Mohon tunggu...
Nailun Izzati
Nailun Izzati Mohon Tunggu... -

Trouble is your best friend. It make you stronger and more understanding about life.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Perkembangan Metode Penelitian Kualitatif

4 Maret 2015   22:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:10 5444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Berdasarkan fakta sejarah, perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari penelitian. Bahkan mungkin suatu ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang tanpa penelitian. Ilmu pengetahuan pada hakikatnya merupakan akumulasi dari penemuan atau penelitian.

Metodologi berguna sebagai alat mendapatkan suatu data dalam sebuah penelitian. Dalam arti luas metodologi berarti proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang dipakai dalam mendekati persoalan atau fakta.

Banyak penulis yang melacak asal-usul metode kualitatif bahwa itu bermula dari kajian Frederick LePlay tentang keluarga-keluarga dan masyarakat Eropa abad 19. Beberapa penulis, sebenarnya berargumentasi bahwa riset LePlay merupakan permulaan dri sebuah riset sosiologi yang ilmiah.

Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, metode kualitatif dikerjakan dalam bidang antropologi khususnya di Eropa dan Amerika. Mengapa metode kualitatif lebih banyak digunakan oleh kajian antropologi? Ilmuwan antropologi berbeda dengan ilmuwan social lainnya. Mereka tidak bisa menerapkan metode-metode kuisioner atau analaisa demografi dalam riset atau studi mereka tentang masyarakat primitive. Berbeda dengan ilmuwan social seperti ssosiologi yang umumnya telah mengenal subyek risetnya, yaitu masyarakat dan kehidupan sehariharinya,ilmuwan antropologi belum mengenal adat penduduk primitif yang menjadi subyek risetnya, sehingga perhatian utama focus pada kehidupan sehari-hari masyarakat primitive tersebut. Metode kualitatif pertama kali di terapkan dalam sosiologi pada kajian tentang “Chicago School” pada pergantian abad.

Pada periode antara tahun 1920 sampai 1940 para peneliti social telah demikian kenal akrab dengan dokumen-dokumen perorangan dan observasi partisipan. Namun antara tahun 1940 sampai 1950 minat terhadap studi kualitatif menurun sebagai akibat berkembangnya teori-teori positivism dan metode kuantitatif.

Tahun 1960 dan 1970 memperlihatkan adanya kebangkitan kembali dalam penggunaan metode kualitatif. sejumlah karya yang didasarkan atas metode kualitatif meningkat seiring dengan banyaknya esai dan monograf yang membahas tentang metode pengumpulan dan penafsiran data kualitatif.

Referensi:

Bodgan, Robert dan Steven J. Tailor. (1993). Kualitatif: Dasar-dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun