Dari detik.com hari ini (24 Desember 2009), saya membaca adanya pemberian "Srikandi Award bagi 10 bidan terbaik Indonesia". Dijelaskan lebih lanjut, bahwa Srikandi award merupakan apresiasi bagi para bidan yang menjalankan program pembangunan kesehatan yang dijalankan oleh bidan ... dst.
Saya sangat setuju adanya penghargaan kepada para bidan 'super' tersebut. Harapannya, tentu, hal baik, perilaku mulai itu akan diikuti jejaknya oleh bidan-bidan yang lain. Juga, mungkin akan diikuti oleh profesi yang lain.
Hanya satu yang membuat saya kurang 'sreg', yaitu namanya Srikandi. Mengapa menggunakan nama Srikandi. Keberatan saya ada beberapa alasan.
Pertama, nama Srikandi itu berasal dari dunia pewayangan. Artinya bukan dari dunia nyata. Sehingga kehebatannya hanyalah dalam cerita saja.
kedua, kalau toh penggunaan nama itu karena 'saktinya' Srikandi di pewayangan tersebut. Perlu diketahui, bahwa Srikandi itu istri kedua (kalau tidak salah)Â dari Arjuna. Dan, Arjuna itu isterinya banyak sekali.
Jadi usul saya, award itu diberi nama dari tokoh wanita Indonesia, bukan dari tokoh dunia pewayangan, yang nota bene khayalan belaka. Karena para bidan yang memperoleh award, bukankah mereka adalah tokoh nyata.