Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Indonesia (Ternyata) Paling Egois Sedunia!

3 Maret 2013   09:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:24 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu, waktu masih kecil - tepatnya pas sekolah di SD - nyaris setiap hari, saya dicekoki kalimat-kalimat mulia tentang Indonesia. Sampai sekarang, kalimat mulia itu masih berbekas di hati dan kepala. Sebagian tetap dipercaya kemuliaannya, sebagian hancur lebur dikalahkan fakta yang terus berkembang dan berubah.

Kata guru saya dulu, orang Indonesia adalah manusia-manusia ramah tamah dan murah senyum. Dibandingkan dengan negara lain, orang Indonesia lebih ramah dan lebih murah senyum. Fakta itu valid sampai sekarang. Sejumlah survey yang dilakukan oleh lembaga di negara lain, menunjukkan bahwa orang Indonesia memang hebat dalam hal ramah dan senyuman.

Kata guru saya lagi, orang Indonesia itu suka gotong royong dan tidak individualistis. Antar tetangga saling mengenal dan peduli kepada sesama. Kalimat-kalimat mulia iniah yang mulai berubah. Saya mulai mempertanyakan kevalidan fakta itu. Siapa bilang orang Indonesia suka gotong royong dan tidak individualistis? Individual bolehlah disebut dengan kata ganti egois, biar lebih pendek dan mudah diingat.

Berikut ini fakta-fakta yang membuat saya memutuskan menyebut orang Indonesia ternyata lebih egois dibanding orang-orang di negara yang katanya individualis.

1. Politik. Lihatlah di khasanah politik kita. Berapa jumlah partai politik? Buanyak. Beruntung pada pemilu 2014 ini, hanya 10 parpol yang diloloskan. Tepuk tangan buat KPU. Para politisi kita ternyata amat individualis, amat egois. Lihat saja para petingginya. Begitu kecewa dengan partainya, mereka keluar lalu membuat partai baru. Mentang-mentang punya uang dan pengikut, dengan mudah mereka membuat parpol. Malah ada juga yang tidak punya uang dan tidak punya pengikut, tetap bikin parpol baru. Egois. Kenapa tidak Anda majukan parpol lama Anda? Kalau Anda tidak bisa mengubah parpol Anda, bagaimana mau mengubah Indonesia yang lebih beragam? Kok malah bikin parpol baru!? Egois.

Bandingkan dengan negara yang - katanya - paling egois, Amerika Serikat. Berapa jumlah parpol di sana? Hanya 2. Aturannya sudah begitu sejak lama dan tidak ada kekuatan - egois - apapun yang bisa mengubah aturan itu. Saya yakin banyak orang Amerika yang lebih kuat, kaya dan punya banyak pengikut dibanding orang Indonesia. Kalau mereka mau dan egois, mereka bisa membuat parpol baru. Tapi kok mereka tidak ya? Tanya kenapa?

2. Olahraga. Tolong sebutkan prestasi olahraga Indonesia! Chris Johnm juara dunia tinju WBC 17 kali. Hebat. Utut Adianto, grand master catur kebanggaan kita. Hebat. Bridge, juara juga. Paralayang, kita punya juara dunia. Angkat besi juga hebat. Bulutangkis? Ya, kita dulu punya banyak juara dunia.  Tapi ternyata, kehebatan olahraga kita lebih banyak dipersembahkan oleh atlet perseorangan. Hanya sedikit yang kelompok atau beregu. Kalau boleh dikatakan tidak ada. Ternyata, untuk kelompok atau beregu, apalagi permainan yang harus memperlihatkan kerjasama antar individu, kita memble. Mana prestasi bola voli, basket, polo air? Sepakbola? Tidak usah ditanya deh. Hal ini membuktikan bahwa kita memang sulit bekerja sama, karena punya sifat laten - EGOIS.

Ah, tapi kalau kembali ke kampung, saya masih cukup gembira. Di sana mereka masih suka gotong royong. Tapi apalah kekuatan orang kampung? Bukankah kekuatan dan kekuasaan berada di tangan orang-orang pintar? Orang kota? Sayang sekali, mereka sudah berubah menjadi manusia-manusia EGOIS.

Kalau mau Indonesia maju lebih cepat, sifat terlalu egois itu harus dilenyapkan.

Yuuuk....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun