Mohon tunggu...
Lisa Andini
Lisa Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan saya Lisa Andini mahasiswa STAI Al - Hamidiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Langkah Awal Pemulihan: Bagaimana Peran Orangtua Mengobati Anak yang Mengalami Trauma akibat Bullying

25 April 2024   01:15 Diperbarui: 25 April 2024   09:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

A. Trauma Bullying 

Trauma akibat bullying adalah dampak psikologis yang timbul ketika seseorang mengalami perlakuan buruk secara terus-menerus dari individu atau sekelompok individu yang lebih kuat secara fisik atau sosial. Trauma ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa yang menjadi korban bullying.

Bullying dapat memiliki dampak yang serius pada kesejahteraan emosional dan mental diantaranya

  • Stres: Anak yang menjadi korban bullying sering kali hidup dalam ketakutan dan kecemasan karena mereka tidak tahu kapan akan diserang atau dilecehkan lagi. Hal ini dapat menyebabkan stres yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.
  • Depresi: Bullying dapat menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai. Jika tidak diatasi, hal ini bisa berkembang menjadi depresi yang serius.
  • Rendah Diri: Korban bullying sering kali mengalami penurunan harga diri dan merasa tidak berharga karena terus-menerus diperlakukan dengan buruk oleh orang lain. Mereka mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak pantas dicintai atau dihormati.
  • Isolasi Sosial: Anak yang menjadi korban bullying mungkin mengisolasi diri dari teman-teman dan keluarga karena mereka merasa malu atau takut untuk berinteraksi. Ini bisa memperburuk masalah sosial dan membuat mereka merasa semakin terisolasi.
  • Masalah Akademik: Dampak psikologis dari bullying dapat mengganggu kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan belajar di sekolah. Mereka mungkin menjadi kurang fokus, absen lebih sering, atau mengalami penurunan dalam hasil akademik mereka.
  • Perilaku Merusak: Beberapa anak yang menjadi korban bullying mungkin mengembangkan perilaku merusak sebagai cara untuk mengatasi perasaan mereka yang negatif. Ini bisa termasuk kecenderungan untuk membalas dendam atau bahkan melakukan kekerasan terhadap diri sendiri.
  • Gangguan Makan dan Tidur: Bullying dapat menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, serta gangguan tidur seperti insomnia atau mimpi buruk.
  • Pikiran Bunuh Diri: Dalam kasus yang ekstrem, anak yang menjadi korban bullying bisa mulai memikirkan bunuh diri sebagai jalan keluar dari situasi yang menyakitkan ini. Ini adalah tanda bahaya yang perlu diperhatikan dengan serius dan mendapatkan bantuan segera.

Semua dampak ini bersama-sama dapat mengganggu perkembangan emosional dan mental anak secara keseluruhan, sehingga penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi anak-anak dari bullying dan memberikan dukungan yang diperlukan jika mereka menjadi korban.

B. Peran orang tua 

Peran orangtua sangat penting dalam membantu anak mengatasi trauma akibat bullying karena mereka adalah sumber dukungan dan keamanan utama bagi anak. Orangtua dapat membantu anak membangun kembali rasa percaya diri dengan memberikan pujian dan pengakuan atas prestasi mereka, mendukung minat dan bakat yang dimiliki anak, serta mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

Orang tua dapat memahami perspektif anak yang mengalami bullying dengan cara

  • Mendengarkan Tanpa Menghakimi: Orangtua perlu memberikan ruang bagi anak untuk berbicara tanpa takut dihakimi atau dinilai atas pengalaman mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati dapat membantu anak merasa didengar dan diperhatikan.
  • Mengajukan Pertanyaan Terbuka: Orangtua dapat mengajukan pertanyaan terbuka kepada anak untuk memahami pengalaman mereka secara lebih mendalam. Bertanya tentang apa yang terjadi, bagaimana mereka merasa, dan apa yang mereka butuhkan bisa membantu orangtua mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang situasi tersebut.
  • Validasi Perasaan: Sangat penting bagi orangtua untuk mengvalidasi perasaan anak. Mengakui bahwa apa yang mereka rasakan adalah nyata dan penting, meskipun mungkin sulit untuk dipahami, dapat membantu anak merasa lebih dihargai dan didukung.
  • Mengenali Dampak Emosional: Orangtua perlu memahami bahwa bullying tidak hanya berdampak pada tubuh fisik anak, tetapi juga emosional dan mental mereka. Mengenali dampak psikologis dari bullying, seperti kecemasan, depresi, atau rendah diri, dapat membantu orangtua memberikan dukungan yang tepat.
  • Memahami Konteks Sekolah dan Sosial: Orangtua perlu memahami konteks di mana bullying terjadi, termasuk dinamika sosial di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Ini dapat membantu orangtua lebih baik dalam menilai situasi dan memberikan saran atau tindakan yang sesuai.
  • Mengenali Tanda-tanda Bahaya: Orangtua perlu memahami tanda-tanda bahaya yang mungkin muncul jika anak mengalami trauma akibat bullying, seperti perubahan perilaku, penurunan prestasi akademik, atau bahkan pemikiran bunuh diri. Ini penting untuk mengambil tindakan segera jika diperlukan.

Dengan memahami perspektif anak yang mengalami bullying, orangtua dapat lebih efektif dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan dan membantu mereka melewati masa pemulihan dengan lebih baik. Ini juga dapat memperkuat hubungan orangtua-anak dan meningkatkan rasa kepercayaan dan keamanan anak dalam mengatasi tantangan yang dihadapinya.

Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati saat anak bercerita tentang pengalaman bullying adalah sangat penting karena hal itu menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka di mana anak merasa didukung dan dihargai. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal ini sangat penting:

  • Membuat Anak Merasa Didengar dan Diperhatikan: Ketika orangtua mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati, anak merasa bahwa pengalaman dan perasaan mereka diakui dan dihargai. Ini membuat mereka merasa lebih didengar dan diperhatikan oleh orangtua mereka, yang penting bagi perkembangan emosional mereka.
  • Memperkuat Hubungan Orangtua-Anak: Ketika orangtua mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati, ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orangtua dan anak. Anak akan merasa bahwa mereka dapat mengandalkan orangtua mereka untuk mendukung mereka dalam situasi sulit, yang memperkuat hubungan percaya dan keintiman.
  • Membantu Anak Merasa Aman: Ketika anak merasa didengar dan diperhatikan oleh orangtua mereka, ini menciptakan perasaan keamanan dan kenyamanan. Mereka tahu bahwa mereka dapat membuka diri dan berbagi pengalaman mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan.
  • Mendorong Komunikasi Terbuka: Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati membuka saluran komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak. Anak akan merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang pengalaman mereka dan meminta bantuan jika diperlukan, yang penting untuk menangani masalah bullying dengan efektif.
  • Mendukung Proses Pemulihan: Ketika anak merasa didukung dan dihargai oleh orangtua mereka, ini membantu mereka merasa lebih kuat dan mampu menghadapi trauma akibat bullying. Mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam mengatasi masalah mereka dan memiliki sumber dukungan yang andal.

Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati, orangtua menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat hubungan dengan anak mereka. Ini adalah langkah penting dalam membantu anak mengatasi trauma akibat bullying dan berkembang secara emosional dan mental dengan lebih baik.

C. Penanganan Bullying 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun