[caption id="attachment_359133" align="aligncenter" width="525" caption="Tikus Ekor Putih dari Hutan (dok.pri)"][/caption]
Saya yakin anda tahu apa itu masakan Manado. Tapi, apakah anda pencinta kuliner masakan Manado? Ini, sebuah pertanyaan biasa. “Masakan Manado itu pedas banget”. “Tapi, cita rasa rempah-rempahnya nendang lho”. “Enak dimakan banyak orang”. Begitulah komentar orang.
Sesungguhnya masakan Manado identik dengan budaya makan orang Manado. Lho kok bisa? “Bagaimana tidak. Hampir setiap hari ada pesta. Mulai dari pesta kelahiran, ulang tahun, perkawinan, ulang tahun perkawinan, masuk rumah baru, kedukaan, peringatan kematian. Belum pesta-pesta keagamaan, seperti Natalan, Paskahan, ulang tahun gereja, sambut baru, Krisma, Sidi, Kumpulan kaum Bapa dll. Begitulah tradisi dan budaya Manado. Karena itu, rasanya tak ada hari tanpa pesta. Dan setiap pesta selalu tersedia makanan dan minuman khas” kisah Venche Tuwaidan, rekan saya.
Tak ada bedanya Masakan Manado dengan Minahasa Food. Cuma populernya disebut masakan Manado daripada masakan Minahasa. Mungkin karena orang lebih mudah menyebut orang Manado daripada orang Minahasa yang secara geografis tersebar ke seluruh daerah di Sulawesi Utara.
Jenis makanan yang tersaji di setiap pesta. Antara lain, Ayam garo rica,Ayam isi di buluh,Ayam tuturuga,Ayam woku balanga,Babi Garo ( daging babi),Babi Rica (daging babi),Babi Kecap,Babi Rica, Babi Sayur Leilem,Babi Putar, Babi Tore (babi digoreng/panggang),Babi Winongos (Babi Woku Kombi), Bebek Garo (Bumbu RW), RW=Rintek Wuuk (Daging Anjing), Sop Brenebon,Cakalang fufu, Ikan bakar dabu-dabu lilang, Ikan mas woku, Ikan mujair woku, Ikan Nike, Kuah Asam,Kapala Ba' (Kepala Babi), Kawok/Peret Isi di buluh (Tikus), Pampis, Paniki, Pangi isi di buluh, Posana,Perkedel Jagung, Perkedel nike, Rica roa, Rica rodo, Saut , Sayur daun papaya, Sayur Ganemo, Sayur Leilem, Sayur paku isi di buluh, Sayur petsai, Sayur tumis buncis, Sayur tumis kangkon, Telor ikan cakalang woku, Tikus bumbu RW, Tinorangsak (daging babi), Tinutuan (Bubur Manado).
Sedangkan untuk kukis atau makanan riangan tuan rumah biasanya menyediakan Ambal, Apang, Apang coe, Bagea katu, Balapis, Ba pia (temo/kacang), Biapong (ba/temo/unti), Biji-biji (janewer), Binyolos, Bobengka, Bobengka Kakas, Brot goring, Brudel, Cucur, Gula tare', Halua kacang, Halua kanari, Kacang goyang, Katang-katang, Klappertaart, Kolombeng, Kopi-kopi, Koyabu, Kue Kuk, Kue Susen, Kukis daong, Kukis lopi, Lalampa, Lampu-lampu, Nasi jaha, Nogosari, Onde onde, Palabutung, Panada, Pia Ba (daging babi), Pisang kukus, Spetbuff, Wajik.
Untuk teman makan biasanya tuan rumah juga menyediakan minuman seperti Cap tikus ,Pinaraci, Saguer, Cukrik, Saledo. Karena kadar alkoholnya tinggi, tuan rumah tak selalu menyediakannya tergantung permintaan saja.
