Mohon tunggu...
Pramono Sekti
Pramono Sekti Mohon Tunggu... -

Pecinta blog, wayang kulit, filsafat dan politik. Menempuh study di Amerika Serikat dan berharap dapat mengobati kerinduan dengan melirik liputan nasional dan membuka wawasan melalui kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang dalam Dimensi Rasionalitas

2 Mei 2010   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Disadari atau tidak,wayang sebagai bentuk kebudayaan secara khas yang merupakan buah dari cipta,rasa dan karsa adalah suatu bentuk struktural kompleks sebuah pemikiran manusia yang agung,estetis dan RASIONAL.
Bukan hanya sekadar nilai tontonan dan tuntunan saja yang bisa kita petik dari segi budaya yang satu ini.
Bukan hanya itu.
Kajian wayang adalah kajian multi dimensional yang saling berabstraksi satu sama lain membentuk sebuah kesatuan cerita yang sarat kebajikan dan membangun pola pemikiran secara LOGIS.

Mungkin sampai saat anda membaca kalimat di atas,anda terus bertanya dimankah letak pemikiran yang logis dan rasional itu?

Mari kami tunjukkan pada anda beberapa Teori ilmiah yg terkandung dalam cerita wayang.

Jauh sebelum GREGOR MENDEL, Bapak Genetika dunia mencetuskan teori genetikanya tentang Genotip dan Fenotip, dalam cerita pewayangan sudah terlebih dahulu menunjukan Teori tersebut dengan bahasa yang amat halus dan contoh yang konkrit serta penjelasannya secara sistematis.

Apa buktinya?

mari kita tilik dalam cerita Ramayanana bahwa dewi Sukesi dan begawan Wisrawa melahirkan 3 putra RAKSASA dan 1 putra berwujud MANUSIA.
Putra raksasa adalah akibat gen dominan dari dewi Sukesi yang memang keturunan raksasa dan putra manusia adalah akibat gen resesif begawan Wisrawa yang memang berwujud manusia.

begitu pun yang terjadi pada Mahabarata
yaitu pada Prabu Salya yang berputrakan 1 RAKSASA dan 3 MANUSIA

dan masih banyak contoh ilmiah yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun