RELA GUSTI AYU (131810201075)
BIOGRAFI: YASA PARAMITA SINGGIH
Yasa Paramita Singgih adalah seorang pengusaha muda yang lahir di Bekasi 23 April 1995, Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Ia lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih, dan sering muncul diberbagai media cetak dan digital sebagai pengusaha muda dibawah usia 20 tahun. Walaupun terbilang masih muda tetapi Yasasudah punya penghasilan sendiri. Yasa Singgih, baru berusia 18 tahun. Tapi ia sudah bisa menghasilkan pendapatan sendiri dari hasil bisnisnya. Setelah jatuh bangun dalam berbisnis kini Yasa sukses menjalani tiga usahanya dengan keuntungan miliaran rupiah.
Ia lahir di keluarga yang sederhana membuatnya menghargai kerja keras. Yasa menyelesaikan pendidikannya SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta. Dia layaknya anak biasa yang masih suka bermain dan meminta uang jajan. Yang berbeda padanya hanyalah kasih sayang keluarga.
Sebenarnya walaupun sudah berhasil diusia 18 tahun ini, bukan berati kesuksesannya datang begitu saja, tetapi Yasa harus banyak mengalami kegagalan-kegagalan yang harus ia lalui. Pertama kali memulai bisnis ketika berusia 15 tahun ketika ia masih kelas 3 SMP pada saat itu ia mulai terjun dalam dunia bisnis dikarenakan kondisinya yang kepepet yaitu ketika ibunya menderita sakit. Dan disitu ia mendapatkan sebuah titik balik, jadi mau tidak mau bagaimana caranya supanyaia bisa bisa mempunyai penghasilan sendiri. Bukannya usaha yang baik untuk anak diusia 15 tahun, Yasa harus membawakan acara sebuah merek rokok yang diperuntukan untuk usia 18 tahun keatas. Tetapi baginya semua pasti ada hikmahnya selain melatih mental, ia juga terdorong untuk berbisnis lebih baik untuk kedepannya.
Setelah kontrak sebagai pembawa acara selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni, tapi saying bisnis itu harus gagal ditengah jalan setelah enam bulan. Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik ayahnya). Akhirnya ia mulai melirik ke bisnis kaos. Namun bisnis kaosnya ini juga sering gagal beberapa kali. Berkat semangat dan kenyakinannya, baru selanjutnya bisnis kaosnya kali ini bisa berhasil. Bisnis pertama yang ia lakoni pertama kali ini tidak memakai modal ataupun meminta kepada orang tua karena Yasa pinjam barang orang, alias bayarnya mundur. Setelah barangnya laku baru kita bayar ke suplyer (pemasok), sehingga saat itu bisa dibilang tidak memakai modal dan berbekal kepepet.
Singkat cerita ia menemui tiga orang yang ahli aplikasi desain. Dia yang tidak bisa mendesain, mulai berguru selama 7 hari. Hasilnya, ia masih tidak bisa sama sekali hingga hari terakhir desainnya harus dikirim. ia benar terdesak atau kepepet dan memutuskan menggunakan Microsoft Word untuk mendesain. Akhirnya ia pun mengirimkan sebuah desain yaitu gambar Ir. Soekarno.
Setelah dua minggu kaosnya jadi, dia segera menjual kasonya dan hanya laku terjual 2 buah saja. Dari dua kaonya, satu kaosnya dibeli oleh ibunya sendiri karena kasihan. Dan lucunya, dia merasa semuanya menarik dan perasaan kepepet itu semakin jadi. Lalu ia mulai bertekat dan ia pun akhirnya berlari ke Tanah Abang untuk membeli selusin kaos yang menghabiskan uang sampai 4 juta. Dia harus bersusah payah membawa kaos- kaos tersebut, melewati ribuan penjual dan pembeli yang tumpah jadi satu di sana. Sesampainya dirumah Yasa merasa terkejut sendiri dengan apa yang ia lakukan dengan keputusannya membeli banyak barang, sehingga Yasa harus memutar otak lagi bagaimana semua ini harus terjual kembali atau harus rugi besar-besaran. Beberapa kali menawarkan ditambah rasa percaya diri, ia mulai menjual produknya tanpa ada marketing khusus atau brand tersendiri. Lama kelamaan dalam satu bulan Yasa berhasil menutup modalnya dan mulai mencari cara menjual produknya sendiri.
Dua kali bisnis kaos yang bermodal kepepet, Yasa mulai merencanakan bisnisnya secara matang- matang. Dia membuka sebuah bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi", sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses besar ditambah dengan namanya yang dikenal. Dari bisnis kaos, karena ia pernah diwawancarai oleh majalah entrepreneur besar di Indonesia. Bisnis lainnya setelah sukses dalam bidang kuliner kini Yasa mulai bisnis baru yaitu membuka toko online "Men's Republic”. "Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis non- formal untuk para pengusaha muda. Dia berbisnis dengan kepercayaan bahwa usia muda haruslah dimanfaatkan baik- baik. Karena menurut Yasa menjadi seorang pengusaha itu sebenarnya latihan pikiran atau latihan beban untuk pikiran kita. Jadi, kalau kita mulai usaha sejak muda itu ada banyak sekali pengalaman yang bisa kita dapatkan.
Yasa merupakan sosok yang sangat menginspirasi di sosila media seperti Twitter dan juga Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder. Berikut beberapa Twitternya yang mampu memotivasi banya orang. Jadi, just do it, itu aja! Jangan takut untuk mulai usaha, pasti nanti akan ketemu jalannya. Menurutnya, Melangkah adalah yg pertama, menyempurnakan adalah yg berikutnya. Dan seiring berjalannya waktu dan kerja keras akhirnya ia mempunyai brand sendiri dan website.
Yang membuat saya tertarik untuk mengambil seorang Yasa Singgis sebagai salah satu pengusaha yang sukses, karena Yasa memberikan motivasi kepada para remaja diluar sana bahwa usia muda harus benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan keyakinannya bahwa jika ia berani bermimpi maka ia akan dapat melakukannya. Ketika ia menuliskan tahun 2012, Men's Republic harus masuk majalah, salah satunya Elshinta, dan akhirnya AgustusMen's Republic diliput Majalah Elshinta. Perlu di ketahui bahwa omset kosnya dalam satu bulan mencapai 30 juta. dan satu lagi pesan dari Yasa kepada para calon pengusaha: Jangan pernah remehin kekuatan sebuah impian, kekuatan sebuah kata-kata dan kekuatan bakti anak buat orang tuanya. Hidup ini singkat, jika hari ini adalah hari terakhir kita di dunia. Ingin seperti apa kitadikenang? Hidup ini singkat, jika hari ini adalah hari terakhir kita di dunia. Apa yg kita tinggalkan buat orang-orang yg kita sayang? Bergerak! Mendingan susah dan berdarah2 pas masih muda daripada pas udah tua..
Tua itu pasti, dewasa itu pilihan, tapi jadi pengusaha itu keputusan. FIGHT!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI