Mohon tunggu...
nur taufik
nur taufik Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Guru menggambar sanggar lukis anak Menyukai menulis menyukai Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Dekat Pameran Lukisan Wayang Beber

30 Maret 2013   07:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:00 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1364602641101145104
1364602641101145104
Mengunjungi pameran lukisan wayang beber ini berbeda dengan mengunjungi  pameran lukisan yang lain karena setiap pengunjung akan dapat buku yang berjudul WAYANG BEBER ANTARA INSPIRASI DAN TRANSFORMASI, Lumayan tebal halamannya nyampai 129. Pameran yang berlangsung akhir Maret 2013 ini mempunyai peranan penting sekali untuk memperkenalkan warisan Kebudayaan Tradisional  yang telah hilang yaitu WAYANG BEBER. Perupa pameran wayang beber ini adalah : Ahmad Tri Saktiawan, Aklis Nuryadin,Faris Wibisono,Hermin Istrianingsih,Herjaka HS,Ima Novilasari,Indiria Maharsi Msn,Joko Wiyono,Djoko Sriyono,Khambali,Kuntadi Wasi Darmojo,Nasirun,Pudjiyanto,Ratri Dewi Ramadhani,Slamet Riadi,Terra Bajraghosa. Balai Soedjatmiko yang berada ditengah kota ini sangat berjasa dalam pameran ini karena ikut membantu membangun kembali semangat untuk mengenal Kebudayaan Tradisional meski hanya dalam bentuk Pameran seni rupa wayang beber. Mungkin masyarakat telah lupa atau tidak kenal dengan wayang beber yang tinggal kenangan ini. Dengan Buku yang diberikan pengunjung sangat membantu sekali untuk mengetahui bagaimana dan apa Wayang Beber. Mengapa Wayang beber sampai hilang di tempat kelahirannya sendiri? jaman dulu sama fungsinya wayang beber dan wayang kulit sebagai salah satu sarana hiburan kerajaan. Namun dalam perkembangannya dari masa ke masa ternyata wayang kulit masih menarik untuk pertunjukan di masyarakat umum sehingga peminatnya masih banyak. INGIN TAHU APA ITU WAYANG BEBER Lain dengan wayang  kulit, bentuk wayang beber merupakan gambar-gambar wayang yang di sungging ( diukir) di atas gulungan dilancang yaitu sebuah kertas yang dibuat dari serat kayu. Dalam satu gulungan berisi adegan yang terdiri beberapa tokoh. Kanankiri gulungan dapit kayu buat kunci. Bila akan pentas cukup direntangkan ( bhs jawa: dibeberkan ). Arena pentasnya bisa pohon pisang atau kayu yang dilubangi. Dalam membawakan cerita, Dalang membawa alat penunjuk untuk menunjukkan tokoh yang diceritakan. Dari cara pentasnya ini maka dikenal WAYANG BEBER. Wayang beber berkembang di abad XII dan telah kehilangan pamornya sekitar abad XV , saat munculnya penciptaan wayang baru pada jaman Kerajaan Demak. Pencipta wayang-wayang  baru ini adalan Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Wayang yang diciptakan para sunan sudah memakai kulit hewan dan bukan gulungan lagi. Wayang-wayang itu akhirnya dikenal sebagai WAYANG KULIT atau WAYANG PURWO. Dari cara pementasannya sangat menarik wayang kulit sehingga perlahan-lahan para abdi keraton mulai meninggalkan wayang beber. Tetapi sejarah membuktikan bahwa wayang beber merupakan cikal bakal tumbuhnya wayang sampai sekarang. Wayang sepertinya tidak bisa lepas dengan seni rupa , seperti wayang beber yang selalu menampilkan karya lukis dalam setiap pentasnya. Karya rupa yang dipamerkan ini sebagai bentuk transformasi visual wayang beber meski dalam karyanya sudah mengalami transformasi zaman, namun ada yang yang masih klasik dan beberapa karya rupa wayang bebernya sudah ekplorasi baru. Bagaimanapun Lukisan – lukisan wayang beber ini saya anggap menjadi sebuah karya rupa yang lebih berbudaya Nasional bahkan menurut saya setingkat dengan batik. Semangat berkesenian berkarya rupa wayang beber  adalah sama halnya semangat nasionalisme karena dalam tujuannya turut membantu melestarikan wayang beber sebagai proses mata rantai kebudayaan nasonal. Silahkan perupa wayang beber berkarya terus , karya anda menambah aneka Kesenian Budaya Nasional . karya anda ditunggu, karya anda menjadi karakter bangsa ini sebagai bangsa yang berbudaya. 30 Maret 2013 Kunjungan dan cuplikan sebagian isi buku Wayang beber antara inspirasi dan transformasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun