). Busaleok (MboEtik): FoEs, Modok, Nasa, Bulu, Mboe, Ndun, Ndolu, Manu, Sula, Mone, Nggili, Lona, Helo, Fua, Neu, Ufi, Landak.

(8). Leoanak : nafi, Suek, lani, Hele, Adam.

(9). Mbau Umbuk: Henuhili, Modok.

B. TAKATEIN:

(1). Heniteik (Raja II): Tungga, Elimanafe, Ndaomanafe, Manafe, pah, Bunda, Ndun, Saudila, Nggili, Tongge, Mbor, Kana.

(2). Mbuiteik : Sula, Ndunfoes, Bessie, Hilli, Koten, Talak, Duli, Langge, Muda, Sodak, Lusi, Do’a, Dae, Se’ik, Moi, Dethan, Sely, Foeh, Adu, Ufi, Binloe, Dale.

(3). Sa’uteik : Soluk, Ndun, Tallo, Bulu, Loak, Mbuik, Sa’a, Lalai, Moy, Fanggi, Nggili, Lusi.

(4). Laniteik : Ndun, Kiu, Adulenggu.

(5). Leolu (fetor) : Nolu, Manu, Lau, Saduk, Adu, Pah, Lete, Mba’u, Kilak, Mo’e, Dethan, Busu, Fafok, Fek, Nafi, Lolo, Seuk.

(6). Bo’ai : Dano, Ledo, Lusi, Sula, Modok, Foeh.

(7). Mba’uleok : Ndolu, Mbau, Solo, Seli, Mbuik, Polo, Henuk, Pah, Poy, Fanggi, Hilli, Ndun, Lesik.

(8). Leseleok : Molak, Lesik, Tali.

(9). Nubuteik : Lilo, Nggili, Ndolu.

(10). Sa’iteik : Sain, Suek, Lu.

(11). Mangi : Mbuik, Salu, Luik, Dethan, Kanu, Nanuk, Sa’u, Pah, Lani, Sula, Aduba’o, Modok, Henuk, Mone.

Tiga suku yang berdiri sendiri tidak tergabung dalam kelompok tersebut:

1. Ndau : Mbalu.

2. Ambik : Menda.

3. Balaoli : Mandas, Menda, Naluk, Taek, Ndun.

Sumber Kutipan:

Soh, A.Z. dan Indrayana, M.N.D.K. 2008. Rote Ndao Mutiara Dari Selatan (Falsafah dan Pandangan Hidup Suku Rote Tentang Lontar). Yayasan Kelopak, Jakarta, halaman 69 – 71.

Ormeling, F.J. 1955. The Timor Problem – A Geographical Interpretation of An Underdeveloped Island. Thesis. Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.

*)Penulis adalah Guru Besar di Fakultas Peternakan, Undana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun