Sekilas AirAsia AirAsia pada awalnya dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien dan tidak baik yang di lakukan Pemerintah Malaysia, maka mereka mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Hal ini membuat keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasionalnya, namun seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes melihat ini suatu peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki manajemen AirAsia. Lalu dia membeli Air Asia dengan harga 1 Ringgit kepada Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001. Kemudian Datuk Tony Fernandes melakukan pembenahan manajemen AirAsia dengan armada sebanyak 20Â unit pesawat Boeing 737-300. Dengan harga yang lebih murah di bandingkan harga Malaysia Airlines. Konsep AirAsia adalah penerbangan yang berbiaya rendah ( low cost ) dengan mengurangi hal-hal yang meningkatkan biaya seperti :
- Tiket dipesan melalui internet atau dibeli ke counter dengan bentuk tiket selembar kertas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemborosan yang selama ini dilakukan, dimana tiket menggunakan kertas yang bagus dan jumlah lembarannya hampir 5 lembar. Dengan tiket selembar kertas, maka pemborosan biaya dapat dilakukan.
- Mengurangi biaya dengan tidak menyediakan menu makanan atau minuman bagi penerbangan yang membutuhkan waktu paling lama 2 jam. Dengan pengurangan penyediaan makanan, diharapkan dapat mengurangi biaya yang di bebankan kepada penumpang.
- Mengurangi penerbangan dari satu daerah ke daerah atau dari satu negara ke negara lain menggunakan transit. Kalau setiap penerbangan transit, maka biaya pemakaian airport akan di bebankan sangat besar. Untuk itu, mereka berusaha setiap penerbangan tidak ada transit dan langsung ke tempat tujuan.
- Counter tiket pesawat sangat sedikit dan biasanya pesanan tiket melalui media internet. Hal ini dilakukan agar sedikit mempergunakan tenaga kerja seperti ticketing dan penjaga counter, sehingga pembebanan biaya tenaga kerja dapat diminimalkan.
Hal ini berhasil, membuat AirAsia menjadi salah satu penerbangan yang terbesar di Malaysia dan terbaik di Asia pada saat ini. AirAsia Indonesia Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR; Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Indonesia AirAsia adalah rekan maskapai AirAsia, maskapai penerbangan berbiaya rendah dari Malaysia, di Indonesia. Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT. AWAIR International. Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada tahun 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di sektor penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun kemudian. Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti nama menjadi PT. Indonesia AirAsia. Strategi Harga Murah AirAsia Kita sering mendengar iklan di TV atau media lain bahkan jika kita lihat di internet, harga yang ditawarkan AirAsia adalah sangat murah. Seperti harga dari Medan ke Jakarta dengan harga Rp. 50.000,- pulang pergi atau ada penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Hal ini dapat dipesan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Bisa saja pemesanan dapat dilakukan 1 bulan, 3 bulan bahkan ada juga 6 bulan sebelumnya. Yang menjadi pertanyaan saya, " Kenapa AirAsia dapat melakukan penjualan tiket penerbangan dengan harga yang sangat rendah, apakah mereka tidak rugi..?" Ternyata hal tersebut di lakukan AirAsia baik itu Malaysia, Indonesia, Singapura dan Thailand sebagai berikut : Biasanya tiket murah yang dikeluarkan AirAsia seperti di Indonesia adalah penerbangan pada malam hari, bisa saja penerbangan jam 9.00 atau 11.00 malam. Pada saat jam ini adalah penerbangan terakhir mereka pada hari itu, sehingga dengan ada atau tidak penumpang, mereka harus kembali ke hangar pusat mereka. Seperti contoh : penerbangan Medan- Jakarta dengan harga murah, karena bagaimanapun pesawat tersebut harus kembali ke Jakarta dengan penumpang atau tidak ada penumpang sama sekali, setelah mengantarkan penumpang ke Medan. Daripada tidak ada penumpang untuk kembali ke Jakarta, maka mereka menarik minat konsumen dengan penawaran harga yang murah pada malam hari. Hal ini dilakukan karena, pada malam hari jarang penumpang berminat untuk menaiki penerbangangan pada malam hari tersebut. Dengan adanya penawaran tiket murah tersebut, maka penumpang berminat untuk membeli melalui internet dan dipesan beberapa bulan sebelum penerbangan, sehingga pesawat kembali dengan memperoleh penghasilan yang walaupun tidak besar, tetapi paling tidak dapat sedikit menutupi biaya operasional pesawat tersebut untuk kembali ke hangar Jakarta. Sejak strategi low cost AirAsia dikeluarkan, banyak penerbangan terutama di Indonesia mengikuti jejaknya dengan pengurangan ongkos tikcet penerbangan. Tetapi penerbangan murah pada malam hari, sampai saat ini belum ada penerbangan lain yang mengikutinya...kenapa?????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H