Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

10 Dampak Negatif pada Masyarakat Melemahnya Rupiah

11 September 2015   07:14 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 16257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: kontan.co.id

Pada tanggal 9 September 2015, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Tahap 1.
Sebagai sosiolog, amat berharap kebijakan tersebut bisa meredam terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Akan tetapi, penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah masih terus terjadi. Hari ini (10/9/2015) mata uang Paman Sam bergerak masih di kisaran Rp 14.300. Artinya pelemahan mata uang rupiah masih terus terjadi.
Terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, menimbulkan dampak sepiral ke berbagai sektor terutama yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas.

Setidaknya 10 dampak negatif yang dialami masyarakat, dengan terus melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika

1. Pertumbuhan ekonomi melambat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 mengalami perlambatan, dengan tumbuh sebesar 4,6 persen. Angka ini menurun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 sebesar 4,7 persen.

2. Pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat. PHK terjadi pada industri yang selama ini menggantungkan bahan baku dari impor. Buruh yang di PHK terus meningkat jumlahnya, seiring dengan terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

3. Pengangguran meningkat. Jumlah pencari kerja setiap tahun sekitar 2,5 juta orang. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebelumnya, maka banyak pencari kerja yang masih menganggur, sekarang ditambah lagi dengan buruh yang di PHK.

4. Inflasi bahan pangan meningkat. Meningkatnya inflasi dibidang sembako, sangat terkait erat dengan kebijakan masa lalu yang import minded. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, inflasi sembako setiap tahun mencapai 60 persen.

5. Kemiskinan meningkat. Kalau barang-barang terutama sembako meningkat harganya, penghasilan tidak meningkat bahkan tidak mempunyai penghasilan karena di PHK dan menganggur, maka otomatis kemiskinan meningkat.

6. Daya beli menurun. Konsekuensi logis meningkatnya harga-harga barang terutama sembako dan penghasilan tidak meningkat, bahkan penghasilan hilang karena di PHK dan menganggur, maka otomatis daya beli masyarakat menurun.

7.  Kesejahteraan masyarakat menurun. Dampak spiral selanjutntya ialah menururnnya tingkat kesejahteraan masyarakat (kesmas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun