Apa sih yang terlintas dibenak kalian ketika mendengar wayang? Sudah pernah melihat pertunjukan wayang belum sih? Kapan terakhir kalian menonton pertunjukan wayang itu? Bagaimana ceritanya, seru ngga?Pertanyaan itu silakan kalian isi sendiri dalam hati.
Sebagai salah satu khasanah budaya, wayang adalah salah satu bentuk pertunjukan kesenian Indonesia yang tak lekang oleh jaman. Bahkan Lembaga PBB , UNESCO pun telah menetapkan wayang Indonesia sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur pada tanggal 7 November 2003 lalu.
Selain menjadi ikon kesenian Indonesia , wayang memang mengandung pesan moral didalam setiap cerita yang disampaikannya. Memang dalam perkembangannya wayang terpengaruh oleh budaya Hindu yang mana dibuktikan dalam lakon yang diambil yaitu dari cerita Ramayana dan Mahabarata.
Mengenal Lebih Dekat Wayang Orang
Ada banyak jenis wayang yang berkembang di Indonesia, salah satunya adalah wayang wong atau wayang orang.Tidak seperti wayang lainnya yang biasanya menggunakan boneka, wayang “wong” adalah sebuah pertunjukan wayang yang perannya menggunakan orang sebagai lakon ceritanya.
Adalah Sultan Hamangkurat I yang telah menciptakan Wayang Orang pada tahun 1731.Meski sudah ada dari ratusan tahun yang lalu, pertunjukan ini masih bisa dinikmati dibeberapa tempat seperti wayang orang Barata (di kawasan Pasar Senen, Jakarta), Taman Mini Indonesia Indah, Taman Sriwedari Solo, dan Taman Budaya Raden Saleh Semarang.
Taman Budaya Raden Saleh dan Ngesti Pandowo
Kadang saya heran, karena beberapa teman tak banyak yang tahu tentang TBRS. Bahkan yang lebih miris lagi adalah orang Semarang sendiri yang mengakuinya. TBRS merupakan singkatan dari Taman Budaya Raden Saleh, dimana di tempat ini kalian dapat melihat pertunjukan seni Wayang Orang. Ya, disinilah Wayang Ngesti Pandawa sering mementaskan penampilannya di setiap akhir pekan tepatnya bertempat di Gedung Ki Narto Sabdo.
Saya memang bukan orang Semarang, hanya pendatang yang tidak tahu banyak bagaimana perjalanan Ngesti Pandowo di kota ini sebelumnya. Namun saya yakin, Ngesti Pandowo adalah salah satu pelaku kesenian yang di banggakan dan punya nama besar disini. Seperti yang dilansir pada laman wongngestipandowo.blogspot.com terkait Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1960, Paguyuban WO Ngesti Pandowo pernah memeroleh piagam dari Presiden RI berupa Piagam Penghargaan “Wijaya Kusuma” pada tanggal 17 Agustus 1962 berkat upaya dan kiprah para seniman yang telah menghasilkan karya seni budaya yang ada di Kotamadya Semarang.
Pengalaman Terlibat dalam Pementasan Wayang Orang
Ya, kemarin adalah hari yang tidak akan saya atau kami lupakan. Karena pengalaman memang tidak bisa dibeli melainkan dengan kesempatan. Sebuah kesempatan membahagiakan datang menghampiri saya dan teman-teman yang tergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Kesenian Jawa UNDIP, yaitu berkolaborasi dengan Wayang Orang Ngesti Pandowo. Kami diberi kesempatan untuk menari bedhaya dengan iringan musik gamelan secara langsung. Dan rasanya, megah.
Berada diantara para seniman profesional adalah sebuah pengalaman dan pembelajaran yang tidak dapat dilukiskan. Ngggg...Seneng bangeeeeeet..
Menonton Wayang Tidak Akan Membuat Kalian “Kuno”
Tiba-tiba saya teringat dengan bapak supir taksi yang sewaktu itu mengantarkan saya pulang selepas menonton wayang orang . Dia sempat mencurhakan keherannannya melihat saya sendiri pulang selarut itu untuk melihat wayang. Barangkali baginya, saya adalah sesuatu yang ajaib yang pernah ditemukan, atau bisa jadi yang paling aneh.
Saya memang belum terlalu banyak melihat pertunjukan wayang orang secara langsung, baru dua kali menontonnya di TBRS. Dan kenyataaan yang saya dapat selama dua kali tersebut adalah hanya segelintir anak muda yang datang untuk melihat pemantasan wayang orang. Jika alasanya adalah bahasa yang digunakan (biasanya berbahasa jawa). kalian bisa kok mencari ceritanya terlebih dahulu di mesin pencarian. Setidaknya mengerti alur ceritanya seperti apa. Saya pun tidak begitu pandai berbahasa jawa dan mengandalkan cerita yang saya pahami. Kalian harus merasakan sendiri "mewahnya" pemain wayang orang dalam memainkan perannya.
“Kaum muda gampang jatuh cinta. Tapi mencintai wayang adalah sebuah proses. Begitu jatuh cinta, akan susah putusnya.”- Nanang Hape (Dalang)
Tidak perlu takut, karena menonton wayang tidak akan membuat kalian “kuno”. Yakin sama aku deh!
Terima kasih pengalamannya Ngesti Pandowo, Prof Edi , Bu Ria dan teman-teman semua.
Salam Wayang-an
Listhia H Rahman