[caption id="attachment_359134" align="aligncenter" width="525" caption="Wisatawan Tertarik Melihat Ekstrimnya Pasar (dok.pri)"]
Nah, bahan dasar semua makanan itu bisa dibeli di pasar tradisional Tomohon. Maka jangan heran dan terkejut kalau suatu saat anda berkunjung ke pasar “Beriman” Tomohon itu, akan terlihat para penjual aneka macam daging atau “ikang” dalam bahasa daerahnya, seperti Tikus (hutan), Paniki (Kelelawar), Ular (Piton), Anjing, Babi, bahkan kalau beruntung bisa mendapatkan daging Kera, Biawak, Kuskus, atau Kucing.
Pernah suatu ketika teman atau tamu saya ajak ke pasar Tomohon. Pasar ini berada dijalur wisata ke arah agrowisata Rurukan, hutan kota, dan jalur pendakian ke puncak Gunung Mahawu. Wisatawan lebih suka datang pagi-pagi untuk melihat Matahari terbit dari puncak Mahawu. Biasa setelah menikmati sunrise, wisatawan melanjutkan perjalanannya ke pasar untuk melihat betapa unik dan ekstrimnya pasar ini.
[caption id="attachment_359135" align="aligncenter" width="525" caption="Proses Penjualan, Dibantai dulu (dok.pri)"]
Sampai sekarang pasar Tomohon menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang ke kota sejuk Tomohon yang berada di antara kaki Gunung Lokon dan Gunung Mahawu. Salah satu alasannya adalah keunikan pasar Tomohon dengan menjual daging aneka macam binatang yang jarang ditemui di pasar lain. Justru karena keunikkan itulah masyarakat menyebutnya “pasar ekstrim” Tomohon.
Suatu ketika Jokowi blusukan ke pasar Tomohon (10/5/2014) saat kampanye calon presiden, salah satu pedagang menawarkan Tikus hutan (Kawok) kepada Jokowi untuk membelinya dengan harga 20 ribu per ekor. “Dimasak bagaimana itu tikus?” tanya Jokowi. “Dimasak rica Pak” ujar Martje si pedagang daging tikus dengan antusiasnya.
[caption id="attachment_359136" align="aligncenter" width="525" caption="Dibakar supaya bulu halus hilang (dokpri)"]
Wamen Perdagangan RI, Bayu Krisnhamurti, datang ke pasar Tomohon untuk meresmikan salah satu gedung yang digunakan untuk Pasar Segar (4/9/2014), yang menampung jual hasil sayuran, buah-buahan dari para petani di sekitar Tomohon. Wamen sempat berkomentar, “Pasar Segar memang tampak elegan dan bersih, tapi karena menyatu dengan Pasar Beriman, sebaiknya pasar tampak rapi, bersih dan nyaman sehingga mengundang wisatawan dan pembeli datang untuk berbelanja. Tapi penjualan hewan langka sebaiknya dihentikan “ kritik Wamen.
Senada dengan Wamen, seorang wartawan asing mual melihat proses penjualan hewan-hewan langka. Karena pembeli banyak yang suka daging segar, maka tak jarang penjual melakukan proses pembunuhan terlebih dahulu dengan cara dipukul hingga mati (berdarah-darah) lalu dibakar untuk menghilangkan bulu halusnya. Setelah itu baru dipotong-potong dan dijual kiloan kepada pembeli.
Pasar Tomohon semakin menarik untuk diceritakan.Michael Lala, penjual tahu di pasar Tomohon, telah terpilih secara resmi menjadi anggota DPRD Kota Tomohon (2014-2019) dari Gerindra, “meski saya wakil rakyat tapi saya tetap berjualan tahu di pasar karena sudah 7 tahun menjadi mata pencaharian keluarga sejak lama”.
[caption id="attachment_359138" align="aligncenter" width="525" caption="Bagian yang dikritik (dok.pri)"]
Eksistensi “keunikan” pasar Tomohon terancam hilang sejalan dengan munculnya kritikan yang terpublikasikan ke media. Namun demikian, ungkapan seloroh bahwa orang Manado suka makan yang berkaki empat, kecuali kaki meja, sepertinya meluruhkan kritikan itu. Buktinya seiring dengan bertahannya tradisi dan budaya pesta , pasar Tomohon memang ramai sejak pagi-pagikhususnya pada hari Sabtu dan sehari sebelum libur Nasional.
Inilah uniknya pasarku Tomohon. Mohon maaf apabila foto-foto yang dipasang, mengganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H