Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pesawat N250 Mendarat di Museum, Pertanda Matinya Kedirgantaraan Indonesia

23 Agustus 2020   17:35 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:23 2844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat N250 (KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA)

Ketika itu tahun 1995, usia saya baru beranjak 10 Tahun, kebetulan bapak saya berprofesi sebagai seorang guru, jadi tidak terlalu sulit untuk membawa pulang buku pinjaman dari perpustaan tempatnya bekerja. 

Saat tiba di rumah siang itu bapak saya menyerahkan buku yang berjudul "B.J. Habibie Kisah Hidup & Karirnya" sembari berkata, "Bacalah buku ini sampai tuntas" sejurus kemudian beliau berlalu dari hadapan saya dan masuk ke dalam rumah. 

Sebuah buku yang menginspirasi penulis untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dan berjiwa nasionalis terhadap bangsa dan negara. 

Penulis membaca buku tersebut hingga selesai. Dalam buku tersebut melihat sosok B.J. Habibie sebagai seorang yang sangat cerdas melampui kecerdasan rata-rata orang lain pada umumnya.

Beliau berjuang dengan sangat gigih, setelah ditinggalkan oleh ayahnya, tidak pernah patah semangat. Dalam pikiran Habibie, selalu terpatri nasehat dari bapaknya,  "Jadilah seperti air yang menjadi sumber kebahagian bagi orang sekitarnya, di mana ada mata air, di situ ada kehidupan". 

Berkat ketekunan dalam belajar, membuat dirinya muncul sebagai sosok yang cerdas. Singkatnya beliau berhasil kuliah di Jerman, hingga meraih gelar doktor tahun 1965 di bidang spesialisasi konstruksi pesawat terbang.

Tekadnya sangat kuat untuk menciptakan pesawat terbang yang akan menghubungkan antara satu pulau dengan pulau lainnya di Indonesia. 

Saat pulang ke Indonesia beliau bekerja dengan giat, mendedikasikan ilmunya sesuai keahliaannya. Kerja kerasnya membuahkan hasil, dengan berhasil membuat pesawat terbang N250, proses perakitan pesawat ini digagas sekitar 1989, dan diselesaikan pada tahun 1995.

Kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 1995, pesawat N250 mengudara di langit biru tanah air Indonesia, dengan menggunakan landasan Bandara Husein Sastranegara Bandung. 

Membuat rakyat Indonesia berdecak kagum, atas keberhasilan terbang perdana pesawat hasil karya anak bangsa. Sekaligus menjawab keraguan dari pihak yang pesimis akan keberhasilan mengudaranya pesawat tersebut.

Masih segar dalam ingatan saya, melihat peluncuran pesawat N250 melalui layar kaca, terlihat presiden Soeharto terseyum puas sembari mendengarkan penjelasan dari BJ. Habibie. Pesawat tersebut terbang perdana (First Flight) di udara sekitar 55 menit, pesawat yang bisa dikatakan sangat canggih di masanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun